BankTerkini.com – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di Pasar Valuta Asing kembali menunjukkan kelemahan pada awal perdagangan hari ini. Data terbaru menunjukkan bahwa mata uang Indonesia tersebut kembali menguat di atas level Rp 16.200 per dolar AS.
Pada Rabu (17/4/2024) pukul 09:06 WIB, tercatat bahwa US$ 1 setara dengan Rp 16.260 dalam perdagangan Pasar Valuta Asing. Pergerakan ini menunjukkan pelemahan sebesar 0,52% dibandingkan dengan perdagangan sebelumnya, menjadikannya level terlemah sejak April 2020, atau dalam rentang waktu empat tahun terakhir.
Penurunan nilai tukar rupiah juga terjadi di pasar forward, dengan kurs mencapai Rp 16.260,5 per dolar AS pada pukul 09:05 WIB. Fenomena ini juga terjadi pada mata uang utama Asia lainnya, yang semuanya tidak mampu bersaing dengan kekuatan dolar AS.
Pada pukul 09:08 WIB, yen Jepang, yuan China, won Korea Selatan, dolar Taiwan, dan ringgit Malaysia masing-masing mengalami pelemahan sebesar 0,01%, 0,04%, 0,07%, 0,04%, dan 0,3%. Meskipun demikian, penurunan nilai tukar rupiah menjadi yang paling signifikan. Hal ini terkait dengan tren penguatan yang terus berlanjut pada dolar AS. Pada pukul 09:01 WIB, Dollar Index, yang mengukur posisi dolar AS terhadap enam mata uang utama dunia, menguat sebesar 0,03% ke level 106,292.
Penguatan dolar AS didukung oleh pernyataan terbaru dari Gubernur Bank Sentral Federal Reserve, Jerome ‘Jay’ Powell. Dalam sebuah diskusi panel di Washington DC, Powell memberikan indikasi bahwa penurunan suku bunga acuan mungkin akan tertunda, mengingat kondisi ekonomi yang masih kuat di Amerika Serikat.
“Sejumlah data terbaru tidak memberikan keyakinan dan menunjukkan kemungkinan memerlukan waktu lebih lama untuk mencapai kondisi yang diinginkan. Dengan kondisi pasar tenaga kerja yang solid dan inflasi yang terkendali, maka kebijakan restriktif dapat diterapkan lebih lama dan dinilai sesuai dengan situasi saat ini,” ungkap Powell, seperti dilaporkan oleh Bloomberg News.
Dengan sentimen bahwa suku bunga akan tetap tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama, dolar AS kembali menguat. Dampaknya, mata uang negara-negara lain, termasuk rupiah, menjadi terdampak oleh kekuatan dolar AS yang kembali mendominasi pasar valuta asing.
Baca juga: Ledakan Harga! Komoditas Pangan Naik Tajam Sebelum Lebaran
Sumber: Bloomberg Technoz.