Jakarta –
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengunjungi almamater sekolahnya di SMPN 49 Jakarta yang menyelenggarakan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah. Dalam kegiatan ini, ia hadir memberi motivasi serta menceritakan kisah hidupnya di hadapan civitas akademika SMPN 49 Jakarta.
Bamsoet menekankan sejumlah sikap yang penting untuk dikedepankan di era sekarang ini, antara lain semangat kerja sama dan kolaborasi. Ia pun menyebut jaringan (networking) merupakan salah satu kunci menghadapi tantangan zaman. Bamsoet menilai keberadaan alumni SMPN 49 Jakarta yang tersebar di berbagai bidang usaha dan pekerjaan dapat menjadi kekuatan sosial serta berpeluang dikembangkan menjadi kekuatan ekonomi.
“Dengan kembali datang ke SMPN 49 Jakarta, mudah-mudahan saya dan para alumni lainnya bisa memperkuat jaringan alumni SMPN 49 Jakarta. Sehingga adik-adik yang kini sedang menempuh pendidikan di SMPN 49 Jakarta bisa mengetahui bahwa selain memiliki guru di sekolah, mereka juga memiliki banyak kakak di luar sekolah,” jelas Bamsoet dalam keterangannya, Senin (11/7/2022).
Sementara itu, kisah hidup yang diceritakan Bamsoet dalam kesempatan ini meliputi motivasi dan sharing pengalaman karier. Bamsoet menceritakan meski dirinya lahir dan besar di lingkungan militer, ia justru memilih berkarier sebagai wartawan.
Kariernya dimulai sebagai reporter di Harian Umum Prioritas pada tahun 1985, kemudian Sekretaris Redaktur majalah Vista pada tahun 1987, hingga akhirnya mendirikan sekaligus menjadi Pemimpin Redaksi majalah Info Bisnis pada tahun 1991.
“Saat menjadi wartawan dan mendapat tugas meliput pembukaan pasar induk Kramat Jati, saya mengetahui dari pedagang bahwa mereka mengambil barang dari Bekasi. Lantas saya menawarkan diri menjadi pemasok mereka. Para pedagang setuju asalkan harganya lebih murah atau sama dengan pemasok lainnya,” papar Bamsoet.
“Dengan menyewa kendaraan pick up, setiap pagi dini hari saya bolak-balik dari Bekasi ke Pasar Induk Kramat Jati. Keuntungan yang didapat juga lumayan. Dari sinilah saya belajar tentang pentingnya memanfaatkan peluang. Memulai usaha tidak harus dimulai dengan modal yang besar, melainkan bisa dengan memanfaatkan peluang yang ada,” sambungnya.
Bamsoet menambahkan kariernya sebagai wartawan memberinya banyak kesempatan bertemu para tokoh hebat, seperti Aburizal Bakrie, Fadel Muhammad dan Agung Laksono. Dari perkenalan itulah akhirnya ia bisa membangun relasi untuk mengembangkan berbagai usaha, hingga akhirnya bisa masuk Partai Golkar
“Saya pertama kali mengikuti Pemilu sebagai calon anggota legislatif di Pemilu 1992 dengan nomor urut 18, Pemilu 1997 dengan nomor urut 8, Pemilu 1999 dengan nomor urut 4, dan Pemilu 2004 dengan nomor urut 2. Dalam keempat Pemilu tersebut, saya belum terpilih menjadi anggota legislatif. Baru pada Pemilu 2009, saya bisa terpilih menjadi anggota DPR RI. Di sinilah saya belajar tentang pentingnya kerja keras dan konsistensi. Yakin usaha sampai, serta proses tidak akan mengkhianati hasil,” cerita Bamsoet.
Bamsoet menekankan berbagai kegagalan yang dihadapinya dalam empat kali Pemilu tersebut (1992, 1997, 1999, dan 2004) justru membawa berkah tersendiri. Sebab ia bisa mengurus dan mengembangkan berbagai bidang usaha untuk membuka banyak lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Ia mengaku ketika terpilih menjadi wakil rakyat dalam Pemilu 2009, dirinya sudah memiliki fondasi finansial yang kuat.
“Saat masuk menjadi anggota DPR RI periode 2009-2014, saya sudah berkomitmen tidak ingin hanya sekadar datang, duduk, dan diam. Melainkan harus konsisten memperjuangkan kepentingan rakyat. Hal ini saya buktikan dengan menjadi salah satu inisiator Pansus Hak Angket Century, yang berhasil membongkar skandal Bank Century yang mengakibatkan kerugian negara mencapai Rp 6,7 triliun. Kemudian saya juga dipercaya menjadi Ketua Komisi III DPR RI, Ketua DPR RI, hingga kini sebagai Ketua MPR RI. Semua itu selain karena dukungan kawan-kawan dan masyarakat, juga tidak lepas dari buah kerja keras dan komitmen tinggi terhadap pengabdian sebagai wakil rakyat,” terangnya.
Sebagai informasi, kegiatan ini turut dihadiri oleh ratusan sivitas akademika yang terdiri dari siswa tahun ajaran baru, siswa aktif tahun ajaran sebelumnya, guru yang masih aktif mengajar, hingga pensiunan mantan guru yang dahulu pernah mengajar Bamsoet dan kawan-kawannya. Hadir pula Camat Kramat Jati Rudi Syahrul, Kepala Sekolah SMPN 49 Jakarta Sumarno, Lurah Kramat Jati Karman, Kepala Satuan Kerja SMPN 49 Jakarta Samkono, serta Danramil Kramat Jati Kapten Asnawi.
Bamsoet mengaku undangan ini menjadi sebuah kehormatan sekaligus kebanggaan bagi dirinya untuk dapat hadir di sekolah tempat dahulu ia belajar dan menimba ilmu pengetahuan.
“Selain berbagi pengetahuan dan motivasi, kunjungan ini juga memberikan kesempatan kepada saya untuk bernostalgia bersama para sahabat SMP lainnya, mengenang kembali berbagai kejadian di masa lalu. Sekaligus bertemu para guru, memohon doa restu serta kembali mengucapkan terima kasih, karena berbagai hal yang saya capai pada hari ini tidak lepas dari didikan para guru di masa lalu,” pungkasnya.
(akn/ega)