Jakarta –
Senin, 8 Mei 2023 menjadi hari yang membuat panik seluruh nasabah Bank Syariah Indonesia (BSI) . Seluruh layanan bank syariah terbesar ini mengalami kendala yang pada awal masalah ini terjadi diklaim terjadi karena sedang melakukan maintenance pada sistem layanannya. Tidak ada keterangan pasti yang disampaikan oleh BSI terkait kendala tersebut, sampai akhirnya pada 10 Mei melalui Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk, Hery Gunardi menyampaikan permohonan maaf dan memastikan upaya normalisasi sistem BSI.
Bukan sekadar layanan digital yang memungkinkan nasabah melakukan self service pada layanan perbankannya yang mengalami kendala, namun juga terjadi pada semua layanan BSI mulai dari layanan offline berbasis office service sampai dengan seluruh layanan online-nya, baik ATM, internet banking, maupun mobile banking-nya. Kendala ini berlangsung sampai 4 hari, dan diklaim sudah kembali normal per tanggal 11 Mei.
Kepanikan ini ditambah dengan beredarnya rumor serangan cyber crime yang dikhawatirkan akan membocorkan data nasabah dan tentunya keamanan dana nasabah. Terkait dengan kekhawatiran ini Corporate Secretary BSI Gunawan A Hartoyo memastikan dana dan data nasabah masih aman selama gangguan terjadi.
Kendala ini tentunya membuat seluruh nasabah loyal BSI yang selama ini menggunakannya sebagai layanan utama transaksi keuangan merasa kecewa. Terlebih bagi masyarakat Aceh, yang pasca penerapan qanun, seluruh layanan keuangan hanya bisa dilayani melalui jasa keuangan syariah. Sebagai bank syariah terbesar dan satu-satunya bank BUMN, maka BSI menjadi pilihan utama transaksi perbankan masyarakat Aceh.
Bukan Satu-Satunya
Kehadiran Bank Syariah Indonesia sebagai bank BUMN satu sisi menjadi angin segar bagi industri keuangan syariah. Dengan kehadiran BSI, target memasuki 10 besar bank nasional dengan aset lebih dari Rp 200 triliun telah terlampaui. Lembaga-lembaga pemerintahan, terutama penerapan qanun Aceh telah menjadikan BSI sebagai rekening transaksi keuangan pemerintah.
Data statistik dari Islamic Finance Development Indicator (IFDI) 2022 menunjukkan, dari sisi aset perbankan syariah masuk pada posisi 10 besar perbankan syariah dunia dengan total aset mencapai 39 miliar USD. Marketshare nasional, berdasarkan data OJK, pasar bank syariah sudah tembus pada angka 7,09. Pencapaian ini, berdasarkan berbagai sumber kurang lebih 40% ditopang dengan kinerja Bank Syariah Indonesia.
Superioritas yang dimiliki BSI telah menjelma menjadi ikon perbankan syariah di Indonesia. Diakui ataupun tidak, ketika kita berbicara BSI, maka kita berbicara perbankan syariah Indonesia, begitu pula sebaliknya. Fakta ini seharusnya menjadi tantangan bagi BSI untuk bisa memberikan pelayanan serta resource yang bersaing dengan layanan perbankan konvensional.
Di sisi lain ikonisasi BSI sebagai representasi bank syariah di Indonesia justru mengkerdilkan institusi industri keuangan syariah itu sendiri. Data statistik Bank Umum Syariah (BUS) saat ini ada 13 BUS yang tersebar di seluruh Indonesia, yang satu di antaranya merupakan bank digital. Dua belas BUS non BUMN yang dengan dukungan layanan dan operasional yang beragam bisa menjadi pilihan untuk melayani transaksi keuangan syariah masyarakat.
Jumlah tersebut masih didukung dengan 20 Unit Usaha Syariah (UUS) yang dimiliki bank konvensional juga menyediakan unit layanan syariahnya. Pilihan menjadi UUS tentunya bisa menjadi pilihan untuk masyarakat yang ingin menikmati layanan syariah dengan standar layanan bank konvensional induknya. Selain itu masih ada 167 BPRS yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Kekuatan tersebut tentunya tidak boleh dipandang sebelah mata, dan didukung untuk tumbuh dan berkembang dalam mendukung ekosistem keuangan syariah. Produk yang beragam, kualitas layanan yang bersaing bisa menjadi pilihan bagi masyarakat untuk bertransaksi secara syariah. Cita-cita perbankan syariah sejak awal berdiri pada 1992 untuk menyediakan layanan keuangan syariah tidak boleh lagi dianggap jadi monopoli perbankan tertentu, namun juga menjadi kerja bersama seluruh industri perbankan syariah dan keuangan syariah secara umumnya.
Simak juga Video: Serangan Geng Ransomware Kembali Hantui Indonesia
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
(mmu/mmu)