Jakarta –
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk menjadi penyumbang laba terbesar bagi Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di tahun 2021. Tercatat pada tahun 2021 laba BUMN tembus Rp 126 triliun atau naik Rp 13 triliun dari 2020.
Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan BRI menjadi BUMN yang mencatatkan laba tertinggi sebesar Rp 32,22 triliun di tahun 2021 atau setara 25,5% dari total laba seluruh BUMN di tahun 2021. Pertumbuhan tersebut disebabkan karena perusahaan plat merah tersebut melakukan sejumlah transformasi.
“Transformasi yang diinisiasi oleh Kementerian BUMN terbukti memberikan dampak positif terhadap BRI dan seluruh perusahaan BUMN secara umum, oleh karenanya transformasi ini akan terus kami perkuat untuk menjaga keberlanjutan bisnis ke depan,” kata Sunarso dalam keterangan tertulis, Sabtu (11/6/2022).
Menurutnya, salah satu penopang laba BRI 2021 yakni pada kinerja kredit dan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh positif disertai dengan penurunan biaya bunga yang signifikan.
“Di saat bersamaan perseroan mampu mengelola portfolio mix dan kualitas aset sehingga dapat meningkatkan yield asset,” katanya.
Ia menjelaskan sebagai bentuk economic value creation pihaknya telah menyetorkan dana sebesar Rp 27,09 triliun kepada negara di 2021 lalu. Dana tersebut terdiri dari pembayaran pajak Rp 20,17 triliun dan pembayaran dividen atas laba tahun baku 2020 senilai Rp 6,92 triliun.
“Apabila ditarik lebih jauh, sejak tahun 2019 hingga 2021 BRI telah menyetorkan pajak dan dividen kepada negara dengan jumlah total mencapai Rp.82,03 triliun,” kata Sunarso.
Lantas untuk di 2022 ini, Sunarso menjelaskan pihaknya telah memiliki empat strategi agar pertumbuhan BRI bisa terus positif. Salah satunya dengan selective growth, BRI berfokus pada sektor yang memiliki potensi tinggi dengan eksposur minimum terhadap gejolak eksternal, yaitu sektor pertanian, industri bahan kimia, serta makanan dan minuman.
“Selain itu BRI akan meneruskan strategi business follow stimulus dengan memfokuskan pertumbuhan berdasarkan stimulus pemerintah untuk membantu penguatan pertumbuhan ekonomi domestik,” ujarnya.
Sunarso memastikan pihaknya akan fokus pada kualitas serta selektif dalam menentukan kelayakan nasabah restrukturisasi dengan cara melakukan sejumlah pertimbangan. BRI pun akan menerapkan soft landing strategy dengan membentuk cadangan yang cukup untuk mengantisipasi terjadinya pemburukan kualitas kredit nasabah restrukturisasi.
Sementara itu untuk menjaga profitabilitas pihaknya akan fokus pada pinjaman dengan high yield tinggi yaitu segmen mikro dan consumer loan serta meningkatkan efisiensi melalui peningkatan dana murah (CASA).
“Dengan penerapan Good Corporate Governance (GCG) yang baik, BRI Group akan terus fokus di segmen UMKM, utamanya mikro dan kemudian dengan cara-cara yang efisien, dan value yang diciptakan harus kembali ke mikro,” tutupnya.
Simak Video “Usaha Telur Ayam Blitar Kini Go Digital“
[Gambas:Video 20detik]
(akn/hns)