Jakarta –
Produk yang dihasilkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) didorong untuk bisa terus berkembang. Pasalnya karya UMKM lokal Indonesia memiliki potensi besar untuk ikut bersaing di pasar global.
Salah satunya yaitu produk kerajinan dari Semomondeezy yang bisa menembus pasar luar negeri. Owner Semomondeezy Mira Lismawati mengatakan keberhasilan tersebut tidak lepas dukungan dari BRI sehingga dia berkesempatan ikut pameran yang digelar di New York pada tahun 2019 dan Jerman.
Selain itu, Mira juga mengikuti program UMKM EXPO(RT) BRILIANPRENEUR 2021 yang digelar oleh BRI. Menurutnya berkat program tersebut Semomondeezy dapat semakin memperluas jangkauan bisnis hingga ke seluruh Indonesia, bahkan luar negeri.
“Dulu belum bisa ekspor, sekarang bisa. Kalau dalam negeri dulu jual di sekitar Jakarta. Sekarang di seluruh Indonesia,” katanya dikutip dari laman YouTube KinosGina.
Mira menjelaskan BRI turut membantu dirinya dalam memilihkan calon pembeli yang cocok sehingga sesuai dengan skala usaha serta kapasitas produksi.
“Misalnya kaya saya, UMKM kecil dan menengah. Nggak mungkin kan dengan buyer yang pesan dua kontainer. Nah di BRI dipertemukan dengan yang cocok, sesuai kapasitas produksi kita,” ujar dia.
Lebih lanjut Mira menjelaskan Semomondeezy telah berdiri sejak tahun 2009. Adapun fokusnya pada produk-produk kerajinan dari bahan daur ulang, seperti botol sampo. Usaha awalnya dibentuk untuk mengisi waktu luang karena saat itu Mira juga bekerja sebagai karyawan swasta.
“Awalnya dari 2009. Cuma iseng-iseng. Dulu saya bekerja, sambil ngantor sambil bikin-bikin (kerajinan). Ini hobi, dari kecil sudah suka bikin aksesori. Terus pas kerja saya nyambi jualan,” terangnya.
Sebagai informasi UMKM EXPO(RT) BRILIANPRENEUR adalah acara tahunan yang sudah digelar BRI dari tahun 2019. Tidak hanya memberikan pendampingan, lewat program tersebut, BRI juga ikut membantu mencarikan calon pembeli dari luar negeri.
UMKM EXPO(RT) BRILIANPRENEUR Tahun 2021 berhasil mempertemukan 163 UMKM dengan 110 pembeli yang berasal dari 31 negara, seperti Amerika Serikat (AS), Uni Eropa, Timur Tengah, Jepang, dan Australia.
Adapun untuk nilai transaksi produk mencapai US$ 72,13 Juta. Angka tersebut melampaui target yang sebesar US$ 65 juta. Jumlah transaksi pembelian produk UMKM ini masih bisa terus meningkat, mengingat penjualan yang masih berlangsung sampai dengan 31 Desember 2021.
(akd/ara)