Jakarta –
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mempunyai misi mendorong percepatan proses hilirisasi. Proyek yang mandek harus cepat bisa digeber lagi.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan ada 57 proyek hilirisasi mandek yang harus segera diselesaikan. Proyek itu tergolong proyek relaksasi, sehingga memiliki batas waktu.
“Nah, inisiatif yang timbul dari kementerian bagaimana bisa mendorong proyek-proyek yang kurang lebih saat itu ada 57 proyek,” katanya dalam acara Penandatanganan Perjanjian Pembiayaan Smelter Nikel PT Ceria Metalindo Prima yang dipantau secara virtual, Rabu (6/3/2022).
Arifin melakukan Serangkaian inisiatif untuk mengatasi masalah ini, salah satunya dengan meminta bantuan Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Darmawan Junaidi.
Seiring berjalannya waktu, ia menyebutkan, tersisa 12 proyek yang masih mandek. Sebanyak 12 proyek itu merupakan smelter.
“Masih ada 12 smelter lagi yg harus kita dorong terdiri delapan smelter nikel, tiga bauksit, dan satu (smelter) mangan” tambahnya.
Ia berharap proses hilirisasi dapat berjalan dengan baik mengingat Indonesia memiliki bahan baku atau sumber daya alam (SDA) melimpah yang bisa diolah, seperti nikel. Diketahui nikel Indonesia mempunyai kontribusi 23% dari kapasitas potensi dunia.
“Mudah-mudahan ke depannya kita bisa dorong seluruh proses-proses hilirisasi yang saat ini masih ter-pending,” pungkas dia.
Kerja Sama Bangun Smelter
PT Ceria Metalindo Indotama (CMI), entitas anak PT Ceria Nugraha Indotama (CNI) menandatangani kontrak kerja sama pembiayaan secara simbolik dengan Bank Mandiri, Bank BJB, dan Bank Sulselbar untuk pendanaan proyek pembangunan smelter yang berlokasi di Kolaka, Sulawesi Tenggara, Rabu (6/4/2022).
Sementara penandatanganan sebenarnya, disampaikan Direktur Utama PT CNI Derian Sakmiwata, sudah dilakukan pada 24 Maret 2022 lalu.
“Sudah dua tahun dua bulan kami berdiskusi dengan perbankan nasional untuk mensukseskan apa yang jadi agenda kita pada hari ini. Harapannya ketika pabrik ini terbangun akan seusai dengan ekpektasi,” tutur Derian
Proyek ini, dijelaskan Derian, tidak hanya mendapat dukungan dari perbankan, tapi juga mendapat mendapat dukungan dari BUMN, PT Pembangunan Perumahan Tbk yang akan bertugas sebagai kontraktor.
“Tidak hanya itu, kita pun juga mendapat dukungan dari perusahaan listrik negara, PLN yang akan memastikan pasokan listrik 350 mega watt mengalir ke proyek kami,” tambah Derian.
Khusus PLN, Arifin berpesan PLN harus memberikan pelayanan dengan sebaik-baiknya. “Tanpa kedip, karena kalau sekali kedip, dia genit. Dia kedip rugi perusahaan. Kalau perusahaan itu tidak boleh berkedip-kedip lampunya,” kata Arifin.
(ara/ara)