Nama Darmawan Prasodjo menjadi sorotan belakangan ini setelah diangkat menjadi Direktur Utama (Dirut) PT PLN (Persero). Ia menggantikan Zulkifli Zaini yang sebelumnya menduduki jabatan itu.
Pria yang akrab disapa Darmo ini bukan orang baru di PLN, sebelumnya dia menjabat sebagai Wakil Direktur Utama sejak 2019. Kini setelah diangkat menjadi dirut, Darmo diketahui tugas ini merupakan tantangan besar.
“Tantangannya luar biasa. Kalau Almarhum ayah saya selalu memberi pesan bahwa setiap tantangan itu harus dihadapi sebagai romantisme perjuangan. Jadi tantangan kita urai satu persatu,” katanya dalam acara Blak-blakan, Senin (12/12/2021).
Tantangan yang dimaksud, mulai dari dirinya mendapatkan mandat langsung dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengenai bagaimana PLN harus mengawali transisi energi ke menuju energi baru terbarukan. Hal itu untuk mendorong berbagai target yang sudah diperdakan dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL).
“Memang saya sempat dipanggil oleh Bapak Presiden (Joko Widodo) kemudian saya sempat dipanggil oleh pak menteri BUMN. Bahwa ada tugas khusus bagaimana mengawalkan transisi energi ini. Jadi tugasnya khusus, transisi saja dengan embel-embel nya yang banyak sekali,” ungkapnya.
Kemudian, Darmawan juga mendapatkan Pekerjaan Rumah (PR) soal utang PLN yang masih cukup tinggi. Saat ini utang yang dimiliki PLN sebesar Rp 430 triliun. Disebutkan utang itu sudah berkurang dari sebelumnya Rp 450 triliun. “Dari Rp 450 triliun selama 2 tahun ini menjadi hanya Rp 430 triliun, itu (berkurang) Rp 20 triliun,” tuturnya.
Dengan sejumlah tantangan itu, pemilik nama lengkap Darmawan Prasodjo memiliki sejumlah roadmap untuk menjalankan mandat dari Jokowi hingga target dalam mengurangi utang dari PLN.
Simak dalam wawancara khusus dengan Dirut Baru PLN Darmawan Prasodjo:
Asik kah jadi Direktur Utama PLN?
Tantangannya luar biasa. Kalau Almarhum ayah saya selalu memberi pesan bahwa setiap tantangan itu harus dihadapi sebagai romantisme perjuangan. Jadi tantangan kita urai satu persatu.
Begitu diumumkan Darmawan Prasodjo banyak yang mengira, kan ada Prasodjonya selama ini kan kita kenal Imam B Prasodjo Sosiolog terkemuka dari UI. Ada hubungan kerabat adik kakak atau gimana?
Saya pengagum mas Imam Prasodjo. Orang yang sangat futuristik, visinya luar biasa dan cerdas sekali. Jadi kalau dibanding dengan Imam nobody-lah. Saya kenal luar biasa, pengagum beliaulah. Tapi beda Bapak beda Ibu, begitu. Jadi kami tidak ada hubungan keluarga tetapi kami seperti keluarga.
Mas Darmo ini dari S1,S2,S3 di Texas. Apa keseringan dan kebanyakan nonton film koboi. Karena imagenya Texas ini kampungnya para koboi. Melihat postur Mas Darmo juga tinggi, ini kayaknya terobsesi jadi koboi. Bagaimana latar belakang itu, bisa ke Texas?
Jadi 1989 saya baru lulus SMA saya melihat ada iklan di Kompas. Beasiswa itu program Habibie dikirim keluar negeri. Saya mendaftar di sana. Setelah mendaftar, ternyata saya mendapat undangan, saya ke Jakarta diminta merapat ke Senayan. Saya melapor ke sana ‘bu saya diterima program habibie mau berangkat ke luar negeri, katanya.’ Dia bilang ‘Dek ini bukan diterima adek mau tes.’ ‘Oh yasudah kalau begitu tesnya ada di mana?’. Dikasih kertas kecil kemudian duduk di Senayan tribun mana, lantai berapa, sektor berapa. Saya masuk ke dalam pucet saya. Saya lihat ada sekitar 50rb orang.
