bankterkini.com
  • Berita Terkini
  • Cari
Senin, November 3, 2025
No Result
View All Result
  • Berita Terkini
  • Cari
No Result
View All Result
bankterkini.com
No Result
View All Result

Napak Tilas Makam Samparaja Daeng Malaja, Raja Pertama di Kerajaan Tiro

admin by admin
13 November 2023
in info Bank
0
Napak Tilas Makam Samparaja Daeng Malaja, Raja Pertama di Kerajaan Tiro

Bulukumba –

Belum banyak orang yang tahu kalau Desa Tritiro di Kabupaten Bulukumba menyimpan kisah sejarah yang menarik untuk diulik. Pasalnya desa ini menyimpan cerita dari raja pertama Kerajaan Tiro yaitu, Samparaja Daeng Malaja.

Cerita awal mula Samparaja Daeng Malaja mendirikan kerajaan juga pernah dituliskan oleh Syahriani dalam penelitiannya yang berjudul ‘Kerajaan Tiro’ dan dipublish pada Jurnal UIN Alauddin Makassar (2016). Ia menjelaskan, mulanya Sampara Daeng Malaja adalah seseorang yang datang berlayar dari daerah Luwu, Sulawesi Selatan.

Dari Luwu, Sampara Daeng Malaja berlayar menggunakan sebuah perahu dan menurunkan jangkarnya untuk berlabuh di sekitar tepian laut. Tepian laut tersebut berada di sekitar pantai yang kini dikenal dengan Pantai Sahapatu (Samboang).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat menginjakkan kaki di wilayah Pantai Sahapatu, Sampara Daeng Malaja merasa lokasi tersebut strategis untuk dirinya mendirikan sebuah kerajaan. Karena itulah, akhirnya ia memutuskan untuk membangun kerajaan yang diberi nama Tiro dan dikenal dengan Kerajaan Tiro.

Selama masa kepemimpinannya, Samparaja Daeng Malaja diberi gelar Karaeng Sahapatu (Raja Pertama Kerajaan Tiro) dan disebut sebagai sosok pemimpin yang tegas, juga keras pada rakyatnya.

Namun, walaupun begitu, setiap harinya ia ingin terus memantau aktivitas para rakyatnya baik di darat maupun di lautan. Maka ia pun memutuskan menjadikan sebuah puncak batuan karang di tepian laut sebagai tempatnya memantau rakyat dan menikmati keindahan alam yang ada di sekitar kerajaan.

Sampai suatu ketika, Sampara Daeng Malaja berpesan kepada rakyatnya, jika ia meninggal, maka ia mau dikuburkan di dalam lubang batu. Mendapatkan pesan dari rajanya tersebut, rakyatnya pun mau tidak mau menurutinya.

Mengulik Prospek Desa Tritiro Jadi Destinasi Wisata HalalMengulik Prospek Desa Tritiro Jadi Destinasi Wisata Halal Foto: detikcom/Pradita Utama

Cerita ini dibenarkan oleh Kepala Desa Tritiro, Saiful Amar. Saiful mengaku, sejak kecil ia sudah tidak asing dengan cerita mengenai makam Sampara Daeng Malaja tersebut.

“Kan dia dimakamkan di sana abad ke-15. Ia ini raja pertama, istilahnya karaeng. Raja Kerajaan Tiro. Kalau dalam sejarah, makam ini dia terpisah dari tanjung, tapi di batu seperti batu payung,” kata Saiful kepada detikcom belum lama ini.

Saiful melanjutkan proses penggalian makam di atas batu sulit untuk dilakukan. Hingga pada akhirnya, orang-orang China yang konon katanya suka berlalu-lalang melintasi kerajaan ini untuk berdagang, memberi tahu rakyat Kerajaan Tiro untuk menyiramkan air laut ke batu tersebut agar mudah digali.

“Orang China yang memberikan saran untuk memudahkan penggalian, maka disiram air laut. Sehingga batu yang tadinya keras, dengan disiram air laut kemudian dibakar dia jadi lunak,” terang Saiful.

Perihal masalah kepimpinan, Saiful juga mengatakan Sampara Daeng Malaja disebut juga sebagai raja yang pemberani dengan lawan-lawannya. Konon katanya dia pernah diadu di satu wilayah kerajaan dan disegani karena punya kekuatan supranatural.

