Jakarta –
Membangkitkan sektor UMKM menjadi salah satu kunci dalam pemulihan ekonomi nasional. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengulas selama pandemi, kontribusi UMKM terhadap PDB sebesar 61% dan menyerap tenaga kerja sebesar 97% dari total penyerapan tenaga kerja nasional.
“Pemerintah memandang UMKM sebagai kunci pemulihan ekonomi,” kata Airlangga beberapa waktu lalu.
Bentuk dukungan yang diberikan pemerintah untuk UMKM dan koperasi diwujudkan lewat enam stimulus, yaitu subsidi bunga UMKM, bantuan produktif usaha mikro, subsidi imbal jasa penjaminan (IJP), penempatan dana pada bank umum, dan insentif pajak untuk restrukturisasi kredit dan dukungan lainnya.
Selain itu, pembentukan Holding Ultra Mikro juga berkontribusi besar dalam memulihkan UMKM lewat penyaluran kredit ultra mikro. Holding Ultra Mikro yang melibatkan tiga entitas Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI), PT Pegadaian (Persero) dan PT Permodalan Madani (Persero) atau PNM juga memberikan banyak manfaat.
“Holding Ultra Mikro ini akan bisa memberikan jangkauan layanan yang lebih luas kepada masyarakat, dengan pilihan produk yang beragam dan sudah barang tentu dengan harga yang lebih murah,” ucap Direktur Utama BRI Sunarso.
Sunarso menambahkan melalui unit kerja yang terintegrasi di Sentra Layanan Ultra Mikro, akan membuat BRI, Pegadaian maupun PNM bisa menjangkau banyak nasabah dengan lebih efisien.
“Kemudian penggunaan digital bersama dan lain-lain itu akan menjadi bisa melayani masyarakat sebanyak mungkin dengan biaya semurah mungkin, karena prosesnya seefisien mungkin itu untuk stakeholder yang bernama nasabah ataupun masyarakat,” tuturnya.
Tak hanya bagi nasabah, masyarakat atau pelaku UMKM, meleburnya BRI, Pegadaian dan PNM juga bermanfaat bagi para karyawannya. Sunarso menjelaskan Holding Ultra Mikro akan menjadi kesempatan bagi karyawan untuk mengembangkan karier. Jika semula karyawan harus berkompetisi dalam wilayah yang sempit, kini bisa berkompetisi pada wilayah yang lebih luas.
“Bagi karyawan di tiga entitas ini, ini adalah kesempatan yang luar biasa, karena dengan digabungnya ini dalam satu ekosistem. Kalau tadinya kita lomba berenang di kolam dangkal dan sempit, sekarang kita berkompetisi mengeluarkan potensi terbaik kita di kolam yang lebih besar bahkan di danau, bahkan di laut di dalam yang bernama ekosistem ultra mikro ini,” tuturnya.
“Artinya wadah yang baru lebih besar ini menjadi tempat yang kondusif untuk menumbuhkembangkan karir teman-teman semua, tentunya sesuai dengan potensinya masing-masing, kompetisinya masing-masing,” lanjutnya.
Holding Ultra Mikro juga bermanfaat bagi para pemegang saham atau investor. Adapun manfaat yang dirasakan ialah kepastian sumber pertumbuhan perusahaan. Hal ini akan berdampak pada portofolio saham BBRI ke depannya.
“Nanti pemegang saham punya kepastian bahwa BRI ini punya kepastian sumber pertumbuhan. dan sumber pertumbuhan nggak harus memaksakan BRI naik-naik ke atas mencari-cari yang besar, karena sumber pertumbuhan dipasok dari bawah, dari ultra mikro. Jadi bagi pemegang saham ini adalah kepastian sumber pertumbuhan baru,” jelasnya.
Sedangkan bagi negara, lanjutnya, ekosistem ultra mikro akan memudahkan negara dalam mengintegrasikan database grassroot ekonomi di bawah. Database grassroot ekonomi ini notabene masih sering tidak bisa dilepas ke mekanisme pasar.
“Maka kemudian kalau database-nya bagus penyaluran berbagai stimulus akan lebih mudah dan lancar efektif dan efisien itu value yang ingin kita create,” tandasnya.
Simak Video “Year In Review 2021: Inovasi Pemulihan Ekonomi Nasional di 2021“
[Gambas:Video 20detik]
(fhs/ega)