Minahasa Utara –
Sapi umumnya menjadi hewan ternak untuk diambil daging atau susunya. Namun di Desa Palaes, Likupang Barat, Minahasa Utara, Sulawesi Utara, sapi dimanfaatkan sebagai moda transportasi untuk mendukung pengolahan dari usaha kopra.
Saat berkunjung ke Desa Palaes beberapa waktu lalu, tim detikcom mengamati adanya banyak sapi di areal perkebunan dan pertanian desa. Sapi-sapi ini dipelihara warga setempat untuk menjadi alat angkut hasil perkebunan yang umumnya dikenal sebagai ‘roda sapi’.
Bukan tanpa alasan, cara tradisional ini dipilih oleh para petani dan pelaku usaha kopra mengingat kontur tanah perkebunan yang tidak rata. Bahkan cenderung naik turun dan berliku.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Saya mengangkut (hasil kebun) masih menggunakan ‘roda sapi’ karena lokasi ini agak miring, jadi nggak bisa angkut pakai mobil. Jelas harus pakai gerobak dan sapi,” ungkap salah satu pelaku usaha kopra di Desa Palaes, Nikson Sanggelorang kepada detikcom beberapa waktu lalu.
Nikson merupakan salah satu pelaku usaha kopra yang kini sudah memiliki kebun dengan 1.000 pohon kelapa. Ia mengaku masih menggunakan cara-cara tradisional dalam mengelola usahanya, mulai dari memanjat pohon satu-satu untuk mengambil kelapa matang, mengumpulkan kelapa dan memuatnya di ‘roda sapi’.
![]() |
Roda sapi ini nantinya akan mengangkut hasil panen kelapa menuju tempat pembakaran. Kelapa yang telah dilepaskan sabut kulitnya ini kemudian dibakar/diasap untuk mengeringkan daging menggunakan teknik smoke drying system.
Setelah dibakar, daging kelapa yang sudah kering pun diambil satu per satu dari batoknya lalu disimpan untuk kemudian dijual kepada pengepul. Meski masih menggunakan cara tradisional, kopra merupakan salah satu usaha yang membuat Nikson bisa mendulang cuan.
“Saya tertarik dengan hasil kopra karena hasilnya cukup memuaskan, memberi keuntungan yang lumayan banyak. Keuntungannya seperti sekarang ini, pohon kelapa saya sampai 1.000 pohon,” kata Nikson.
“3 bulan sekali bisa panen, kalau dihitung-hitung sekali panen dapat 6 ton bersihnya. Per kilo harganya Rp 7.500,” imbuhnya.
![]() |
Ia mengaku usahanya ini membuat dirinya bisa membangun rumah untuk keluarganya juga untuk keluarga anaknya. Bahkan Nikson juga bisa membeli rumah di Kota Manado yang kini disewakan sebagai kos/kontrakan. Ia pun memiliki aset lain seperti kendaraan bermotor.
Namun untuk mencapai titik ini, Nikson menceritakan dirinya telah melewati perjalanan panjang. Usahanya ini dimulai dengan membeli lahan pada 2005 lalu. Saat awal merintis, ia hanya memiliki modal 30 batang pohon kelapa.
“Awalnya saya membeli lahan. Saya meminjam uang dari BRI, lalu saya beli lahan dan tanam kelapa, cengkeh, dan pala. Sekarang saya sudah merasakan hasilnya,” ungkapnya.
“BRI membantu sekali, saya juga bersyukur sekali dengan BRI karena sudah membantu saya sampai memiliki lahan ini. Sampai sekarang masih jadi nasabah untuk pengembangan usaha,” imbuh Nikson.
![]() |
Diketahui, bantuan permodalan dari BRI hingga kini telah membantu para pelaku usaha untuk dapat mengembangkan bisnisnya. Dukungan ini pun terlihat dari program KlasterKu Hidupku yang mewadahi UMKM melalui kegiatan pendampingan hingga akses permodalan untuk pelaku usaha.
Mantri BRI Unit Likupang Alter Octavianus Sengkey mengungkapkan program KlasterKu Hidupku ini turut membantu pengembangan usaha pertanian dan perkebunan di Desa Palaes.
“Untuk pertanian, yang sebelumnya nasabah itu belum pernah meminjam kredit dalam satu klaster kami mendata mana yang sudah meminjam dan mana yang belum. Yang belum ini kami edukasi, terkait modal usaha yang sekarang bisa ke BRI,” jelas Alter.
“Adanya klaster usaha ini sangat membantu usaha yang membutuhkan modal, masyarakat yang mengalami kendala modal bisa langsung menghubungi BRI untuk meminjam modal usaha mereka,” pungkasnya.
Sebagai informasi, detikcom bersama BRI mengadakan program Jelajah Desa BRILian yang mengulas potensi dan inovasi desa di Indonesia baik dari segi perkembangan ekonomi, infrastruktur, hingga wisata serta dampaknya terhadap masyarakat lokal maupun nasional. Untuk mengetahui informasi program Desa BRILian lebih lanjut, ikuti terus informasinya hanya di jelajahdesaBRILiaN.detik.com!
Simak Video “Dari Tuhan Untuk Minahasa“
[Gambas:Video 20detik]
(ega/ega)