Banyuwangi –
Banyuwangi menangani sampah dengan sistem terintegrasi dari hulu hingga hilir. Bekerja sama dengan BUMN, perbankan Banyuwangi menghadirkan Program YOK KITA GAS (Gerakan Anti Sampah) salah satunya di Pasar Rogojampi.
“Bank Sampah yang mampu mengelola satu ton sampah per harinya ini merupakan inovasi yang bagus. Ini adalah bagian dari penanganan sampah sejak di hulunya,” ungkap Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Rabu (11/10/2023).
Ipuk menegaskan, persoalan sampah jadi salah satu perhatian utama Banyuwangi. Penanganannya tidak cukup hanya dari tumpukan sampah yang telah hanyut di sungai atau menumpuk di pantai, tapi harus digerakkan sejak dari hulu. Seperti sampah ditingkat rumah tangga, pasar dan industri yang merupakan produsen awal sampah.
“Program mengatasi masalah sampah merupakan salah satu concern dari Pemkab Banyuwangi, karenanya kami menyambut baik program ini dan berterima kasih pada BRI yang turut peduli dalam mengatasi masalah sampah di daerah,” ujar Ipuk.
Sebelumnya Pemkab Banyuwangi telah mengoperasikan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Reduce Reuse Recycle (TPST 3R) Balak di Desa Balak, Kecamatan Songgon, merupakan kerjasama dengan pemerintah Norwegia dan korporasi dari Austria. Di atas lahan seluas 1,5 hektar dengan kapasitas 84 ton per Hari.
“Adanya program dari BRI ini sangat berarti untuk mengatasi masalah sampah yang ada di area Kecamatan Rogojampi, khususnya Pasar Rogojampi. Kami berharap program ini nantinya juga akan menjangkau pasar-pasar lainnya di Banyuwangi,” tambah Ipuk.
Memantau langsung pengoperasian bank sampah Pasar Rogojampi, Bupati Ipuk mengunjungi lokasi pengolahan sampah non organik dan organik yang masing-masing diproses menggunakan mesin yang berbeda. Selain itu Bupati Ipuk juga meninjau pengolahan sampah organik dengan metode Maggot Black Soldier Fly (BSF).
Sementara Kepala Cabang BRI Banyuwangi Ashri Agustian menjelaskan, pasar dipilih sebagai lokasi program penyaluran program Yok Kita Gas karena merupakan salah satu pusat aktivitas ekonomi masyarakat yang menghasilkan sampah setiap hari.
“Gerakan ini dimulai dengan edukasi dan sosialisasi kepada 750 pedagang Pasar Rogojampi tentang pentingnya mengelola sampah. Para pedagang diberikan edukasi untuk mampu memilah antara sampah organik dan anorganik,” ujar Ashri.
Sampah yang telah dipilah oleh pedagang akan disetorkan ke Bank Sampah TPST Rogojampi dan dapat menjadi tabungan penambah pendapatan bagi pedagang yang menjadi nasabah Bank Sampah.
“Saat ini sudah ada 45 pedagang yang menjadi nasabah Bank sampah, kami berharap nantinya semua pedagang bisa bergabung,” tandasnya.
Untuk sampah organik akan dikelola dalam bentuk pakan maggot, eco enzym dan pupuk organik. Sedangkan sampah anorganik dijual lagi ke pengepul yang akan diputar untuk menjadi modal usaha bank sampah.
Selama enam bulan beroperasi Bank Sampah TPST Rogojampi telah memproses sebanyak 864 kg sampah organik dan 1.860 kg sampah anorganik per bulan. Sementara itu jumlah reduksi carbon dan metan atas pengelolaan sampah ini sebesar 9,12 kg per bulan untuk metan (CH4) dan reduksi karbon sebanyak 22,57 kg.
Simak Video “Menikmati Kelezatan Bothok Tawon yang Kaya Manfaat, Banyuwangi“
[Gambas:Video 20detik]
(erm/fat)