Jakarta –
Bank Mandiri (BMRI) berhasil melahirkan sejumlah pemimpin di Indonesia, baik di level pemerintahan hingga perusahaan nasional. Sebut saja nama seperti Agus Martowardojo, Royke Tumilaar, Sunarso, Nixon Napitupulu, Didiek Hartantyo, Silvano Rumantir, Pahala Mansury, Kartiko Wirjaatmadja, hingga Budi Gunadi Sadikin.
Tidak mengherankan jika jebolan Bank Mandiri berhasil menduduki jabatan-jabatan penting. Mengingat perusahaan ini kerap meraih gelar sebagai tempat kerja terbaik untuk mengembangkan karier. BMRI juga sempat menduduki peringkat ke 11 Global 2000 Best Employers versi Forbes 2018.
Kepada detikcom, Direktur Kepatuhan dan SDM Bank Mandiri, Agus Dwi Handaya menceritakan resep rahasia yang membuat lulusan Bank Mandiri dilirik berbagai institusi. Menurutnya hal pertama yang dibutuhkan adalah disiplin dalam menjalankan manajemen kepemimpinan.
“Jadi setiap orang di setiap level dia harus mengikuti program leadership. Yang mana program ini kita biasanya kerja sama dengan institusi global, itu sejak pasca kita merger itu sangat disiplin Mandiri buat yang kita sebut dengan leadership pipeline. Jadi orang naik dari satu jabatan ke jabatan ini, musti ada ngikutin program itu. Dan disiplin. Kuncinya di sini adalah disiplin melakukan itu,” ujarnya dalam wawancara khusus bersama detikcom, dikutip Senin (20/11/2023).
Tetapi, kata dia, cara tersebut sudah diterapkan di perusahaan lain. Adapun yang menjadi pembeda adalah dua resep lainnya yang ia klaim sulit ditiru perusahaan lain.
Resep tersebut adalah memiliki pemimpin yang berkarakter dengan jiwa kepemimpinan yang kuat. Menurutnya pemimpin yang berkarakter mampu membawa organisasi menjadi lebih maju.
“Jadi ada menurut saya itu dua faktor yang ini unique di Bank Mandiri, ini agak sulit di-copy paste. Yang pertama gampang mungkin. Ada dua, pertama adalah alhamdulillah Bank Mandiri itu dalam sejarahnya selalu memiliki seorang number one Dirutnya, CEO-nya, yang itu dengan berbagai bahasa punya gesture, punya culture, mindset, karakter, bahwa harus menjadi the best. Harus bisa melahirkan excellent job di bidang apa pun,” jenisnya.
“Ini bukan soal menang atau kalah, tapi ini soal memberikan excellent, yang terbaik. Pernah dulu kami punya leader yang namanya Agus Martowardojo, jadi Gubernur Bank Indonesia. Dia menanamkan kepada kami, tidak ada yang tidak bisa dilakukan orang Bank Mandiri, kecuali menghidupkan orang mati,” lanjutnya.
Oleh karena itu, agar bisa melahirkan talenta seperti Bank Mandiri maka harus menemukan pemimpin yang berkarakter seperti di atas. Menurut Agus, jiwa kepemimpinan tersebut kini juga dimiliki oleh Direktur Utama Bank Mandiri saat ini, Darmawan Junaidi .
Resep lainnya adalah membiasakan diri dengan perubahan dan terus bertransformasi. Ia bercerita dulunya Bank Mandiri merupakan gabungan dari 4 bank, yaitu Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia dan Bank Pembangunan Indonesia.
“Ada satu lagi yang ini juga nggak gampang di copy-paste. Bank Mandiri itu karena kita lahir dari ‘poligami’, merger-nya kan empat, ini Mandiri kan, nikahin empat. Udah poligami nggak ikut KB. Anaknya sekarang 12, anak usaha kami. Tapi sejak dari dulu kan ditanamkan bahwasanya kita harus terus berubah. Mandiri itu itu sampai sekarang dari dulu itu nggak pernah puas bertransformasi. Selalu mencari yang terbaik, terus aja. Terus muter nggak pernah diam, nggak pernah tenang. Apa aja kita perbaiki,” bebernya.
Hal itulah yang kemudian membuat Bank mandiri terbiasa dengan adanya perubahan di struktur organisasinya. Pada akhirnya resep tersebut yang membentuk SDM Bank Mandiri saat ini hingga dipercaya banyak pihak.
“Jadi menurut saya tiga itu (resepnya). Pertama punya program kepemimpinan tapi itu semua orang bisa copy-paste. Tapi kalau organisasi lain mau melahirkan talent seperti Bank Mandiri dua ini. Pertama punya pemimpin yang berkarakter, kedua melakukan transformasi mencari yang the best, terbaik di dalam setiap bidang,” pungkasnya.
(ily/eds)