Jakarta –
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengungkapkan saat ini penyaluran kredit perbankan ke sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) masih di kisaran 20%.
Angka ini jauh lebih kecil dibandingkan dengan negara tetangga. Padahal UMKM merupakan salah satu tulang punggung perekonomian negara.
“Malaysia dan Thailand itu 50% pendanaan banknya ke UMKM, kita hanya 20%. Padahal kita tahu UMKM itu tulang punggung kita,” kata dia dalam acara Orasi Ilmiah ‘Globalization And Digitalization: Strategi BUMN Pasca Pandemi’ yang digelar Universitas Brawijaya, Sabtu (27/11/2021).
Dia menjelaskan karena itu Kementerian BUMN menyatukan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), PNM dan Pegadaian menjadi satu kesatuan yang besar melalui holding.
“Supaya ada mapping dari ultramikro, mikro, SME dan naik ke perusahaan menengah. Kelihatan datanya karena dikonsolidasikan,” ujar dia.
Penyatuan ini turut mengangkat kepercayaan pasar. Karena ketika konsolidasi tiga perusahaan itu tak dibutuhkan penyertaan modal negara (PMN).
“Kita buktikan BRI bisa rights issue Rp 96 triliun adalah rights issue terbesar di Asia Tenggara, nomor 2 di Asia dan nomor 7 di dunia,” jelas dia.
Hal ini juga karena Indonesia memiliki pasar yang luas untuk pengembangan UMKM ini. Menurut Erick dari UMKM ini juga memiliki dampak yang luar biasa.
Misalnya saat ini ada 10,8 juta nasabah Mekar dan ditargetkan bisa mencapai 20 juta. Kredit macet ini mencapai 0,3% dan mampu menciptakan 5,2 juta lapangan kerja baru.
“Jadi datanya dari 5,2 juta nasabah Mekar ini mempekerjakan 1 orang, itu artinya ada 5,2 juta lapangan kerja baru yang dibuka oleh ibu-ibu ultra mikro di desa. Tepuk tangan buat ibu-ibu,” tambah dia.
Untuk mendukung UMKM bank sentral juga telah menerbitkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) terkait Rasio Pembiayaan Inklusif Makroprudensial (RPIM).
Dari aturan ini diharapkan rasio kredit UMKM di perbankan nasional bisa mencapai 45,74%. Dari data BI penyaluran kredit bank ke UMKM mencapai 20,51% atau setara dengan Rp 1.135 triliun. Dari survei BI masih ada 69,5% UMKM yang belum menerima kredit.
(kil/eds)