Harga BBM Pertamax di semua SPBU Pertamina sudah disesuaikan menjadi Rp 12.500/liter, dan di beberapa daerah Rp 13.000/liter. Kenaikan harga yang dilakukan PT Pertamina (Persero) ini menyesuaikan naiknya harga minyak mentah dunia.
Sudah tahu asal muasal BBM Pertamax?
Mengutip laman resmi Pertamina, Pertamax pertama kali diluncurkan pada 10 Desember 1999. Lahirnya Pertamax menggantikan eksistensi Premix (1994) dan Super TT (1998) yang mengandung unsur Methyl Tertra Butyl Ether (MTBE) yang kurang ramah lingkungan.
Pertamax merupakan bahan bakar bensin dengan kadar oktan minimal 92 berstandar internasional. Kendaraan yang sangat direkomendasikan untuk menggunakan Pertamax adalah yang memiliki kompresi rasio 10:1 hingga 11:1, atau kendaraan berbahan bakar bensin yang menggunakan teknologi setara dengan Electronic Fuel Injection (EFI).
Dengan ecosave technology, Pertamax diklaim mampu membersihkan bagian dalam mesin (detergency).
Pertamax juga dilengkapi dengan pelindung anti karat pada dinding tangki kendaraan, saluran bahan bakar dan ruang bakar mesin (corrotion inhibitor), serta disebut mampu menjaga kemurnian bahan bakar dari campuran air sehingga pembakaran menjadi lebih sempurna (demulsifier).
Sejalan dengan naiknya harga Pertamax, pemerintah memutuskan bahwa Pertalite atau BBM RON 90 menjadi jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP), alias BBM bersubsidi. Singkatnya, status Pertalite akan seperti Premium yang distribusinya diatur di wilayah penugasan dan dalam penyalurannya Pertamina bakal diberikan kompensasi.
BBM Pertalite sendiri lahir sejak 2015. Kabar peluncurannya sudah santer terdengar dari April tahun tersebut. Semula, dijelaskan Ahmad Bambang yang kala itu menjabat Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang, Pertalite rencananya diluncurkan Mei.
Hal itu dia sampaikan dalam paparan rencana peluncuran produk baru, saat rapat dengan Komisi VII DPR, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, 22 April 2015.
Pertamina kemudian membatalkan penjualan Pertalite pada Mei 2015. Pembatalan tersebut terkait dengan sikap pemerintah soal harga Pertalite yang lebih mahal dari bensin Premium.
Menteri BUMN Rini Soemarno kala itu menjelaskan dirinya bersama Menteri ESDM telah sepakat agar Pertamina mengkaji ulang peluncuran bensin Pertalite. Alasannya Pertamina tidak boleh berhenti menjual atau memproduksi bensin Premium bila harga Pertalite masih di atas Premium.
“Silakan perkenalkan Pertalite tapi kalau Pertalite lebih mahal maka Premium harus tetap tersedia,” kata Rini saat berbincang di Kementerian BUMN, Jakarta pada 7 Mei 2015.
Rini menjelaskan pemerintah tidak ingin membebani masyarakat dengan jalan menghapus Premium namun harga BBM jenis baru sebagai pengganti jauh lebih mahal.
Dwi Soetjipto yang kala itu menjabat sebagai Direktur Utama Pertamina menyatakan pihaknya harus menyiapkan serangkaian uji produk.
Akhirnya Pertalite resmi diluncurkan pertama kali pada 24 Juli 2015, di SPBU 31.1.02.02 Abdul Muis, Jakarta Pusat. Kala itu bahan bakar dengan RON 90 ini telah tersedia di 110 SPBU di Kota Jakarta, Bandung dan Surabaya.
Awalnya Pertamina hanya melakukan uji pasar di balik peluncuran Pertalite untuk mengetahui respon konsumen terhadap produk barunya. Apabila konsumen memberikan respon yang cukup positif maka Pertamina akan melakukan tahapan-tahapan selanjutnya. Pada akhirnya Pertalite berhasil bertahan hingga saat ini.
Ke halaman berikutnya
Simak Video “Ini Harga BBM RON 92 di Beberapa Negara ASEAN, RI Paling Murah“
[Gambas:Video 20detik]