Jakarta –
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengungkapkan kelakuan anak-cucu perusahaan pelat merah. Tak jarang anak-cucu BUMN dibentuk untuk menyedot keuntungan holding atau induk perusahaan.
“Kan kadang-kadang begini, holdingnya sehat tapi dibuatlah anak-cucu yang menyedot daripada keuntungan daripada holdingnya,” katanya saat ditemui wartawan di Kementerian BUMN, Rabu (1/12/2021).
Anak-cucu BUMN yang kelakuannya bak lintah yang menyedot darah manusia itu, menurutnya harus dibongkar.
“Nah ini yang harus kita bongkar dan setop dan kurangi, karena supaya apa? kita ingin membuat holding-holding yang kuat dalam menghadapi persaingan pasar, persaingan pasar ketika kita lihat sekarang seperti hari ini supply chains ini sedang ter-disrupsi,” jelasnya.
Erick ingin BUMN tumbuh sebagai perusahaan yang sehat, semakin efisien dan berdaya saing. Dia mencontohkan perusahaan pelat merah di sektor perbankan yang mampu bersaing dengan bank swasta hingga asing.
“Contoh di gruping daripada industri perbankan, ketika ada swasta, asing tetap BUMN sebagai penyeimbang bahkan bisa mengintervensi. Dan kita bisa buktikan di Himbara (Himpunan Bank Milik Negara) ada BRI, ada Mandiri, ada bank syariah sekarang, ada juga Bank BNI,” paparnya.
Pihaknya pun akan terus merampingkan jumlah BUMN termasuk anak-cucu perusahaannya. Hal itu telah dilakukan di beberapa perusahaan.
“Kalau ingat juga BSI itu penggabungan 3 anak perusahaan BUMN. Jadi ini yang kita lakukan, dan apakah sekarang setop? terus kita akan tekan karena inefisiensi ini tidak boleh terus terjadi. Kita harus pastikan juga BUMN sebagai lokomotif yang sehat karena 1/3 dari pada kekuatan ekonomi kita di BUMN,” tambahnya.
Simak juga video ‘Di Depan Jokowi, Erick Thohir Curhat Jadi Menteri BUMN’:
(toy/fdl)