bankterkini.com
  • Berita Terkini
  • Cari
Senin, November 3, 2025
No Result
View All Result
  • Berita Terkini
  • Cari
No Result
View All Result
bankterkini.com
No Result
View All Result

Negara Asia Buru Minyak Rusia dengan Harga Diskon, Indonesia Gimana?

admin by admin
5 September 2022
in info Bank
0
Negara Asia Buru Minyak Rusia dengan Harga Diskon, Indonesia Gimana?

Jakarta –

Negara-negara di Asia beralih ke Rusia untuk mendapatkan minyak mentah dengan harga diskon di tengah harga energi global yang masih tinggi. Meski demikian, negara-negara Barat berusaha mengurangi ketergantungan mereka pada energi Rusia.

India semakin banyak membeli minyak mentah Rusia, dan data pengapalan terbaru menunjukkan China juga makin banyak membeli minyak dari negara pimpinan Vladimir Putin tersebut.

Ke mana minyak mengalir?

Meskipun jumlah ekspor minyak Rusia ke Uni Eropa telah turun sejak invasi Moskow ke Ukraina, tapi blok ekonomi tersebut masih membeli dalam jumlah signifikan – lebih dari satu juta barel per hari.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Namun, Uni Eropa mengatakan mereka melarang semua impor melalui laut mulai Desember (sebagian besar minyak Rusia dikirim lewat laut dibandingkan jalur pipa).

Di sisi lain, India dan China justru menjadi pembeli terbesar minyak Rusia. Bahkan, kedua negara itu membeli lebih 50% dari semua kuota ekspor minyak lintas laut Rusia.

Line chart showing increasing oil exports to India and ChinaBBC

Pada Maret 2022 saja, jumlah impor minyak gabungan China – India dari Rusia melampaui jumlah impor ke 27 negara anggota Uni Eropa.

Jenis minyak Rusia yang dibeli India dikenal sebagai Ural (minyak mentah campuran yang biasa diekspor ke Eropa). Jumlahnya meningkat tajam awal tahun ini.

India mengimpor pula jenis minyak mentah Rusia yang disebut East Siberia Pasific Ocean (ESPO). Jumlahnya juga naik drastis, berdasarkan informasi dari data pengiriman kapal.

Sementara itu, China telah membeli Ural dan ESPO dalam jumlah besar sejak Maret. Pada awal Juli, China dilaporkan telah membeli jumlah terbesar selama dua bulan berturut-turut.

Zhoushan terminalReutersTerminal minyak mentah Zhoushan di China bersiap menyambut sebuah kapal tanker

Sementara itu, Sri Lanka yang sedang menghadapi krisis ekonomi parah, memanfaatkan harga diskon dengan meminta tiga kali pengiriman minyak mentah dari Rusia.

Kemudian, rezim militer Myanmar baru-baru ini mengatakan mereka juga akan mulai mengimpor minyak mentah dari Rusia.

Sebaliknya, Jepang telah menyatakan bakal menghentikan impor dari Rusia secara bertahap. Impor minyak mentah Rusia ke Korea Selatan juga turun.

Minyak Rusia mengalir sampai Asia

Setelah invasi ke Ukraina pada Februari, Rusia dihadapkan pada penurunan jumlah pembeli minyak mentah Ural. Sejumlah pemerintah dan perusahaan asing memutuskan menghindari produk energi dari Rusia, dan hal ini membuat harganya turun.

Pada satu titik di awal tahun, minyak mentah Rusia lebih murah US$30 per barel dibandingkan minyak mentah Brent [yang menjadi tolok ukur global].

Harga pasti minyak mentah yang dijual ke India belum diketahui harganya, namun potongan harga minyak mentah Rusia telah mencapai sekitar US$20 per barel.

Barrels of oil stacked upGetty ImagesIndia mengimpor lebih dari 80% minyak mentah India.

Padahal, jumlah impor minyak mentah dari Rusia ke India sempat turun tipis pada Juli lalu karena harganya kurang menarik dibandingkan minyak mentah dari Arab Saudi.

