Jakarta –
Pemilik UMKM Labuan Bajo Resin Art (Labora) sekaligus UMKM binaan BRI, Sebastian Nggagur menyambut baik pameran Rumah BUMN SME’s Hub di Waterfront City Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) beberapa waktu lalu. Pasalnya, pameran tersebut diselenggarakan berbarengan dengan perhelatan KTT ke-42 ASEAN.
“Saya difasilitasi BRI ikut pameran dari Kementerian BUMN di sini,” kata pria yang akrab disapa Bastian dikutip dari Antara, Sabtu (20/5/2023).
Ia menyebutkan ada sejumlah fasilitas yang dihadirkan dalam agenda tersebut, salah satunya barcode QRIS. Fasilitas tersebut memberikan kemudahan bagi dirinya untuk menjual beragam gantungan kunci buatan Labuan Bajo Resin Art (Labora).
“Memproduksi dan memasarkan bermacam gantungan kunci dengan desain menarik. Ada gambar manta, Komodo, rumah adat dan jenis-jenis ikon menarik Labuan Bajo dalam gantungan kunci itu,” ungkapnya.
Selain mengikuti pameran tersebut, ia pun turut berbagi cerita terkait pengalaman dirinya mendirikan bisnis gantungan kunci. Bastian mengatakan titik awal dirinya mendirikan bisnis tersebut dimulai sejak 2019 lalu.
Saat itu, ia hanya memiliki modal Rp 5 juta hingga saat ini masih menjadi pegawai swasta. Meskipun begitu, ia meluangkan waktu satu hingga dua jam sehari untuk membuat aksesoris tersebut. Upayanya tersebut pun membuat dirinya bisa memproduksi 100 buah gantungan kunci yang dibandrol seharga Rp 40 ribu per buah.
“Dalam menjalani roda usahanya, sempat mengalami kesulitan. Perlu meningkatkan produksinya, tetapi di satu sisi alat kerja dan tempat usaha terbatas. Akhirnya memberanikan diri mengajukan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari Kantor Cabang BRI Labuan Bajo,” ungkapnya.
Menurutnya, KUR yang diberikan oleh Bank BRI menghadirkan manfaat. Dari modal tambahan yang didapatkan, ia belanjakan untuk membeli alat kerja dan memperluas tempat usahanya. Sehingga bisa meningkatkan produksi hingga 200 buah gantungan kunci per bulan.
Dukungan yang diberikan oleh Bank BRI pun dirasakan pada 2022 lalu. Ketika dirinya kembali mendapatkan modal tambahan dari Bank BRI.
Ia menjelaskan dana tambahan yang dimiliki digunakan untuk meningkatkan kualitas produk. Pasalnya, produk yang diproduksinya menarget pasar lokal, khususnya wisatawan mancanegara yang berwisata ke Labuan Bajo.
“Dana pembiayaan itu dimanfaatkannya untuk membeli alat kerja tambahan dan bahan baku dari luar daerah,” jelasnya.
Manfaat pembiayaan BRI bagi pengembangan usaha skala UMKM sangat dirasakan oleh Bastian. Ia pun turut merasakan bunga kur yang ringan sehingga tidak terbebani.
“Dalam proses pengajuan hingga pencairan pembiayaan, Bastian mengaku BRI tidak pernah mempersulit,” tutur Bastian.
Diberdayakan Bank BRI
Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengatakan sebagai bank yang fokus di sektor UMKM, pihaknya bakal terus mendukung pengembangan dan pemberdayaan pelaku usaha di segmen tersebut.
“Dukungan kepada UMKM semakin diperkuat BRI sejak pandemi COVID-19, baik melalui program restrukturisasi kredit hingga pendampingan usaha,” kata Supari.
Khusus wilayah Manggarai Barat misalnya, BRI Cabang Labuan Bajo, pihaknya telah memberikan sejumlah dukungan seperti pembinaan, pendampingan, dan pembiayaan. BRI Cabang Labuan Bajo memiliki 24 UMKM binaan yang tersebar di seluruh wilayah Manggarai Barat.
Menurutnya, dukungan tersebut diberikan untuk peningkatan kapabilitas pemberdayaan perlu dilakukan secara konsisten karena UMKM adalah core business BRI.
“Tentunya kalau kita mau terus mengangkat UMKM ini betul-betul jadi kontributor perekonomian kita, maka kita harus membangun kapabilitas di situ. Kapabilitas empowerment, pemberdayaan,” tuturnya.
Untuk UMKM binaan perseroan, BRI memberikan berbagai pendampingan dan pembinaan seperti membuat kemasan, promosi produk, hingga pemasaran produk. Selain mendampingi UMKM untuk dapat meningkatkan kualitas produk, BRI menilai pentingnya literasi digital guna mendukung pemasaran produk.
Pihaknya memberikan pelatihan untuk meningkatkan literasi digital para pelaku usaha lewat edukasi pencatatan pembukuan dan pemanfaatan QRIS. Hal tersebut juga dilakukan BRI di Labuan Bajo. Adapun dukungan pembiayaan, BRI menyediakan kredit modal kerja, seperti KUR maupun pinjaman komersial.
Sementara itu, Menteri BUMN RI Erick Thohir mengatakan ada tiga dukungan penting yang dibutuhkan UMKM yakni pembiayaan, pendampingan, dan pasar. Hal tersebut diungkapkan olehnya saat mengunjungi Rumah BUMN SME’s Hub di Waterfront City Labuan Bajo, yang menjadi side event KTT ke-42 ASEAN beberapa waktu lalu.
Erick menjelaskan selama 2022, pembiayaan KUR telah mencapai Rp 335,29 triliun atau 89,89 dari APBN 2022 sebesar Rp 373 triliun. Dari angka tersebut, sebesar 92 persen KUR yang telah disalurkan kepada masyarakat berasal dari bank-bank Himbara (Himpunan Bank Negara).
Ada Holding Ultra Mikro yang didalamnya terdapat PT Permodalan Nasional Madani Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (PNM Mekaar) yang telah melakukan pendampingan dan pembiayaan kepada 149 ribu ibu-ibu di Pulau Flores.
“Kita tidak akan melepas mereka sendirian. BUMN fokus bersinergi dengan semua kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah untuk mendukung UMKM,” tutup Erick.
Simak Video “Cara Jokowi Memanjakan Pemimpin ASEAN: Joy Sailing dan Makanan Enak“
[Gambas:Video 20detik]
(prf/ega)