Saya keluar lagi ‘bu itu di dalam siapa?’ ‘itu pesertanya.’ Saya tanya ‘yang dipilih berapa?’ ‘oh yang 20 nanti ke Amerika, ada berapa ke sii-sini’ saya langsung berpikirlah in yang daftar sekitar 80rb yang diterima sedikit sekali’. Ibu itu nambah ‘Dek di Makassar ada di Surabaya ada di Medan juga ada.’ Waduh pusing saya. Saya sudah berjanji cerita ke mana -mana ke tetangga kalau saya mau ke luar negeri saya sudah bicara ke kucing saya. Saat melihat itu rasa-rasanya nggak mungkin.Tetapi alhamdulillahirabbilalamin ternyata saya diterima kemudian dikirim ke Texas A&M University. Jadi saya ke Texas itu by accident.
Pemerintah yang milih, saya dipilih di kemudian di Texas dipilihkan pemerintah Indonesia. Kami hanya menjalankan perintah dari negara untuk amerika serikat. sudah kadung woro-woro kucingnya segala nanti kecewa sudah diceritain keluar negeri.
Ketika kemarin diumumkan menjadi Dirut banyak yang kaget. Kemarin mau jadi Wakil Dirut saja gosipnya macam-macam. Sebetulnya ada tugas khususnya ya dari Presiden? Kalau dari pak Erick Thohir Sudah disampaikan di pidatonya. Mungkin kalau dari Presiden ada yang spesial seperti itu?
Jadi kita kilas balik sedikit ke 2014. Apa yang dihadapi oleh PLN pada waktu itu? Defisit. Bahwa ada 23 sistem kelistrikan di Indonesia lebih dari separuhnya itu mengalami defisit. Akibatnya apa? Kalau mau ada investasi that is doing bisnis di Indonesia jadi sangat buruk sekali. Mau investasi tapi nggak ada listriknya. Sumber daya alam melimpah tapi tidak punya akses ke energi di akibatnya sumber daya alamnya tidak bisa dimanfaatkan untuk produktivitas dari rakyat yang tinggal di daerah tersebut.
Makanya tahun 2014-2015 tugas yang dialokasikan ditugaskan BOD pada waktu itu adalah mengatasi defisit. Bagaimana membangun kapasitas baik itu dari pembangkit, baik itu transmisi, gardu induk, dan lain-lain. Sehingga defisit itu bisa segera diselesaikan.
Kemarin 2019 apa yang terjadi? Kita sudah mengalami oversupply dari 23 sistem kelistrikan. Kita semuanya sudah mengalami oversupply dalam proses itu tentu saja is of doing business, tadinya 70 sekian akhirnya meningkat menjadi 33 karena apa? Defisit, kekurangan pasokan listrik sudah disesuaikan di seluruh antero seluruh Nusantara.
Kemudian selama 2 tahun kemarin ada utang kita yang interest bearing debt kita mendekati Rp 450 triliun, dan lain-lain. Selama 2 tahun di mana pak Zulkifli Zaini yang waktu itu mantan Dirut Bank Mandiri mendapat tugas khusus. Bagaimana mengkoreksi kondisi keuangan.
Saat ini kondisi keuangan juga sudah cukup bagus kemarin juga interest bearing debt kita yang (utang) tadinya Rp 450 triliun. Selama kita menghadapi COVID-19 itu revenue kita turun tapi di sana pengelolaan utang kita juga sangat luar biasa. Kita mampu menurunkan utang kita dari Rp 450 triliun menjadi Rp 430 triliun. Artiya pinjaman pokoknya berkurang kemudian, biaya bunganya juga turun, biaya pokok produksi tentu saja akan ada impactnya, di mana juga subsidi bisa dikurangi dan lain-lainnya.
Dalam proses itu saat ini ternyata bumi semakin memanas. Kemudian dalam proses itu karena adanya emisi gas rumah kaca yang semakin dalam, dalam proses ini ada itu kan ada sea level rising dan kemudian begitu konsentrasi CO2 meningkat. Ternyata ada tanah longsor dan lain-lain. Ini adalah tragedi kemanusiaan. Dalam proses ini dunia sudah melontarkan we have to reclaim our right to survive. Dalam hal ini pemerintah perduli melalui PLN peduli. Untuk itu makanya saya lontarkan di setiap zaman ada tantangannya.
Tantangan itu ada zamannya, saat ini lah sedang ada suatu proses transisi energi. Bagaimana PLN bisa berubah yang tadinya itu berbasis pada fosil fuell ke depan nanti berbasis pada energi bersih. Ada programnya karbon netral 2060 dan lain-lain. Untuk itu memang saya sempat dipanggil oleh Bapak Presiden (Joko Widodo) kemudian saya sempat dipanggil oleh pak menteri BUMN. Bahwa ada tugas khusus bagaimana mengawalkan transisi energi ini. Jadi tugasnya khusus, transisi saja dengan embel-embel nya yang banyak sekali.
