Jakarta –
BUMN PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) mendapatkan kredit modal kerja senilai Rp 1,1 triliun. Bakal dipakai apa?
Kredit tersebut diberikan oleh BUMD Bank DKI yang terdiri dari fasilitas Kredit Modal Kerja Revolving sebesar Rp 700 miliar dan penambahan fasilitas kredit sebesar Rp 400 miliar. Adapun penandatanganan perjanjian kredit tersebut dilakukan oleh Direktur Keuangan Bank DKI, Romy Wijayanto dan Direktur Keuangan RNI, Thomas Hadinata pekan lalu.
“Penyaluran kredit ini diperuntukkan sebagai tambahan modal kerja usaha perdagangan komoditas pangan dan juga mencakup agro industri, serta dapat dipergunakan untuk modal kerja anak perusahaan RNI,” ujar Direktur Keuangan Bank DKI, Romy Wijayanto, dalam keterangannya, Minggu (26/12/2021).
Kredit ini juga diberikan sekaligus untuk mendukung ketahanan pangan. Diketahui, RNI bersama BUMN pangan lain akan bergabung menjadi Holding BUMN Klaster pangan, di mana RI menjadi induk holding.
“Dalam industri pangan, RNI akan menjadi holding BUMN Pangan sehingga dengan dukungan modal kerja diharapkan RNI menjadi salah satu BUMN yang diandalkan dalam meningkatkan ketahanan pangan nasional dan menjaga kestabilan harga produk komoditi pangan yang diproduksi atau diperdagangkan oleh RNI,” tuturnya
Sebelumnya, Bank DKI juga telah menyalurkan kredit kepada RNI dan anak perusahaannya, yang di antaranya adalah kerja sama pemanfaatan produk dan layanan perbankan melalui payroll dan Kredit Multi Guna dengan Pabrik Gula (PG) Rajawali I pada tahun 2021, penyaluran Kredit Modal Kerja kepada Pabrik Gula (PG) Rajawali 1 sebesar Rp300 miliar pada tahun 2021, serta penyaluran Kredit Modal Kerja sebesar Rp150 miliar kepada PT Rajawali Nusindo pada tahun 2019 dan masih berlangsung hingga saat ini.
Sebelumnya diberitakan, Akta Penggabungan enam BUMN Pangan yang tergabung dalam Klaster Pangan telah ditandatangani pada hari Kamis, 2 Desember 2021. Merger ini merupakan proses dalam pembentukan holding BUMN Pangan.
Melalui penandatanganan Akta Penggabungan tersebut, telah dilaksanakan penggabungan PT Bhanda Ghara Reksa ke dalam PT Perusahaan Perdagangan Indonesia, penggabungan PT Perikanan Nusantara ke dalam PT Perikanan Indonesia, dan penggabungan PT Pertani ke dalam PT Sang Hyang Seri.
Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) Arief Prasetyo Adi mengatakan, bahwa penggabungan BUMN Pangan merupakan fase kedua menuju Holding BUMN Pangan, dimana PT Rajawali Nusantara Indonesia dipersiapkan Kementerian BUMN sebagai induk Holding BUMN Pangan.
“Penggabungan BUMN Pangan akan memperkuat ekosistem end to end pangan, mulai hulu sektor pertanian, perikanan, peternakan, garam dan di hilir Perdagangan dan Logistik Indonesia,” terang Arief.
Dengan bergabungnya BUMN-BUMN Pangan tersebut diharapkan dapat meningkatkan peran di masing-masing sektor. Penggabungan SHS dan Pertani dapat berperan di hulu dan berkolaborasi dengan para petani plasma dengan memproduksi beras, benih, jagung, dan produk hortikultura lainnya.
Simak Video “Harga Pangan Naik. PLT Walkot Bandung Bakal Gelar Rapat Koordinasi“
[Gambas:Video 20detik]
(zlf/zlf)