PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) terus melejit dengan menunjukkan kinerja kinclong pada kuartal I-2022. Ekonom menilai bagusnya performa BRI akan terus berlanjut mengingat pondasi bisnis dan market yang besar serta tranformasi digital yang on the track.
Ekonom dan Financial Market Specialist LBP Enterprises Internasional, Lucky Bayu Purnomo, mengatakan sejumlah bank termasuk BRI telah menunjukan performa perbaikan kinerja yang signifikan lebih awal.
“Dalam jangka pendek, BRI sudah menunjukkan performa yang baik dan kinerja yang unggul dibanding industri perbankan. Memang, marketshare BRI di UMKM yang masih memiliki posisi tersendiri dibanding bank lain, dia punya captive market, ” kata Lucky di Jakarta hari ini.
BRI berada di posisi yang tepat sehingga menunjukkan kinerja yang sangat baik di kuartal I 2022. BRI mencatat laba Rp 12,2 triliun di tiga bulan pertama 2022, tumbuh 78,13 persen secara tahunan, pertumbuhan ini tercatat yang tertinggi dibandingkan bank Buku IV lain.
Sementara untuk aset, pada akhir Maret 2022 tercatat asset BRI Group tumbuh sebesar 8,99 persen (yoy) menjadi Rp 1.650,28 triliun. Kondisi UMKM yang mulai pulih saat ini mendorong penyaluran kredit BRI tumbuh 7,43 persen (yoy) menjadi sebesar Rp 1.075,93 triliun.
Lucky mengatakan, UMKM adalah captive market yang paling mampu bertahan dan bangkit sangat cepat di masa pandemi. Dibandingkan korporasi yang sulit bergerak, UMKM lebih tahan banting dan bisa bergerak cepat.
“Jadi BRI ini saya menyebutnya sustainable bank karena berada di segmen konsumer, marketshare UMKMnya lebih baik,” kata dia.
Menurut Lucky, sebagai bumn dengan kapitalisasi terbesar, BRI harus terus mendorong digitalisasi untuk mempertahankan kinerja cemerlangnya. BRI harus gencarkan program digital banking yang homogen dengan fokus usaha yakni di segmen UMKM.
Transformasi digital yang lebih masif akan berdampak positif juga pada kinerja emiten di pasar modal. Kata Lucky, marketcap bank-bank digital yang kini lebih tinggi dengan pamor yang melesat di pasar modal terjadi karena peran digital.
Bank digital dapat bergerak lebih luwes dengan kapitalisasinya sebagai bank kecil. Maka, BRI perlu terus mendorong akselerasi digital agar pergerakannya bisa diatur untuk melaju dengan kecepatan tinggi.
Bersambung ke halaman selanjutnya.