bankterkini.com
  • Berita Terkini
  • Cari
Senin, November 3, 2025
No Result
View All Result
  • Berita Terkini
  • Cari
No Result
View All Result
bankterkini.com
No Result
View All Result

Bukan Merek Luar, Ternyata Ini Pemilik Tisu Paseo

admin by admin
20 September 2022
in info Bank
0
Bukan Merek Luar, Ternyata Ini Pemilik Tisu Paseo

Jakarta –

Paseo merupakan salah satu merek tissue yang sudah banyak dikenal masyarakat. Namun tahukah kamu siap pemilik dari tissue Paseo sendiri?

Melansir dari situs resmi perusahaan, Paseo merupakan merek tissue yang diproduksi oleh Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas. Adapun produk APP Sinar Mas ini sudah dipasarkan di lebih dari 150 negara di enam benua.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pemilik dari tissue Paseo adalah perusahaan konglomerat Sinar Mas. Namun bila kita berbicara mengenai Sinar Mas, tentu menarik untuk mengenal sosok Eka Tjipta Widjaja selaku pendiri perusahaan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Nama Eka Tjipta Widjaja sudah tak asing lagi di Indonesia, terlebih mengingat bagaimana pria yang telah tutup usia pada 16 Januari 2019 itu juga dikenal sebagai salah satu orang terkaya di Tanah Air.

Bisnis Eka Tjipta kini dipegang oleh anak-anaknya. Pada akhir 2019 keluarga Widjaja masih tercatat dalam daftar orang terkaya ke 2 di Indonesia versi Forbes dengan nilai harta US$ 9,6 miliar atau setara Rp 134,4 triliun.

Sebelum jadi konglomerat, Eka Tjipta memiliki kisah panjang dalam membangun bisnisnya. Eka Tjipta datang merantau ke Indonesia, tepatnya Makassar di usia 9 tahun. Dia menyusul ayahnya yang sudah lebih dulu tiba.

Eks Menteri BUMN Dahlan Iskan dalam laman pribadinya menyebut Eka Tjipta tinggal di sebuah rumah dengan dinding bambu dan beratap daun rumbia. Ayahnya sudah memiliki usaha toko kecil-kecilan.

Eka yang memiliki nama kecil Ek Tjhong saat itu lebih tertarik untuk membantu ayahnya jualan ketimbang sekolah. Dia memilih untuk menjual barang dagangannya keliling kampung, bukan hanya sekedar menjaga toko.

Eka yang saat itu hanya bisa bicara bahasa Hokkian juga kesulitan untuk bersekolah di sekolah Tionghoa di Makassar. Selain itu Eka yang sudah berusia 9 tahun juga diharuskan masuk kelas 1. Meski setelah memohon-mohon ke kepala sekolahnya akhirnya dia dibolehkan masuk ke kelas 3.

Lulus SD, Eka enggan melanjutkan sekolah. Alasan dia, jika sekolah untuk bekerja maka dia harus bisa bekerja tanpa sekolah. Tapi bukan berarti Eka tidak sekolah. Dia hanya tidak sekolah formal, guru tetap datang ke rumahnya malam hari.

Dia membayar jasa guru itu dengan hasil keringatnya sendiri. Dia ambil dari hasil jualan biskuit yang merupakan bisnis awalnya setamat SD. Bahkan, agar bisa bisnis biskuit, Eka menjaminkan ijazah SD ke produsen sehingga bisa menjualnya alias menjadi distributor.

Bisnis biskuit berjalan lancar, omzetnya meningkat. Eka pun bisa membeli sepeda hingga becak bekas sebagai sarana menjual biskuitnya. Bisnis biskuit melambung, dalam 4 tahun Eka bisa mengumpulkan 2.500 gulden, dan 1.000 gulden bisa dipakai renovasi rumah orang tuanya.

Tak cepat puas, Eka pun merambah sumber uang lainnya. Dia ikut arisan tender, caranya siapa yang mau memberi bunga tertinggi yang menang. Cuma di bisnis ini Eka gagal karena kondisi ekonomi kacau saat Jepang masuk Makassar 1941. Dana Eka di arisan tender pun menghilang bersama pemenang tender.

Meski amsyong tak membuat Eka putus asa, ide-ide bisnisnya selalu muncul begitu saja. Pernah saat Eka duduk di pantai melihat truk tentara membuang barang rongsok mulai dari besi, kayu, karung terigu, karung semen, seng dan lainya.

Tidak semulus itu, Eka Tjipta juga berkali-kali bangkrut hingga sempat menjual sebagian asetnya. Setelah banyak jatuh bangun di Makassar, Eka pindah ke Surabaya dan di sinilah Sinar Mas mulai dibangun dan diresmikan. Kala itu masih CV Sinar Mas.

Mengutip dari laman resmi Sinar Mas, Selasa (14/12/2021) Pilar bisnis Sinar Mas dari bisnis perusahaan meluas ke kertas dan sawit. Pada 1972, Eka Tjipta Widjaja mendirikan paprika soda kimia, Tjiwi Kimia yang kemudian menjadi pabrik kertas pertama Sinar Mas.

