Bankterkini.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan signifikan pada perdagangan Selasa, 11 Februari 2025. IHSG ditutup melemah 116,15 poin atau 1,75%, berakhir di level 6.531,99. Penurunan ini menandai tren bearish yang terus berlanjut di pasar saham Indonesia.
Tekanan jual yang kuat dari investor asing menjadi salah satu faktor utama penurunan IHSG. Pada perdagangan kemarin, investor asing mencatatkan aksi jual bersih (net sell) sebesar Rp469,47 miliar di seluruh pasar. Di pasar reguler, net sell mencapai Rp440,32 miliar.
Saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menjadi yang paling banyak dilepas oleh investor asing, dengan nilai net sell mencapai Rp237,32 miliar. Akibat tekanan jual tersebut, saham BMRI turun 2,40% dan ditutup pada harga Rp4.880 per saham.
Selain BMRI, beberapa saham lain juga mengalami tekanan jual signifikan dari investor asing. Berikut adalah 10 saham dengan nilai net sell tertinggi pada perdagangan Selasa, 11 Februari 2025:
- PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) – Rp237,32 miliar
- PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) – Rp119,18 miliar
- PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) – Rp118,75 miliar
- PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) – Rp95,77 miliar
- PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) – Rp58,5 miliar
- PT Petrosea Tbk (PTRO) – Rp58,17 miliar
- PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) – Rp52,91 miliar
- PT Fap Agri Tbk (FAPA) – Rp50,35 miliar
- PT Indosat Tbk (ISAT) – Rp44,61 miliar
- PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) – Rp32,04 miliar
Di sisi lain, investor asing juga melakukan aksi beli bersih (net buy) pada beberapa saham. Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menjadi incaran utama dengan nilai net buy mencapai Rp212,91 miliar. Seiring dengan aksi beli tersebut, saham BBRI menguat 1,01% dan ditutup pada harga Rp4.010 per saham.
Berikut adalah 10 saham dengan nilai net buy tertinggi oleh investor asing pada perdagangan kemarin:
- PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) – Rp212,91 miliar
- PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) – Rp49,45 miliar
- PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) – Rp40,66 miliar
- PT Astra International Tbk (ASII) – Rp32,72 miliar
- PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) – Rp28,45 miliar
- PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) – Rp25,35 miliar
- PT Bumi Resources Tbk (BUMI) – Rp23,28 miliar
- PT United Tractors Tbk (UNTR) – Rp21,37 miliar
- PT XL Axiata Tbk (EXCL) – Rp14,39 miliar
- PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) – Rp13,32 miliar
Analis pasar modal mengaitkan penurunan IHSG dengan sentimen negatif dari pasar global. Kebijakan tarif impor yang diumumkan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi pergerakan pasar saham domestik. Selain itu, data ekonomi domestik yang kurang menggembirakan turut menambah tekanan pada IHSG.
Meskipun demikian, beberapa sektor masih menunjukkan kinerja positif. Sektor perbankan, khususnya saham BBRI, berhasil mencatatkan penguatan di tengah tekanan jual yang terjadi. Hal ini menunjukkan bahwa investor masih memiliki kepercayaan terhadap prospek sektor perbankan di Indonesia.
Para investor disarankan untuk tetap waspada dan mencermati perkembangan pasar global serta domestik. Diversifikasi portofolio investasi menjadi langkah yang bijak untuk mengantisipasi volatilitas pasar yang tinggi. Selain itu, memahami fundamental perusahaan dan kondisi makroekonomi akan membantu investor dalam mengambil keputusan investasi yang tepat.
Secara keseluruhan, meskipun IHSG mengalami tekanan, peluang investasi masih terbuka bagi investor yang cermat dan berhati-hati dalam mengambil keputusan. Memantau informasi terkini dan melakukan analisis mendalam menjadi kunci sukses dalam berinvestasi di pasar saham yang dinamis.