Selain itu, di tebingan batu karang tak jauh dari Makam Sampara Daeng Malaja juga terdapat tulang belulang dari 3 penjaga atau pengawal raja. Namun sayangnya alasan mengapa pengawal raja bisa meninggal dan menjadi tulang belulang di sana tidak diketahui secara pasti.

Saiful menambahkan saat ini pihaknya sedang berupaya menjadikan makam Sampara Daeng Malaja sebagai salah satu tempat wisata religi. Prosesnya sudah dalam pengajuan ke Dinas Pariwisata setempat.

“Kita sudah melakukan perawatan. Tapi kita merasa harus hati-hati memperbaikinya. Karena itu dikeramatkan, jadi nggak bisa sembarangan perawatannya,” papar Saiful.

Mengulik Prospek Desa Tritiro Jadi Destinasi Wisata HalalMengulik Prospek Desa Tritiro Jadi Destinasi Wisata Halal Foto: detikcom/Pradita Utama

Saiful juga mengaku hal ini dilakukan karena dirinya ingin makam raja pertama Kerajaan Tiro ini tidak kehilangan makna dan nilai historisnya. Selain itu, ia tidak ingin makam ini dijadikan tempat yang disalah artikan seperti untuk meminta sesuatu.

“Masyarakat sering ke sana. Ada yang mendoakan, dan ada yang sekadar berziarah. Tapi ada juga yang sebagian masih memiliki ‘kepercayaan’. Dulu di tahun 80-an, masih banyak kepercayaan animisme. Sekarang, ajaran agama banyak masuk. Kita berikan pendidikan agama, jangan disalahartikan (ziarah) ke sana karena ingin meminta sesuatu. Meminta itu kepada Allah SWT,” jelas Saiful.

Adapun banyak peziarah yang datang biasanya berasal dari Bugis, Sinjai, dan juga Bone. Menurut Saiful para peziarah tersebut datang karena tidak terlepas dari kemungkinan adanya hubungan nenek moyang atau kekerabatan secara turun-temurun.

Diketahui di makam Sampara Daeng Malaja juga terdapat sebuah guci yang dalam waktu tertentu akan pecah sendiri dan bakal utuh dengan sendirinya lagi. Namun sayangnya, sekarang guci tersebut sudah hilang.

“Kalau ambil barang-barang di sana juga jangan sembarangan. Nanti barang yang diambil balik lagi ke sana. Jangan juga sembarangan buang air,” pesan Saiful.

Akses Menuju Makam Sampara Daeng Malaja

Untuk datang berziarah dan melihat langsung makam Sampara Daeng Malaja, ada dua cara yang bisa ditempuh. Pertama adalah bisa berjalan kaki ketika air laut sedang surut atau naik sampan jika air laut sedang naik.

Jika memilih untuk berjalan kaki, maka persiapkan diri untuk berjalan sekitar lebih dari 1,5 Km dari bibir pantai. Atau jika air laut sedang naik, maka waktu yang diperlukan cukup 20 menit saja menggunakan perahu.

“Ini surut, 6 jam (kemudian air) naik lagi. Hanya kadang waktunya bergeser setiap 6 jam. Kadang pagi, kadang malam surut. Kalau naik sampan lebih cepat, sekitar 20 menit. Apalagi kalau naik perahu mesin,” terang Saiful.

Selama perjalanan menuju makam, baik berjalan kaki maupun naik sampan, air laut yang jernih dengan biota di bawah laut siap memanjakan mata dan memberikan kesenangan tersendiri. Apalagi jika berjalan kaki, pengunjung bisa merasakan berjalan di pasir putih yang halus dan melihat lebih dekat seperti ikan-ikan kecil berenang, atau para kepiting berlarian memasuki lubang di pasir.

Mengulik Prospek Desa Tritiro Jadi Destinasi Wisata HalalMengulik Prospek Desa Tritiro Jadi Destinasi Wisata Halal Foto: detikcom/Pradita Utama

Sebelum melakukan perjalanan dari Pantai Sahapatu ke makam Sampara Daeng Malaja, pengunjung juga harus berkendara terlebih dahulu, kurang lebih 1,5 KM dari Balai Desa Tritiro. Setelah itu, jika air laut sedang pasang, maka mau tidak mau harus menyewa sampan seharga Rp 50 ribu untuk perjalanan bolak-balik dari Pantai Sahapatu – Makam Sampara Daeng Malaja.

