Jakarta –
Tahun depan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) akan mempersiapkan rencana rights issue. Aksi korporasi ini untuk meningkatkan permodalan untuk pemenuhan kebutuhan perumahan di Indonesia.
Menteri BUMN Erick Thohir menyebutkan jika dengan skema rights issue ini diharapkan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) BTN bisa semakin kuat untuk menopang penyediaan pembiayaan perumahan bagi masyarakat di Indonesia.
“Adanya permodalan yang cukup baik untuk pembangunan perumahan rakyat, memang tugas dari BTN,” ujar Erick dalam raker dengan Komisi VI DPR RI Kamis lalu, dikutip Senin (6/12/2021).
Dia menyebutkan dari penghimpunan dana dari pasar modal tersebut juga dipilih agar BTN dapat memenuhi kebutuhan pendanaan tanpa meningkatkan defisit APBN.
“Kami berusaha keras tidak ingin memberikan beban terus menerus kepada pemerintah. Seperti diketahui, defisit anggaran sudah melebihi 3%, ke depan harus kembali 3%,” jelas Erick.
Tahun depan BTN membidik pertumbuhan kredit di level 8-10%. Asumsi positif tersebut didukung kebutuhan perumahan di Indonesia yang masih besar, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Berdasarkan data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), kebutuhan rumah MBR masih mendominasi backlog. PUPR mencatat dari 11,38 angka backlog, kebutuhan kepemilikan rumah MBR mencapai 10,59 juta unit.
Sebelumnya, Direktur Utama BTN Haru Koesmahargyo mengatakan dengan jaringan dan infrastruktur pembiayaan perumahan yang solid, perseroan siap mendukung pemenuhan kebutuhan tersebut hingga 250 ribu unit rumah bagi MBR per tahun.
(kil/ara)