Jakarta –
Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian akan meningkatkan penyaluran KUR tahun 2022 menjadi sebesar Rp 373,17 triliun dengan suku bunga tetap sebesar 6%.
Sebagai penyalur KUR terbesar di Tanah Air, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk merespons positif kebijakan tersebut. Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto mengungkapkan upaya ini merupakan salah satu penopang pertumbuhan UMKM di Indonesia. Perseroan pun telah mempersiapkan infrastruktur dalam kaitan pengembangan UMKM, termasuk KUR.
“BRI menyambut baik alokasi KUR untuk tahun 2022, karena akan memperluas jangkauan bagi pelaku UMKM khususnya nasabah mikro BRI yang sedang berjuang untuk memulihkan usahanya. Selain itu, KUR menjadi salah satu growth engine bagi BRI di tengah kondisi ekonomi yang menantang,” ungkap Catur dalam keterangan tertulis, Kamis (30/12/2021).
Di sisi lain, Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengatakan BRI telah merancang berbagai strategi agar dapat memenuhi target penyaluran KUR di tahun 2022. Ia menyebut BRI saat ini memiliki kapasitas yang cukup untuk memenuhi target penyaluran KUR dari pemerintah.
“Hal tersebut tercermin dari realisasi KUR BRI hingga akhir November 2021 di mana BRI telah menyalurkan KUR senilai Rp 181,39 triliun kepada lebih dari 6 juta nasabah. Angka ini setara dengan 93,02% dibandingkan dengan target penyaluran KUR BRI di tahun ini dengan nilai Rp 195 triliun. Dari sisi sebaran KUR juga meningkat, pada tahun 2019 jangkauan sebaran KUR mencapai 5,4 orang dari 100 orang mendapatkan fasilitas KUR dari BRI, dan pada tahun 2021 meningkat signifikan menjadi rata-rata sebanyak 8,7 dari 100 orang mendapatkan fasilitas KUR dari BRI,” ujar Supari.
Terkait hal ini, Supari mengatakan segmen Mikro BRI di tahun 2022 masih akan menjadi driver pertumbuhan pinjaman BRI. Alokasi KUR, pengembangan Ultra Mikro dan pertumbuhan Kupedes akan menjadi kunci pertumbuhan segmen Mikro.
Secara konsolidasian, hingga akhir September 2021, penyaluran kredit BRI tercatat mencapai Rp 1.026,42 triliun atau tumbuh 9,74% yoy. Adapun salah satu faktor utama penopang pertumbuhan ini adalah penyaluran kredit mikro yang mencapai Rp 464,66 triliun pada akhir September 2021 atau tumbuh 41,32% yoy.
Hal ini, lanjut Supari, menjadikan proporsi kredit mikro BRI mencapai 45,27% dari seluruh total kredit BRI. Selain itu, Supari mengungkapkan dalam penyaluran kredit, BRI telah memiliki business process yang optimal dan sistem yang efisien. Dengan demikian, hal ini mendukung upaya perseroan dalam penyaluran kredit di segmen Mikro, termasuk KUR.
“Efisiensi penyaluran kredit didapatkan BRI melalui digitalisasi, dengan pemanfaatan resources kapabilitas IT dan business model yang sudah teruji saat ini, BRI mampu menjaga bottom line yang solid atau return yang optimal,” pungkas Supari.
(akn/hns)