Jakarta –
Menteri BUMN Erick Thohir merespons soal penundaan pembayaran utang PT Wijaya Karya (Persero) Tbk kepada bank. Erick Thohir pun meminta tidak menakuti-nakuti rakyat soal utang.
“Kan dari Rp 120 triliun sudah turun tinggal Rp 70 triliun tentu pasti ada cashflow-cashflow yang harus dikejar. Tapi konteksnya gini loh, kadang-kadang kita itu selalu melihat ‘Oh ini banyak utang, macet’,” ujar Erick di Kementerian BUMN Jakarta Pusat, Kamis (25/5/2023).
Erick kemudian menyinggung kondisi jalan yang bagus ketika mudik. Hal itu membuat pemakaian BBM menjadi hemat.
“Lalu kita bicara juga mengenai ongkos logitik di Indonesia, kalau jalannya tidak bagus, ongkos logistik mahal, buktinya kita lihat jalan di provinsi, banyak yang rusak, itu Pak Presiden turun loh ke bawah,” ujarnya.
Dalam konteks pembangunan, Erick mengatakan, infrastruktur jangan dilihat jangka pendek melainkan jangka panjang. Kemudian, kadang ada nilai-nilai yang tidak disadari. Namun, selama ini persepsinya hanya masalah utang.
“Contoh, orang ribut-ribut utang, valuasi BUMN itu berapa ribu triliun sekarang, dan ini utang lancar, sama orang naik ojek sewa motor untuk hidup, dan tingkat rasio utang Indonesia dibandingkan negara-negara lain jauh,” ujarnya.
Dari situ Erick kemudian meminta agar tidak menakuti-nakuti rakyat terkait masalah utang
“Jadi jangan konteksnya sekarang nakut-nakutin rakyat, sebenarnya belum tentu pada bisa kerja. Utang yang berjalan lancar utang baik. Di kehidupan kita juga ada, dan masyarakat bawah sendiri ada UMKM semua yang berutang tapi lancar, itu yang kita harus lindungi,” katanya.
Erick selanjutnya menuturkan, tol di Jawa dulunya banyak dimiliki swasta tapi kemudian mangkrak. Sebab, hanya jual beli izin.
“Akhirnya BUMN ditugasin untuk nyelamatin, terjadilah Trans Jawa hari ini. Coba kalau nggak jadi-jadi yang rugi juga rakyat. Nah ini konteksnya itu jangan selalu, positif negatif, mesti dilihat dari dua sisi,” katanya.
(acd/hns)