Pemerintah India mengatakan tetap membeli produk bahan bakar fosil dari Rusia, karena mereka harus mendapatkan minyak dari tempat yang paling murah.

Menanggapi hal ini, Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba mengatakan “setiap barel minyak mentah dari Rusia yang dikirim ke India terdapat kandungan darah warga Ukraina di dalamnya.”

Namun, pemerintah Amerika Serikat mengakui bahwa mereka tak bisa menghentikan aksi jual-beli ini karena tidak ada sanksi sekunder pada negara-negara lain yang melakukan bisnis dengan Rusia.

Belum jelas pula apakah India atau China akan mengikuti rencana negara-negara G7 (Inggris, AS, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, dan Jepang) untuk membatasi minyak Rusia dalam upaya menghambat pemasukan Moskow dari ekspor energi.

Dampak sanksi

Meskipun harganya menarik, perusahaan penyulingan besar di India kesulitan membiayai pembelian minyak mentah dari Rusia menyusul sanksi terhadap bank-bank negara itu.

Salah satu pilihan yang dipertimbangkan India adalah sistem transaksi berdasarkan mata uang lokal. Artinya, barang ekspor India ke Rusia akan dibayar dengan mata uang rubel, bukan dolar atau euro. Kemudian barang yang masuk ke India dibayar dengan mata uang rupee.

AS menyatakan keberatan terkait praktik ini, dengan mengatakan hal itu bisa “menguatkan rubel atau merusak sistem keuangan berbasis dolar.”

Man on a bicycle passes by a petrol station in Kolkata as oil prices riseGetty Images

Rusia juga dilaporkan meminta bayaran dari India dalam mata uang Uni Emirat Arab, meskipun perusahaan yang terlibat tidak mengonfirmasi laporan tersebut.

Adapun perusahaan BUMN China semakin banyak menggunakan Yuan dibandingkan dolar AS untuk membiayai pembelian minyak dari luar negeri.

Dari mana lagi India dan China mendapatkan minyak?

Impor minyak mentah dari AS ke India meningkat tajam pada akhir 2021 dan awal tahun ini, tapi kemudian turun lalu meningkat tipis.

Meskipun impor dari Rusia ke India mengalami peningkatan, India juga melakukan pembelian minyak mentah dalam jumlah besar dari negara-negara Timur Tengah, terutama Irak dan Arab Saudi.

China juga melanjutkan untuk membeli minyak dari Timur Tengah, Angola, dan Brazil. Namun, pada Juli, Rusia tetap menjadi pemasok utama selama tiga bulan berturut-turut.

Bagaimana dengan Indonesia?

Dalam unggahannya, sebelum kenaikan harga BBM bersubsidi, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, sempat menyinggung opsi pemerintah membeli minyak mentah dari Rusia.

“Saat ini teman-teman di sektor keuangan lagi ngitung-ngitung. Kita harus tegas, untuk tidak pro terhadap salah satu negara,” kata Sandiaga dalam akun Instagramnya.

https://www.instagram.com/reel/CheGt5kpH71/

Dalam unggahan yang sama, Sandiaga juga mengatakan pemerintah memperhitungkan risiko sanksi dari Barat dan AS.

Opsi membeli minyak mentah dari Rusia juga sempat disampaikan anggota DPR Komisi VII, Syaikhul Islam.

“Kalau ada tawaran harga crude Rusia yang lebih murah 30%, kenapa tidak diambil? Dan kita berharap dengan adanya crude yang murah itu, tidak ada kenaikan BBM,” kata Syaikhul dalam rapat kerja dengan Menteri ESDM, Arifin Tasrif, Rabu (24/08).

Namun saat itu, Menteri Arifin Tasrif tidak menjawab secara rinci tentang pertanyaan mengenai opsi pembelian minyak dari Rusia.

Namun, sejumlah kalangan mengatakan terdapat risiko negatif ketika Indonesia memutuskan membeli minyak dari Rusia, seperti sanksi dari Barat dan Amerika Serikat. Hal ini nantinya akan berpengaruh terhadap hampir 11% ekspor Indonesia ke AS, seperti minyak sawit, dan kayu.

