Jakarta –
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) mencatatkan pertumbuhan yang positif pada triwulan II tahun 2022. Di sektor penyaluran kredit UMKM, porsi kredit BRI hingga saat ini telah mencapai 83,27%.
Hal ini diungkapkan Direktur Utama BRI Sunarso dalam Press Conference Pemaparan Kinerja Keuangan Triwulan II Tahun 2022. Dalam kesempatan tersebut, Sunarso menjelaskan BRI berhasil mencatatkan pertumbuhan yang cukup signifikan di segmen penyaluran kredit bagi UMKM.
“Secara khusus, portofolio kredit UMKM BRI tumbuh 9,81% secara tahunan. Dari tahun yang lalu yang lalu Rp 837,82 triliun, dan akhir Juni tahun ini telah menjadi Rp 920 triliun. Hal ini menjadikan porsi kredit UMKM dibandingkan total kredit BRI terus naik, sehingga sekarang porsi kredit UMKM telah mencapai 83,27%,” paparnya dalam konferensi pers yang digelar secara virtual, Rabu (27/7/2022).
Sunarso menuturkan hal ini sejalan dengan strategi BRI untuk kembali memfokuskan portofolio pada segmen UMKM. Kendati demikian, Sunarso menilai pencapaian ini masih kurang.
“Karena kita ingin nanti pada akhirnya porsi kredit kepada UMKM di BRI itu harus mencapai 85%. Kita targetkan itu di 2024-2025,” imbuhnya.
Hal ini, lanjut Sunarso, merupakan sinyal kuat bahwa pelaku UMKM di Indonesia sudah bangkit dan kembali beraktivitas secara normal.
“Kami optimis hal tersebut akan mendorong pertumbuhan kredit BRI dan pertumbuhan kredit secara nasional,” ungkapnya.
Selain itu, ia menjelaskan penyaluran kredit BRI kepada seluruh segmen pinjaman mengalami pertumbuhan yang signifikan.
“Penopang utama yakni di segmen mikro. Kredit kepada segmen mikro tumbuh 15,07%, sedangkan kredit kepada segmen konsumer tumbuh 5,27% dan kredit kepada korporasi tumbuh 3,76%,” terangnya.
Sementara kredit kepada segmen kecil dan menengah (SME) mencatat pertumbuhan sebesar 2,71%. Secara keseluruhan, total kredit dan pembiayaan BRI Grup hingga akhir Juni 2022 tercatat sebesar Rp 1.104,79 triliun atau tumbuh 8,75% year on year (yoy).
Di sisi lain, Sunarso mengatakan BRI sukses meraih laba bersih secara konsolidasian sebesar Rp 24,88 triliun, atau tumbuh 98% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Perolehan laba ini diimbangi dengan total aset BRI Grup per semester I yang mencapai Rp 1.652,84 triliun atau tumbuh 6,37%.
“Pencapaian tersebut tak lepas dari kemampuan BRI dalam melakukan strategic response yang tepat terhadap policy respon yang dibuat oleh pemerintah dan regulator dalam rangka merespon tantangan yang datang dari situasi perekonomian baik domestik maupun global,” ujarnya.
Dari segi manajemen risiko, Sunarso mengatakan rasio NPL BRI secara konsolidasi masih terkendali di level 3,26% dan NPL Coverage 266,26%. Guna menjaga angka tersebut, BRI akan secara selektif dan fokus pada sektor-sektor yang memiliki potensi kuat seperti pertanian, industri bahan kimia serta makanan dan minuman.
Simak Video “Jokowi: Jangan Lagi Ada Akses Kredit yang Sulit untuk UMKM!“
[Gambas:Video 20detik]
(prf/ang)