BankTerkini.com – Rupiah melemah pada perdagangan awal pekan ini, Senin (13/5/2024), seiring dengan tren pergerakan mata uang Asia yang cenderung tertekan oleh penguatan dolar Amerika Serikat (AS).
Rupiah dibuka di kisaran Rp16.077/US$, mengalami pelemahan sebesar 0,19% dibandingkan dengan penutupan pekan sebelumnya. Secara peringkat, rupiah melemah menempati posisi kedua terdalam di Asia setelah peso Filipina yang terkoreksi sebesar 0,42%
Dalam beberapa pekan terakhir, valuta Asia umumnya bergerak terbatas seiring langkah hati-hati para pelaku pasar yang berupaya mengurangi risiko lebih lanjut, terutama dengan mempertimbangkan ekspektasi terhadap penurunan suku bunga oleh Federal Reserve AS yang semakin kecil. Pekan ini, para pelaku pasar juga menantikan rilis data inflasi AS yang diharapkan akan mengonfirmasi apakah harapan terhadap penurunan suku bunga The Fed tahun ini akan terwujud. Situasi ini terjadi di tengah kondisi di mana rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat.
Michelle Bowman, anggota Dewan Gubernur The Fed, sebelumnya mengungkapkan pandangannya bahwa tidak pantas bagi The Fed untuk menurunkan suku bunga dalam waktu dekat mengingat inflasi yang masih bertahan tinggi dalam beberapa bulan terakhir. Menurutnya, dengan inflasi yang masih tinggi, tidak ada alasan yang kuat bagi The Fed untuk mempertimbangkan pemangkasan suku bunga.
Di dalam negeri, Indonesia akan mengumumkan data Indeks Keyakinan Konsumen untuk bulan April pada hari ini, yang akan diikuti oleh kinerja penjualan mobil domestik. Selanjutnya, pada tanggal 15 Mei, akan dirilis data kinerja neraca dagang yang akan memberikan gambaran tentang pertumbuhan ekspor dan impor Indonesia selama bulan April.
Pergerakan rupiah diperkirakan akan berada dalam tren sideways dengan target penguatan terdekat menuju kisaran Rp16.000-Rp15.980/US$. Secara teknikal, level Rp15.950/US$ dianggap sebagai titik paling optimistis dimana harapannya Rupiah melemah tak lagi terjadi.
Untuk jangka menengah, rupiah memiliki level support di kisaran Rp16.080/US$, Rp16.100/US$, dan Rp16.150/US$, dengan level terkuat berada di Rp16.150/US$.
Baca juga: Berkilau atau Berkabut? Tantangan di Balik Penurunan Harga Emas Dunia Pagi Ini!
Sumber: Bloomberg Technoz.