Jakarta –
PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) akan melepas sebagian kepemilikan saham (divestasi) di PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS). Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengungkapkan hal ini merupakan kebijakan dari Kementerian BUMN.
Hery mengatakan kemungkinan 15% akan dilepas oleh BRI dan 5% akan dilepas BNI. “Oleh Kementerian BUMN ini sudah diputuskan bahwa mungkin BRI yang 15% itu akan didivest dan sebagian juga dari BNI 5% mungkin akan didivestasi,” kata Hery dalam Ngopi BUMN, di Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (22/6/2023).
Dia menyebut saat ini pihaknya masih menjajaki investor yang akan masuk ke BSI. Hery menyebut ada peluang besar juga untuk BSI menggandeng investor asing.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Hery mencontohkan BSI bisa saja menggandeng investor dari Arab Saudi. Hal itu akan memudahkan perusahaan membuka cabang di Mekkah, Madinah, hingga Riyadh untuk melayani kebutuhan nasabah selama ibadah haji dari Indonesia.
“Tujuannya mencari strategic investor yang mathcing sama bisnisnya dan sinergi BSI. Saat ini memang belum ada keputusan, artinya masih dalam penjajakan dijajaki mana yang memungkinkan, memberikan sinergi antara bank tadi yang strategic investor tadi dengan BSI misalnya dari sisi teknologi mereka mungkin lebih advance kita bisa gunakan itu akses ke pasar keuangan,” jelasnya.
Sebelumnya, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengungkapkan BSI akan mencari investor strategis. Jika sudah ada investor strategis maka posisi pemegang saham sebelumnya yaitu BRI dan BNI akan digantikan.
Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo mengungkapkan saat ini pemegang saham pengendali (PSP) masih dipegang ole “BSI mau tambah floating lagi. Dari pemegang saham pengendali kan Bank Mandiri dan jadi pengendali selamanya serta ada strategis (investor). (Nantinya) BRI, BNI perlahan akan keluar dari BSI, kita lihat peluang pasar,” ujar dia dalam acara BSI Global Islamic Finance Summit di Ritz Carlton Pacific Place beberapa waktu lalu.
(kil/kil)