Jakarta –
Pesta Rakyat Simpedes (PRS) 2022 kembali diadakan oleh PT Bank Rakyat Indonesia (BRI). Mengusung tema ‘Pede Menghadapi Perubahan’, PRS tahun ini akan diadakan secara hybrid, yaitu offline dan online di 379 titik se-Indonesia.
379 titik tersebut terdiri dari 11 titik utama di kabupaten/kota besar, yakni Malang, Medan, Semarang, Tasikmalaya, Palembang, Bandar Lampung, Makassar, Sidoarjo, Denpasar, dan Sleman; 14 titik teritorial, antara lain Karawang, Samarinda, Tangerang, Jember, Kediri, Madiun, Gresik, Bone, Palu, Bukittinggi, Tegal, Pati, Purwokerto, dan Solo Kartasura; dan 354 titik di tingkat Kantor Cabang BRI.
“PRS tahun ini akan kita lakukan di 397 titik di Indonesia,” ungkap Head of Micro Business Development Division Fita Arisanti dalam Konferensi Pers di Gedung Sarinah Thamrin, Rabu (15/6/2022).
Pesta Rakyat Simpedes akan berlangsung dari bulan Juni hingga Desember 2022. Sebagai acara pembuka, PRS akan diadakan di Malang pada tanggal 25-27 Juni dan berakhir pada Desember bersamaan dengan HUT BRI di Jakarta.
PRS akan diikuti oleh lebih dari 500 ribu UMKM dan 3000-5000 UMKM di skala yang lebih kecil. Pada acara tersebut, UMKM akan menampilkan produk dagangannya. Namun, sebelum produk ditampilkan terlebih dahulu dikurasi oleh pihak BRI.
Kurasi tersebut bertujuan untuk memilah kualitas produk supaya masyarakat mendapatkan produk dalam negeri yang tidak kalah dengan produk luar negeri. Kurasi melibatkan expert dari regional dan memiliki jadwal berbeda di masing-masing tempat. Untuk menyelaraskan waktu kurasi, produk UMKM harus lolos uji minimal 2 bulan sebelum acara berlangsung.
“Dikurasi supaya bisa memberikan produk-produk yang itu memang bisa digunakan oleh masyarakat dengan tingkat kepuasan yang lebih bagus,” lanjut Fita.
Kurasi ini sendiri terdiri dari tiga level, yakni potensi UMKM mendapat akses pasar di level provinsi, potensi UMKM mendapat akses pasar di level keresidenan, dan potensi UMKM mendapat akses pasar di level kabupaten/kota.
Sebelumnya, acara PRS sempat terhenti akibat pandemi yang berlangsung di Indonesia selama dua tahun. Melihat situasi yang mulai beralih ke endemi, BRI kembali mengadakan PRS untuk membantu Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) mengembangkan usahanya dengan memberikan literasi keuangan.
Direktur Bisnis Mikro BRI Supari menjelaskan dalam pelaksanaannya, BRI tetap mengusung enam pilar, antara lain Pasar, Pawai, Panen, Panggung, Peduli, dan Pojok X’sis. Adapun di tahun ini salah satu pilar, yaitu Pawai mengalami perubahan konsep menjadi gerakan dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan resources BRI yang sangat besar, khususnya human capital, untuk melakukan kegiatan penyuluhan digital.
“Formatnya sama, kita mengangkat 6 pilar tetapi dengan konsep yang berbeda dalam pilar pawai. Kalau dulu kita memfasilitasi ekosistem yang sudah bermitra dengan BRI dari sisi kehumasan supaya PRS bisa dikenal masyarakat. Sekarang pawai ini kita kelas ulang sebagai suatu gerakan dari tempat ke tempat lain dengan menggunakan resources BRI yang sangat besar khususnya human capital untuk melakukan pawai dengan kegiatan penyuluh digital,” jelas Supari.
BRI akan mengerahkan 110 ribu pekerjanya untuk mengedukasi masyarakat mengenai literasi keuangan tersebut. Program ‘blusukan’ ini merupakan makna serta kegiatan terbaru salah satu pilar, yakni Pawai. Pawai keliling ini berfokus pada edukasi masyarakat mengenai keuangan digital, penggunaan rekening BRImo, dan pemahaman masyarakat mengenai risiko penggunaan digital.
Dengan menerapkan Pawai, Supari berharap gerakan tersebut akan membantu UMKM menghadapi perubahan yang cepat dan berskala besar sehingga UMKM dapat menjaga kegiatan usahanya serta memperkaya aktivitas bisnis.
“Harapannya, masyarakat, yaitu pelaku UMKM nanti semakin pede untuk menghadapi perubahan. Karena selama pandemi 2 tahun ini masyarakat itu cepat sekali berubah dan perubahannya juga berskala besar,” tandasnya.
(ega/ang)