Bankterkini.com – Harga emas dunia mengalami penurunan pada perdagangan pagi ini. Pada Senin (6/5/2024) pukul 07:01 WIB, harga emas dunia di pasar spot tercatat US$ 2.293,92/troy ons. Turun 0,31% dari penutupan perdagangan akhir pekan lalu dan berada di posisi terendah dalam sepekan terakhir.
Dalam sepekan terakhir, harga emas turun 1,32% secara point-to-point, sementara selama sebulan ke belakang, harga berkurang 2,15%.
Penurunan harga emas terjadi pada perdagangan sebelumnya setelah investor mengamati rilis data ketenagakerjaan di Amerika Serikat (AS). Menurut laporan US Bureau of Labor Statistics, perekonomian AS menciptakan 175.000 lapangan kerja non-pertanian (non-farm payroll) sepanjang April, angka terendah dalam 6 bulan terakhir.
Data ini menciptakan dilema bagi The Fed, di mana ekonomi AS menunjukkan pelemahan namun inflasi masih tinggi. Hal ini membuat penurunan suku bunga acuan oleh Federal Reserve menjadi sulit dilakukan, meskipun data ketenagakerjaan menunjukkan perlambatan aktivitas ekonomi.
Ole Hansen, Head of Commodity Strategy Saxo Bank AS, mengungkapkan, “Data ini akan menciptakan dilema bagi The Fed, di mana ekonomi melemah tetapi inflasi masih tinggi. Koreksi harga emas memberi sinyal bahwa konsolidasi masih akan berlanjut.”
Secara teknikal, harga emas dunia masuk ke dalam zona bearish. Hal ini terlihat dari nilai Relative Strength Index (RSI) sebesar 42,79, yang menandakan aset sedang dalam posisi bearish. Indikator Stochastic RSI juga menempati area jual (short) dengan nilai 34,44, menunjukkan tekanan penurunan yang masih berlanjut.
Target support terdekat berada di US$ 2.287/troy ons. Jika level ini tertembus, maka target selanjutnya adalah US$ 2.280/troy ons. Sementara itu, target resisten terdekat terletak di US$ 2.298/troy ons. Penembusan di level ini dapat membawa harga emas naik menuju US$ 2.306/troy ons.
Secara keseluruhan, penurunan harga emas dunia pada perdagangan pagi ini tercermin dari faktor-faktor fundamental seperti data ketenagakerjaan AS yang menunjukkan perlambatan ekonomi namun masih diiringi oleh inflasi yang tinggi.
Dengan kondisi teknikal yang menunjukkan masuknya harga emas dunia ke dalam zona bearish, para pelaku pasar diharapkan untuk tetap waspada terhadap potensi pergerakan harga yang lebih lanjut. Meskipun demikian, dengan tingginya ketidakpastian di pasar global dan keputusan kebijakan moneter bank sentral yang akan datang, prospek harga emas ke depan tetap menjadi subjek perdebatan dan perhatian yang perlu dipantau dengan cermat oleh para investor.
Baca juga: Keputusan The Fed: Federal Reserve Pertahankan Rencana Pengurangan Obligasi
Sumber: Bloomberg Technoz