Anggota DPR RI dari F-PDIP, Aria Bima, menyambut baik sikap Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa yang menolak diskriminasi keturunan eks anggota PKI. Bima juga menegaskan, tak hanya untuk keturunan eks anggota PKI, hal serupa juga harus dilakukan terhadap keturunan eks anggota DI/TII.
“Dalam kerangka besar kebangsaan, harus ditempuh jalan rekonsiliatif. Tidak boleh ada diskriminasi terhadap anak bangsa. Semua harus diperlakukan sama di negara ini, tak peduli itu anak siapa,” ujar Bima dalam sosialisasi empat pilar kebangsaan di Solo, Sabtu (9/4/2022).
Aria Bima lantas menceritakan pengalamannya membantu penyelesaikan urusan dua anak Sarjono yang bekerja di bank BUMN tapi mendapat perlakukan diskriminatif. Sarjono adalah anak kandung Kartosuwiryo, pemimpin Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII).
“Saat itu saya sendiri yang menemani Pak Sarjono untuk menyelesaikan diskriminasi yang diterima dua cucu Kartosuwiryo itu. Bisa kami selesaikan. Intinya jangan ada diskriminasi untuk anak bangsa. Tak cuma untuk keturunan eks anggota PKI, tapi juga keturunan eks anggota DI/TII dan warga negara yang distigma buruk karena masa lalu leluhurnya,” ujar Bima.
Bahkan setelah itu, lanjut Bima, Sarjono menyatakan ingin bergabung sebagai anggota PDIP. Saat itu Bima menyarankan Sarjono bergabung ke PPP saja sebagai partai yang berhaluan Islam nasionalis. Namun, Sarjono bersikeras untuk bergabung dengan PDIP karena merasa telah dibela hak-hak kewarganegaraan keluarganya oleh partai tersebut.
“Dalam pertimbangan kami, teman-teman Almarhum Kartosuwiryo mungkin bisa lebih mengapresiasi jika Pak Sarjono sebagai anak kandung Kartosuwiryo bergabung dalam partai berhaluan Islam. Namun, Pak Sarjono tetap bersikeras masuk PDIP, ya kemudian kita proses keanggotaannya di partai. Pak Sarjono selanjutnya menjadi kader PDIP resmi ber-KTA,” papar Bima.
Simak Video “PDIP Tegaskan Jokowi Hanya 2 Periode dan Taat Konstitusi!“
[Gambas:Video 20detik]
(mbr/dil)