Pada 2021, minyak mentah yang menyokong Indonesia sebagian besar berasal dari Arab Saudi (4,42 juta ton), Nigeria (3,92 juta ton) dan Australia (1,41 juta ton), berdasarkan Badan Pusat Statistik.

Reality Check brandingBBC

Read more from Reality Check

Send us your questions

Simak juga Video: Bos Minyak Rusia Penentang Invasi Ukraina Tewas Jatuh dari Jendela RS

[Gambas:Video 20detik]

(ita/ita)

Previous Post

Transaksi M-Banking Keluarga Dipermasalahkan, Apakah Saya Bisa Dipidana?

Next Post

Siasati Harga Energi, Perusahaan Tambang Pelat Merah Cetak Laba Segini

Next Post
Siasati Harga Energi, Perusahaan Tambang Pelat Merah Cetak Laba Segini

Siasati Harga Energi, Perusahaan Tambang Pelat Merah Cetak Laba Segini

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Lewat Program Ini, BRI Dorong Inklusi Keuangan hingga Level Desa

Lewat Program Ini, BRI Dorong Inklusi Keuangan hingga Level Desa

17 Desember 2021
Gaet BUMN-BUMD, Ganjar Canangkan Program Bangun Rumah-Listrik Murah

Gaet BUMN-BUMD, Ganjar Canangkan Program Bangun Rumah-Listrik Murah

12 Januari 2022
Gencar Genjot Digitalisasi, Ini PR untuk Perbankan

Gencar Genjot Digitalisasi, Ini PR untuk Perbankan

26 Oktober 2021
Prakerja Gelombang 56 Dibuka! Ini Syarat dan Tata Cara Pendaftarannya

Prakerja Gelombang 56 Dibuka! Ini Syarat dan Tata Cara Pendaftarannya

30 Juni 2023
BUMN Guyur Rp 3,8 T untuk Mandalika, Bikin Lounge di Bukit hingga Aspal Sirkuit

BUMN Guyur Rp 3,8 T untuk Mandalika, Bikin Lounge di Bukit hingga Aspal Sirkuit

6 Maret 2022
Tren BSI: Bangkitkan Geliat Literasi Keuangan Syariah untuk Hadapi Resesi

Tren BSI: Bangkitkan Geliat Literasi Keuangan Syariah untuk Hadapi Resesi

21 Desember 2022
Bangun Bisnis dari SMA, Pria 19 Tahun Ini Kini Punya 50 Karyawan

Bangun Bisnis dari SMA, Pria 19 Tahun Ini Kini Punya 50 Karyawan

28 Oktober 2021

Pemulihan Transformatif UMKM

25 Januari 2022

Sindikat Bobol Rekening Dormant, Rp 204 Miliar Hilang dalam 17 Menit

26 September 2025

Eks Manager Perum Perindo Didakwa Kasus Korupsi, Terancam 4 Tahun Bui

28 April 2022

TASPEN-Pemprov Sulut Jalin Kerja Sama Siapkan Hunian ASN Tanpa DP

4 April 2023

DKI Sebut Kenaikan Harga Pangan Saat Ramadan Akibat Konflik Rusia-Ukraina

8 April 2022

Beda Hitungan Bengkak Kereta Cepat JKT-BDG: RI Rp 21 T, China Cuma Rp 15 T

9 Desember 2022

Perjuangan Mantri BRI Beri Akses Perbankan Masyarakat di Pulau Selaru

10 Oktober 2022

7 Juta Rekening Nasabah Holding UMi Cairkan Pinjaman Secara Nontunai

7 Juni 2023

Utang Kereta Cepat Jakarta-Bandung Dijamin APBN, Jokowi Bilang Gini

2 Oktober 2023
© Copyright Bankterkini Team All Rights Reserved

No Result
View All Result
  • Home
  • Entertainment
    • Gaming
    • Movie
    • Music
    • Sports
  • Lifestyle
    • Fashion
    • Food
    • Travel
    • Health
  • News
    • Bussiness
    • Politics
    • Science
    • World
  • Tech
    • Apps
    • Gadget
    • Mobile