Jakarta –
Menteri BUMN, Erick Thohir, ikut melepas 285 pekerja migran Indonesia (PMI) yang akan berangkat ke Korea Selatan (Korsel). Erick mengatakan BUMN mendukung PMI.
“Kami kan BUMN harus mendukung dalam arti pembukaan lapangan kerja dan juga ekonomi kerakyatan,” kata Erick dalam video yang diterima, Senin (6/6/2022).
Pelepasan itu dilakukan di Kinasih Resort Depok hari ini. Di lokasi yang sama, turut hadir Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani.
Dia mengatakan BUMN memberi dukungan berupa pendanaan kepada PMI. Dia berharap para PMI bisa menghindari pinjaman uang dari lintah darat.
“Sejak awal, saya bersama Pak Benny melakukan dorongan seperti pendanaan, kalau ada yang mau ke luar negeri bersama BNI, daripada terjebak oleh lintah darat yang Pak Benny bilang sebagai mafia,” ucapnya.
Dia mengatakan nantinya jika sudah kembali ke Indonesia, para PMI juga sudah terdaftar di data bank sehingga bisa usaha sendiri di kemudian hari. Dia menyebut sudah ada Rp 1,1 triliun dari para pekerja migran yang menabung.
Selain itu, Erick mengatakan BUMN memberikan fasilitas tambahan kepada para PMI. Menurutnya, para PMI bukan masyarakat kelas 2 sehingga berhak mendapatkan layanan yang tak kalah dari warga negara asing di bandara.
Kepala BP2MI Benny Rhamdani dan Menteri BUMN Erick Thohir (Foto: Dwi Rahmawati/detikcom)
|
“Pak Benny dan saya bersepakat sejak awal, kita membuka pelayanan yang maksimal buat bangsa kita sendiri, jalur khusus dan juga lounge. Supaya apa? Coba lihat suara mereka begitu gemuruh, kenapa?” ucapnya.
“Karena seperti yang tadi Pak Benny bilang, ‘Presiden memerintahkan negara hadir, negara harus menjaga warga negaranya. Jangan sampai justru kita menjadi negara yang menomorduakan warganya sendiri’. Kita harus memastikan kita melayani bangsa kita menjadi nomor 1. bukan berarti kita antiasing, kita tetap melayani asing. tapi jangan sampai kita tidak melayani bangsa kita sendiri,” tambahnya.
Sebelumnya diberitakan, Kepala BP2MI Benny Rhamdani membeberkan jumlah devisa yang dihasilkan para pekerja migran. Dia menyebut tiap tahunnya PMI menyumbang Rp 159,6 triliun.
“Kita tidak boleh melupakan bahwa 159,6 triliun diberikan oleh mereka (pekerja migran) setiap tahunnya,” kata Benny.
“Ini akhirnya mereka berpikir memilih berangkat secara resmi kemudian diberlakukan secara resmi kemudian diberlakukan dengan hormat oleh negara seperti ini jadi pilihan terbaik oleh mereka. Ini kolaborasi dengan BUMN,” paparnya.
(jbr/jbr)