BankTerkini.com – Pada perdagangan Selasa, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mengalami penurunan menjelang Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) yang dijadwalkan pada 24-25 April 2024.
Di awal perdagangan Selasa pagi, rupiah mengalami penurunan sebesar 7 poin atau 0,04 persen menjadi Rp16.244 per dolar AS, dibandingkan dengan sebelumnya yang berada pada posisi Rp16.237 per dolar AS.
Menyikapi hal ini, ekonom Bank Mandiri, Reny Eka Putri, menyatakan, “Pelaku pasar menunggu hasil RDG BI untuk memastikan arah kebijakan suku bunga ke depan.” Penurunan ini sejalan dengan ekspektasi pasar terhadap keputusan BI.
Proyeksi Reny Eka Putri menunjukkan bahwa BI kemungkinan akan mempertahankan BI-Rate sebesar 6 persen dalam pengumuman hasil RDG BI pekan ini.
Pelemahan rupiah juga dipengaruhi oleh aliran dana asing yang terus meninggalkan pasar domestik, yang menyebabkan rupiah masih bertahan di atas Rp16.000 per dolar AS. Total dana asing yang telah keluar dari pasar saham dan obligasi dalam negeri mencapai Rp31,3 triliun.
Faktor-faktor eksternal juga turut mempengaruhi pergerakan rupiah belakangan ini, khususnya terkait dengan spekulasi kebijakan suku bunga oleh bank sentral Amerika Serikat (AS), The Fed. Spekulasi ini mengindikasikan bahwa The Fed kemungkinan akan mempertahankan suku bunga tinggi dalam beberapa waktu ke depan, dengan pasar memperkirakan penurunan suku bunga baru akan terjadi pada September 2024.
Dalam konteks perdagangan hari ini, Reny memproyeksikan bahwa rupiah akan bergerak dalam kisaran antara Rp16.194 per dolar AS hingga Rp16.268 per dolar AS.
Meskipun terjadi penurunan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, pelaku pasar diharapkan dapat menunggu dengan cermat hasil RDG BI untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai arah kebijakan selanjutnya dan potensi dampaknya terhadap pasar keuangan domestik.
Terkait dengan kondisi ini, analis pasar mencatat bahwa ketidakpastian terhadap arah kebijakan moneter BI telah menciptakan ketegangan di pasar keuangan domestik. Para investor dan pelaku pasar finansial kini sedang menunggu dengan cermat hasil dari RDG BI yang dijadwalkan berlangsung dalam beberapa hari ke depan. Kebijakan suku bunga BI memiliki dampak yang signifikan terhadap pergerakan mata uang lokal serta prospek investasi di pasar keuangan Indonesia.
Di sisi lain, spekulasi terhadap kebijakan suku bunga The Fed, bank sentral AS, turut memengaruhi sentimen pasar global. Potensi peningkatan suku bunga oleh The Fed telah menjadi perhatian utama para pelaku pasar internasional. Hal ini mengakibatkan tingginya ketidakpastian dan volatilitas di pasar valuta asing, termasuk dalam pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Dengan demikian, harapannya adalah bahwa hasil dari RDG BI nantinya dapat memberikan kejelasan dan kepastian bagi pasar keuangan domestik di tengah gejolak eksternal yang masih berlangsung.
Baca juga: Keputusan The Fed: Federal Reserve Pertahankan Rencana Pengurangan Obligasi
Sumber: Antaranews.