Kasat Reskrim Polres Mojokerto AKP Tiksnarto Andaru Rahutomo mengatakan, ayah Sri merupakan pensiunan satpam perusahaan BUMN di Sidoarjo. Saat pensiun, ayah Sri menerima pesangon Rp 800 juta. Dari jumlah itu, Rp 150 juta diberikan kepada Sri sekitar 3 tahun lalu.
“Yang bersangkutan (Sri) diberi orang tuanya uang Rp 150 juta dan diminta mendepositokan uang tersebut di bank. Tujuannya untuk persediaan biaya sekolah anaknya dan supaya dapat bunga deposito tiap bulan untuk membantu biaya hidupnya,” kata Andaru kepada detikJatim, Rabu (23/2/2022).
Namun, ibu dua anak itu tidak pernah menunjukkan bukti deposito uang Rp 150 juta meski berulang kali ditanya orang tuanya. Sikap tertutup guru salah satu SDN di Kecamatan Ngoro, Mojokerto tersebut membuat orang tuanya curiga.
“Orang tuanya curiga karena selama ini menanyakan bukti deposito tidak pernah ditunjukkan. Akhirnya dua hari sebelum kejadian, Sabtu (19/2/2022), dia ditekan orang tuanya menunjukkan bukti deposito uang Rp 150 juta,” terang Andaru.
Desakan dari kedua orang tuanya membuat Sri bingung. Karena uang Rp 150 juta itu telah dihabiskan. PNS asal Desa Jiken, Kecamatan Tulangan, Sidoarjo, ini akhirnya nekat membuat sandiwara perampokan untuk menutupi perbuatannya menghabiskan uang pemberian orang tuanya.
“Dia (Sri) memang punya rekening di Bank Jatim, tapi saldonya sekitar Rp 3 juta saja. Jadi, deposito itu tidak ada,” tandas Andaru.
Sri melapor ke Polsek Ngoro, Mojokerto pada Senin (21/2) sekitar pukul 13.00 WIB. Guru SD ini mengaku dirampok 4 orang di Jalan Raya Desa Tanjangrono, Ngoro, Mojokerto, tepatnya di Jembatan Tanjangrono pada hari yang sama sekitar pukul 11.45 WIB.
Menurut pengakuannya, pelaku mengendarai sepeda motor Honda Vario dan Yamaha RX King warna hitam. Sementara Sri seorang diri mengendarai sepeda motor Honda BeAT nopol W 4351 NCE.
Komplotan perampok kabur setelah merampas tas miliknya yang berisi uang Rp 150 juta. Sri mengaku baru mencairkan uang tersebut dari Bank Jatim Cabang Pembantu Mojosari sekitar pukul 10.00-11.15 WIB.
Tim dari Satreskrim Polres Mojokerto yang diterjunkan menyelidiki kasus ini menemukan sejumlah kejanggalan. Hasil pengecekan ke Bank Jatim Cabang Pembantu Mojosari, Sri hari itu tidak pernah mencairkan uang Rp 150 juta. Saldo di rekeningnya hanya sekitar Rp 3 juta.
Berbekal fakta tersebut, polisi kembali menggali keterangan dari Sri. Cerita guru SD ini pun berubah. Ia mengarang cerita kehilangan tas berisi uang Rp 500.000, kartu ATM dan SIM saat pulang mengajar. Sejurus kemudian ia mendadak pingsan.
Sehingga Sri dilarikan ke RS Dharma Husada, Ngoro. Lagi-lagi ia hanya berpura-pura sakit untuk mengelabui polisi. Karena dokter yang memeriksanya menyatakan kondisinya normal. Ia akhirnya tidak bisa mengelak saat diinterogasi polisi dan mengaku telah membuat laporan perampokan palsu.
Simak Video “Duh! Guru SD di Mojokerto Ngaku Dirampok Rp 150 Juta, Ternyata…“
[Gambas:Video 20detik]
(fat/fat)