Melihat rekam jejak ya Mas Darmo itu kan memang di bidang ekonomi itu ya energi gitu ya. Kembali ke Indonesia juga menggagas adanya green ekonomi di Surya University. Makanya mungkin okelah sebagai figur yang tepat. Menyimak amanatnya Pak Erick Thohir dengan apa iya bisa diwujudkan? Mempercepat transisi energi tapi juga jangan membebani APBN jangan membebani masyarakat. Ini permintaan edan. Ini nanti Mas Darmo bagaimana merumuskan permintaan pemerintah?
Saya sendiri tidak menyangka dalam perjalanan hidup saya sama memimpin suatu perusahaan yang mengoperasionalkan yang mengoperasikan pembangkit berbasis pada batu bara terbesar di dunia. Karena apa? Saya masih teringat pada waktu saya mengambil Doktor, disertasi saya adalah mengenai campaign tread. Bagaimana memerangi perubahan ikan dengan suatu policy dan strategi teknis memasang carbon capture yang storage, commercial investment, technological innovation dan lain-lain.
Kemudian diteruskan dengan postdoc juga dengan topik-topik yang mirip yaitu transisi energi. Dan pada waktu itu saya sempat kerjasama lembaga yang menaungi pekerjaan saya. Itu bekerja sama dengan greenpeace dengan WUF.
Kemudian kami bergesekan dengan suatu perusahaan yang berbasis pada listrik, juga bergesekan dengan perusahaan yang mengoperasionalkan, mengoperasionalisasikan suatu Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dan lain-lain. Saya juga kalau melihat ke belakang agak terkejut juga saya dari berbasis pada impairment, akhirnya memimpin suatu perusahaan yang mengelola adalah PLTU yang berbasis pada batu bara.
Artinya Mas Darmo ini tanda petik ya pendekar lingkungan, pecinta lingkungan sekarang mengelola perusahaan yang menjadi sumber masalah bidang lingkungan
Kalau kita lihat, memang misalnya 1 liter bensin itu ada emisi CO2 nya? Ada. Karena 1 liter bensin biasanya kan berat jenisnya 0,8 ya berarti 800 gram karbon yaitu 90% jadi sekitar 700 sekian. Itu ada karbon dengan oksigen oksidasi begitu itu kemudian muncullah emisi CO2 akan dihitung.
Kemudian ada pengolahan tanah, itu ada juga emisi CO2 nya. Demikian dengan listrik, jadi 1 KWH listrik kalau dari batubara emisinya sekitar 1 kg, listrik dari gas emisi nya 650 gram, listrik dari geothermal emisi 0 gram, kedua dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) nol gram dan lain-lainnya inilah yang harus dikeluarkan.
Saat ini ada dilema. Kalau mau listrik murah, pakai batu bara. Kalau murah, kotor. Makanya kalau listrik dari batu bara sekitar 5 sen, 4,9 sen, 6 sen. Agak bersih sedikit pakai gas berapa 9 sen, 89 sen. Geothermal ada 9 sen, ada yang 11 sen ada 12 sen. Kalau listrik dari Bayu (energi angin) sekitar 10-11 sen. Jadi saat ini masih ada dilema.
Tetapi kalau kita melihat merunut selama 5 tahun ke belakang. Pertama kali PLN melelang pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) 25 sen tahun 2015. Tahun 2017 begitu kita lelang kembali sudah turun menjadi 15 sen, turun drastis. Tahun lalu kita melelang PLTS apung dengan Masdar (PT Pembangkitan Jawa Bali Masdar Solar Energi (PMSE)), di Cirata udah turun menjadi 5,8 sen. Terakhir kita lelang lagi turun menjadi 3,8 sen.
Artinya apa? peradaban manusia berinovasi. Jadi PLTS itu semakin turun. Kemudian dari tenaga bayu tadinya 11 sen, kemarin kita market sounding sudah turun menjadi sekitar 7 sen sampai 8 set. Semakin murah-semakin murah itu inovasi.
Komputer, pada ada waktu Apollo 13 meluncur ke bulan komputer yang sama itu sebesar ruangan namanya komputer mainframe dan itu tidak lebih powerfull daripada komputer sekecil. Saat ini hanya sekecil, ini dengan harga yang sangat murah.
Lanjut halaman berikutnya.
Simak Video “Alasan Dirut PLN Pulang ke Indonesia Setelah 17 Tahun di Amerika“
[Gambas:Video 20detik]