Sinar Mas juga mengembangkan bisnis di sektor layanan keuangan seperti asuransi dan perbankan. Itu adalah PT Internas Artha Leasing Company yang berdiri pada 1982. Pada 1986, ada Sinar Mas Forestry mulai mengelola hutan tanaman pertamanya.

Krisis 1998 bukan menjadi penghalang Eka Tjipta mengambangkan perusahaannya. Sinar Mas mulai melebarkan sayapnya di bidang penyediaan energi, perdagangan besar, serta infrastruktur telekomunikasi.

Lalu, pada 2006, Sinar Mas mengakuisisi Bank Shinta dan menjadi Bank Sinarmas. Tidak sampai di situ, saat ini diketahui membangun industri telekomunikasi melalui Smartfren, industri pengembang dan real estate mencakup Sinar Mas Land.

Ada juga pilar kesehatan mencakup Eka Hospital, serta membentuk organisasi kemanusiaan seperti Yayasan Dharma Eka Tjipta, dan pendidikan seperti Sinar Mas World Academy.

Jadi hingga saat ini secara total, Sinar Mas bergerak melalui tujuh pilar bisnis, dari pulp dan kertas, agribisnis dan pangan, layanan keuangan, pengembang dan real estate, telekomunikasi, energi dan infrastruktur, serta layanan kesehatan hingga produksi tissue Paseo.

Simak Video “KuTips: Kreasi Organizer Serbaguna dari Karton Bekas Tisu Roll“
[Gambas:Video 20detik]
(fdl/fdl)

Previous Post

Bank Syariah Indonesia Mau Jadi Jadi BUMN, DPR-Kementerian Rapat

Next Post

Dukung UKM Naik Kelas, BRI-SMESCO Indonesia Hadirkan Grownpreneur

Next Post
Dukung UKM Naik Kelas, BRI-SMESCO Indonesia Hadirkan Grownpreneur

Dukung UKM Naik Kelas, BRI-SMESCO Indonesia Hadirkan Grownpreneur

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Intip Lagi Keseruan & Kemeriahan BRI Pesta Rakyat Simpedes di Pati

Intip Lagi Keseruan & Kemeriahan BRI Pesta Rakyat Simpedes di Pati

1 September 2023
Pria di Bekasi Pamit ke ATM dan Tak Kunjung Pulang, Polisi Selidiki

Pria di Bekasi Pamit ke ATM dan Tak Kunjung Pulang, Polisi Selidiki

27 Desember 2022
BRI Boyong 4 Penghargaan dalam Ajang SPEx2 DX Award 2023

BRI Boyong 4 Penghargaan dalam Ajang SPEx2 DX Award 2023

8 Juli 2023
Pasar Surat Utang Negara Tertekan, Rupiah Melemah Terdalam di Asia

Pasar Surat Utang Negara Tertekan, Rupiah Melemah Terdalam di Asia

26 Juli 2024
BRI soal Tragedi Kanjuruhan: Kami Berduka Cita Sedalam-dalamnya

BRI soal Tragedi Kanjuruhan: Kami Berduka Cita Sedalam-dalamnya

2 Oktober 2022
BRI Kembali Buka BFLP General dan IT buat Lulusan S1 dan S2

BRI Kembali Buka BFLP General dan IT buat Lulusan S1 dan S2

2 November 2023
6 Tips Mudah Ajukan KPR untuk Pasangan Muda

6 Tips Mudah Ajukan KPR untuk Pasangan Muda

12 Juli 2023

Laba Bersih Naik 78%, BRI Mandi Cuan Rp 12 Triliun di Kuartal I

25 April 2022

Iwan Bule: BRI Tetap Menjadi Sponsor Liga 1

19 Juli 2022

BRI Bagikan Dividen Rp 34,89 T ke Pemegang Saham

12 April 2023

BRI Catat Kredit Mikro Tumbuh 10,9% di Kuartal III-2023, Ini Pemicunya

16 November 2023

Kirim Proposal ke Erick Thohir, Panitia Harap BUMN Sponsori Formula E

20 Mei 2022

Cara Cek Penerima BLT UMKM Rp 1,2 Juta Lewat eform.bri.co.id/bpum

18 November 2021

BRI Bagi-bagi Undian Promo buat Pedagang-Pengunjung Pasar Tanah Abang

14 Juli 2023

Sambil Gowes, BRI Edukasi Manfaat Layanan Digital ke UMKM Yogyakarta

9 Januari 2022

Sri Mulyani hingga Ida Fauziyah Kompak Berkebaya di Sidang Tahunan MPR

16 Agustus 2023
© Copyright Bankterkini Team All Rights Reserved

No Result
View All Result
  • Home
  • Entertainment
    • Gaming
    • Movie
    • Music
    • Sports
  • Lifestyle
    • Fashion
    • Food
    • Travel
    • Health
  • News
    • Bussiness
    • Politics
    • Science
    • World
  • Tech
    • Apps
    • Gadget
    • Mobile