Jakarta –
Menjadi negara maritim, membuat produk hasil laut Indonesia berlimpah. Tak ayal, banyak produk olahan hasil laut yang dibuat oleh pelaku usaha yang ada di Indonesia.
Salah satunya yaitu PT Siger Jaya Abadi, sebuah usaha yang bergerak di bidang olahan hasil laut yaitu rajungan. PT Siger Jaya Abadi mengolah rajungan dan dikemas dalam bentuk kaleng yang langsung bisa disantap.
Direktur Operasional PT Siger Jaya Abadi, Pulung Nugroho mengatakan pihaknya melihat potensi di dunia perikanan khususnya di Indonesia sangatlah besar. Apalagi Indonesia terdiri dari banyak pulau dan 2/3 nya adalah lautan.
“Ini menjadi motivasi kami sebagai PT Siger Jaya Abadi untuk mengolah hasil perikanan khususnya rajungan. Sumber rajungan kami itu, dari Medan, Bangka Belitung, Lampung, Jawa, Kalimatan, dan Papua,” kata Pulung dikutip dari YouTube Bank BRI.
Adapun keunggulan dari rajungan yang diproduksi PT Siger Jaya Abadi menurut Pulung adalah pertama yaitu murni dari alam tanpa ada bahan tambahan, sehingga menjadikan produknya mulai dari rasa hingga tekstur masih sangat otentik.
Pulung menambahkan rajungan tersebut diolah melalui proses pemisahan cangkang dengan dagingnya, kemudian dimasukkan ke dalam kaleng, sehingga bisa langsung disantap. Apalagi, sistem produksi dari PT Siger Jaya Abadi menggunakan sistem pasteurisasi.
“Pasteurisasi itu mempertahankan keaslian dari produk, beda dengan sterilisasi. Pasteurisasi dimulai dari proses pemanasan dengan suhu dan waktu tertentu, dilanjutkan pendinginan dengan suhu dan waktu tertentu juga,” ungkap Pulung.
Pulung menuturkan pihaknya juga bahu membahu untuk mempertahankan kualitas dan mutu serta menjaga ekosistem laut di Indonesia. Dalam proses penangkapan pun, PT Siger Jaya Abadi juga punya prosedur yang wajib dijalankan untuk keberlangsungan dan kelestarian rajungan.
PT Siger Jaya Abadi merupakan salah satu peserta dari program BRILIANPRENEUR yang diberikan oleh Bank BRI kepada para pelaku usaha. Pulung mengungkapkan usai mengikuti program tersebut, penjualan dan juga cakupan pasarnya makin meluas.
“Pertama kami dapat buyer baru, dari Amerika juga ada, dari UK ada, terus dari Asia juga ada, terus dari lokal juga ada. Jadi keuntungan kami mengikuti ajang itu adalah penambahan buyer baik dari dalam maupun luar negeri,” tuturnya.
Tak hanya itu, omzet dari PT Siger Jaya Abadi juga ikut meroket. Direktur Marketing PT Siger Jaya Abadi DS Ardyanto mengatakan BRILIANPRENEUR juga memperluas jejaring pasar ekspor melalui business matching, adanya kurasi yang membuat kepercayaan diri lebih tinggi atas kualitas produk hingga memiliki jejaring dengan perusahaan-perusahaan lain. Omzet dari PT Siger Jaya Abadi juga ikut meroket.
“Saat ini omzet kita $5-7 juta/ tahun. Kita juga punya target omzet $2-3 juta per-bulan pada tahun 2022 ya,” imbuh Adryanto kepada detikcom.
Sebagai informasi, dalam rangka mendukung industri kreatif Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Indonesia menembus pasar global, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI kembali menggelar pameran virtual UMKM EXPO(RT) BRILIANPRENEUR 2021.
Rangkaian acara akan berlangsung pada 1-16 Desember 2021 dengan mengusung tema ‘Dari Indonesia untuk Dunia’. Peserta yang berpartisipasi mencapai 500 UMKM yang telah terpilih melalui serangkaian proses kurasi. Pameran ini pun menjadi bazar virtual terbesar yang selama ini diselenggarakan oleh BRI.
Direktur Utama BRI Sunarso penyelenggaraan UMKM EXPO(RT) BRILIANPRENEUR 2021 ini diharapkan dapat menjadi momentum kebangkitan sektor UMKM sebagai penyokong pertumbuhan ekonomi Indonesia.
“Program BRILIANPRENEUR menjadi salah satu langkah nyata dan komitmen BRI sebagai agent of development untuk turut bertanggung jawab memajukan UMKM Indonesia,” kata Sunarso.
Dalam konferensi pers baru-baru ini, Sunarso juga mengungkapkan proses kurasi dilakukan dengan sangat selektif. Para kurator menilai dari segi kualitas produk, pengemasan, pemasaran, dan lainnya.
“Setiap tahun itu proses kurasi dilakukan dari bulan Januari lho. Dari januari sampai November kurasi itu terus berjalan. Sampai nanti yang dinyatakan lolos bisa ditampilkan di UMKM EXPORT Brilianpreneur di bulan Desember. Setiap tahun dilakukan di Bulan Desember bertepatan dengan Ulang Tahunnya BRI. Artinya apa? Proses seleksinya ketat ini melalui proses kurasi,” kata Sunarso.
Sunarso menjelaskan dalam proses kurasi, BRI tidak hanya melakukan penilaian, tapi juga memberikan masukan-masukan penting untuk pengembangan UMKM yang bersangkutan. Hal ini juga berlaku bagi UMKM yang tak lolos kurasi. Mereka diberikan arahan untuk menyempurnakan produk hingga memperluas jaringan pemasarannya.
“Selama proses kurasi baik yang lolos dan tidak lolos, khususnya ini buat yang tidak lolos akan mendapatkan feedback masukan-masukan, (misalnya) ‘produkmu ini packingnya mesti seperti ini’, untuk memperbaiki ada lho teknologinya jika harus menggunakan teknologi. Dan cara supaya laku di pasar, kamu harus mengikuti selera pasar, mengikuti mungkin ada desain, atau pun model yang baru dan lain-lain. Itu artinya apa, didampingi agar produknya diapresiasi oleh pasar. Itu juga merupakan pendidikan tentang aksesibilitas ke pasar,” terang Sunarso.
Sementara itu, untuk UMKM yang lolos dan dianggap memiliki kapabilitas ekspor, BRI akan memberikan pendampingan komprehensif. Selain mempertemukan dengan pembeli dari luar negeri, BRI juga memberikan pengetahuan, mencakup proses administrasi untuk pengiriman barang, pembayaran, hingga sertifikasi.
“Ekspor ini kan nggak ‘ujug-ujug’ bisa ekspor, tapi juga ada administrasi dan prosedur yang harus ditempuh, meskipun sudah banyak penyederhanaan-penyederhanaan,” kata Sunarso.
“Demikian juga menyangkut masalah sertifikasi, katakanlah berjualan Food and Beverage, makanan ya dan kemudian harus dijual ke negara-negara muslim yang harus ada sertifikat halal. Maka proses mendapatkan sertifikasi halal itu juga diajari (oleh BRI). Kita memanggil orang-orang yang kompeten untuk mendidik UMKM itu,” urai Sunarso.
(ega/ega)