Jika lelah setelah melakukan perjalanan, pengunjung juga bisa bermalam di homestay yang ada di bibir Pantai Sahapatu. Bak punya pantai pribadi, para pengunjung bisa beristirahat dengan nyaman sembari menikmati deburan ombak secara langsung yang menenangkan.

Untuk diketahui, detikcom bersama BRI tengah mengadakan program Jelajah Desa Brilian yang mengulas potensi dan inovasi desa di Indonesia baik dari segi perkembangan ekonomi, infrastruktur, hingga wisata serta dampaknya terhadap masyarakat lokal maupun nasional. Untuk mengetahui informasi program Desa BRILiaN lebih lanjut, ikuti terus informasinya hanya di jelajahdesabrilian.detik.com!

(ega/ega)

Previous Post

BRI Mudahkan Nasabah Wholesale dengan Kembangkan Fitur di Platform Qlola

Next Post

Potensi Desa Tritiro Kembangkan Wisata Halal Menjunjung Kearifan Lokal

Next Post
Potensi Desa Tritiro Kembangkan Wisata Halal Menjunjung Kearifan Lokal

Potensi Desa Tritiro Kembangkan Wisata Halal Menjunjung Kearifan Lokal

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

20 Tahun Melantai di Bursa Efek Indonesia, Saham BBRI Naik 61,5 Kali

20 Tahun Melantai di Bursa Efek Indonesia, Saham BBRI Naik 61,5 Kali

10 November 2023
Berkah Pesta Rakyat Simpedes Pati, Makanan Berbahan Kelor Ludes Terjual

Berkah Pesta Rakyat Simpedes Pati, Makanan Berbahan Kelor Ludes Terjual

27 Agustus 2023
BRI Dorong Mahasiswa IPB Mulai Investasi Sejak Dini

BRI Dorong Mahasiswa IPB Mulai Investasi Sejak Dini

9 November 2023
Siasat Ecky Pura-pura Hilang hingga Terbongkar Mutilasi Angela

Siasat Ecky Pura-pura Hilang hingga Terbongkar Mutilasi Angela

8 Januari 2023
Danareksa Investment Management Ganti Nama Jadi BRI Manajemen Investasi

Danareksa Investment Management Ganti Nama Jadi BRI Manajemen Investasi

8 Juli 2023
Bantuan Alat Pertanian Tak Produktif, Jokowi Luncurkan Taksi Alsintan

Bantuan Alat Pertanian Tak Produktif, Jokowi Luncurkan Taksi Alsintan

22 Agustus 2022
Cara Daftar Internet Banking BRI, Cepat dan Gak Pake Ribet

Cara Daftar Internet Banking BRI, Cepat dan Gak Pake Ribet

18 Maret 2022

BRI Sokong Pertumbuhan Sektor UMKM, Kucurkan Kredit Rp 1.038 Triliun

27 Oktober 2023

Cek Penerima Bantuan UMKM Melalui Eformbri.co.id/bpum, Begini Caranya

27 Desember 2021

Jerat Tipu Loker Fiktif Bikin Warga Semarang Rugi Rp 40 Juta

5 Oktober 2023

Kasus QRIS Masjid, Kok Bisa Tak Pakai Nama Asli?

13 April 2023

4 Tips Belanja Lebaran Tanpa Takut Isi Kantong Jebol

19 April 2023

Kredit & Pembiayaan bank bjb Tumbuh Jadi Rp 116,45 T di Triwulan 1

3 Mei 2023

Blak-blakan Dirut Baru PLN Darmawan Prasodjo: Dapat Tugas Khusus dari Jokowi

13 Desember 2021

Kirim Proposal ke Erick Thohir, Panitia Harap BUMN Sponsori Formula E

20 Mei 2022

Kisah Nasabah Bank Kehilangan Rp 1,4 M gegara Klik Undangan Pernikahan

7 Juli 2023
© Copyright Bankterkini Team All Rights Reserved

No Result
View All Result
  • Home
  • Entertainment
    • Gaming
    • Movie
    • Music
    • Sports
  • Lifestyle
    • Fashion
    • Food
    • Travel
    • Health
  • News
    • Bussiness
    • Politics
    • Science
    • World
  • Tech
    • Apps
    • Gadget
    • Mobile