Jakarta –
Selama Pandemi COVID-19 tidak hanya masyarakat kota saja yang melakukan berbagai inovasi. Namun, mereka yang di desa juga turut melakukan beragam inovasi. Salah satu desa yang melakukan inovasi selama Pandemi COVID-19 yakni Desa Talok di Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Kepala Desa Talok Kabupaten Malang, Jawa Timur, Agus Harianto mengatakan, mayoritas anak muda yang bergabung di BUMDes menghadirkan banyak inovasi salah satunya dengan melahirkan aplikasi MyTalok dan TalokGo.
“Kita produksi MyTalok ada TalokGo bikin Startup dari desa,” kata Agus saat menghadiri Bincang Desa Brilian yang berlangsung secara hybrid, Selasa (14/12/2021).
Lahirnya aplikasi ini tidak terlepas dari kebingungan untuk mengelola potensi desa. Agus menceritakan, meskipun ada sedikit potensi untuk mengelola sektor pariwisata namun upaya tersebut sulit dikerjakan. Pasalnya, dari sisi financial desa pun tidak mendukung. Kemudian, anak-anak muda desa mencoba berpikir bagaimana mengembangkan potensi yang ada.
“Kita melihat potensi wisata ada, tapi tidak ada uang. Lalu kita mau berkembang apa untuk melawan badai COVID-19?,” katanya.
Dari situ, mereka mencoba memantau perkembangan desa tetangga yang kebetulan sektor pariwisatanya sudah berjalan. Melihat peluang dari sektor pariwisata desa tetangga, akhirnya membawa anak muda yang tergabung dalam BUMDes untuk menerapkan pola kekinian dengan menghadirkan Talokgo.
“Desa tetangga kita punya objek wisata yang luar biasa. Akhirnya, yang dipake pola-pola kekinian yakni bikin platform untuk memasarkan desa-desa lain yang memiliki potensi pariwisatanya atau UMKMnya,” kata Direktur BUMDes Desa Talok Evan Delga yang hadir dalam acara yang sama.
Lalu muncul sebuah inisiatif untuk membangun kerja sama dengan BUMDes dari desa tetangga. Evan mengatakan, para pemuda desa mendapatkan kesempatan untuk mengembangakan ticketing objek wisata desa tetangga yang dikelola secara digital. Tak hanya itu, platform sosial media, e-parking, dan promosi UMKM pun juga turut dikelola oleh anak-anak muda desa Talok.
Keunggulan dari aplikasi tersebut tidak hanya mampu memasarkan potensi pariwisata dan UMKM saja. Namun, menurut Evan ada banyak keunggulan yang hadir dari aplikasi tersebut seperti menghadirkan layanan pijat, kuli bangunan, hingga pengambilan sampah.
“Kami menyediakan layanan jasa seperti tukang pijit, tukang bangunan, dan pengambilan sampah. Ini kita kerjakan oleh pemuda desa sendiri,” tambahnya.
Menurutnya, aplikasi tersebut menjadi berkah bagi desa Talok. Pasalnya, dari pola kerja sama yang dibangun dengan desa tetangga menghadirkan pundi-pundi rupiah untuk desa Talok.
“Kalo bentuk kerjasamanya, dengan tiketing dengan e parkingnya. Keuntungannya ada fee sharing,” jelasnya.
Terakhir, Evan menjelaskan, inovasi tersebut hadir tidak saja untuk memberikan efek positif pada Desa Talok. Namun, juga untuk terus mendorong anak muda agar tidak lupa dan mau berkontribusi terhadap desa.
“Tujuan kita, untuk merubah pola pikir pemuda yakni mampu berinovasi. Isu sekarang, pemuda sudah tidak peduli dengan desanya. Kita buktikan, pemuda desa bisa berkontribusi terhadap desanya,” tutupnya.
Sekedar informasi, Desa Talok merupakan salah satu pemenang dari Desa BRILian 2021. Desa BRILian merupakan program dari Bank BRI untuk mengangkat dan meningkatkan potensi-potensi yang ada di desa.
(akn/ega)