Jakarta –
Wakil Menteri BUMN Rosan Roeslani mengatakan acara business matching ASEAN Indo Pacific Forum (AIPF) sangat diminati investor baik dalam negeri maupun luar negeri. Setidaknya terdapat 185 investor yang hadir di acara tersebut.
“Di Business matching itu dihadiri oleh sekitar kurang-lebih 185 investor internasional dan domestik, beberapa investor yg tercatat itu adalah dari Saudi Arabia-ACWA, kemudian dari Prancis perusahaan energi EDF Energy, Kepco dari Korea (Selatan), ada Ignis dari Spanyol, China Railway Coorporation, ada juga China State Construction Engineering, Siemens juga ada dari Jerman, dari Jepang ada Impact Jetro, ada Kanada-British Columbia dan dari inggris ada Actes,” papar Rosan dalam konferensi pers di JCC, Rabu (6/9/2023).
“Dari Indonesia sendiri ada Astra International, Amman mineral, dan Dian Swastika Sentosa. Dari perbankan international ada Standard Chartered, Sumitomo, Commerce Bank, Multilateral Bank,” tambahnya.
Rosan juga menjelaskan pada acara ini pemerintah telah mempresentasikan sejumlah proyek-proyek strategis BUMN dan Bappenas. Proyek-proyek ini bergerak di sejumlah bidang seperti energi, infrastruktur, hingga pembangunan ekosistem kendaraan listrik.
“Bisa saya sampaikan di sini yang menjadi fokus dari sektor-sektor strategis nasional ada 5 proyek yang melibatkan energi, oil, and gas; 9 proyek yang melibatkan tollroad atau jalan tol; ada 5 proyek yang melibatkan port/pelabuhan; ada 6 proyek yang melibatkan bidang kesehatan atau health; 3 proyek di bidang fetilizer; 10 proyek di bidang infrastruktur; 9 proyek di tourism; dan 3 proyek di EV ekosistem dan value chain,” jelasnya.
Menurutnya salah satu sektor yang paling diminati investor adalah bidang energi terbarukan milik PLN, kemudian mengenai ekosistem baterai kendaraan listrik, dan fintech atau keuangan digital.
“Salah satu yang menarik minat adalah di bidang energi, dekarbonisasi oleh PLN yang mengundang shifting ke EBT itu juga mengundang minatnya tinggi. Kemudian mengenai ekosistem baterai EV juga mengundang yang sangat tinggi. Kemudian banyak yang ingin berpartisipasi dalam digitalisasi terutama karena mereka melihat masih banyaknya potensi dari masyarakat kita yang belum tersentuh oleh formal financing,” ungkap Rosan.
Meski begitu Rosan belum bisa memastikan hasil akhir dari business matching ini mengingat proses ini merupakan pengenalan atas proyek-proyek strategis nasional.
“Memang harapannya ini akan terus memperkuat hubungan tidak hanya ekonomi tapi juga geopolitik di antara negara-negara ASEAN dan tentunya Indo-pasifik,” terang Rosan.
(kil/kil)