Jakarta –
Beberapa hari ini layanan Bank Syariah Indonesia (BSI) mengalami gangguan. Menteri BUMN Erick Thohir menyebut ada serangan dan membuat sistem down.
“Tapi saya tahu, saya pantau, pak Dirut dan timnya ada di sana dan terbukti kemarin pagi kalau tidak salah. Itu sistem ATM-nya sudah mulai jalan,” jelas dia.
“Laporannya seperti itu. Tapi kan kembali lebih baik kita cek, jangan sampai dibilang serangan. Tetapi kemarin saya sudah cek dengan tim kami memang ada serangan seperti itu,” kata dia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Erick mengatakan, BSI harus memperkuat sistem IT di internal mereka. Dia menyebut beberapa hari lalu juga telah bertemu dengan Direktur Utama BSI dan berdiskusi membahas sistem IT bank.
“Beliau yang membawa isu, eh tiba-tiba terjadi, ya memang sudah jalannya,” kata dia.
Dia menambahkan terbentuknya BSI merupakan sejarah terbesar di Indonesia karena belum ada bank syariah sebesar BSI. Menurut dia dengan merger yang dilakukan maka BSI naik dari ranking 7 ke ranking 6 dan ditargetkan naik ke peringkat 5.
Menurut dia tak cukup dari keberpihakan dan kinerja yang makin bagus. Tapi dari sisi pelayanan juga harus ditingkatkan. “Saya sudah bikin statement jangan kita di posisi pejabat publik, tapi harus pelayan publik,” ujar dia.
Direktur Utama BSI Hery Gunardi memberi penjelasan. Ia menyebut selama proses normalisasi layanan BSI, di hari Rabu 10 Mei 2023, dugaan serangan siber mulai muncul.
“Pada tanggal 10 Mei 2023 pagi hari, BSI mobile sudah bisa digunakan untuk transaksi oleh nasabah dengan fitur yang lebih lengkap. Kami menemukan ada indikasi dugaan serangan siber sehingga kami perlu lakukan evaluasi dan juga lakukan temporary switch off beberapa channel untuk memastikan sistem kami aman,” katanya dalam konferensi pers di Gedung Wisma Mandiri 1.
Namun terkait dugaan itu, ia menyebut perlu pembuktian lebih lanjut melalui audit dan digital forensik. Dalam hal ini BSI terus berkoordinasi dengan stakeholder terkait.
“Terkait dengan dugaan serangan siber, pada dasarnya perlu pembuktian lebih lanjut melalui audit dan digital forensik. BSI terus berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait baik regulator, OJK, BI, Pemegang saham, stakeholder lain, termasuk juga pemerintah,” bebernya.
Adapun Hery menyebut layanan BSI kembali normal per Kamis, 11 Mei 2023. “Alhamdulillah, pada hari ini 11 Mei, seluruh layanan cabang ATM dan mobile banking sudah kembali normal,” katanya.
“Coba saja kalau teman-teman punya mobile banking coba aja, pasti sudah up layanannya dan dapat digunakan para nasabah untuk lakukan transaksi seperti biasanya,” lanjutnya.
Ia juga menyinggung capex atau belanja modal untuk IT akan naik menjadi Rp 580 miliar. Capex BSI untuk IT di 2022 adalah sebesar Rp 280 miliar.
(kil/eds)