Siapa yang tidak terinspirasi oleh kisah kesuksesan Chairul Tanjung dalam membangun kerajaan bisnisnya? Sosok sederhana yang masuk daftar orang terkaya urutan ketiga tahun 2022 versi majalah Forbes.
Kisah suksesnya juga menginspirasi Bhima Chandra Indraswara, seorang pebisnis asal Magelang.
Dikutip dari detikFinance, Bhima Chandra Indraswara adalah pemilik Martabak Manis Pandawa yang cabangnya sudah tersebar sebanyak 290 outlet di seluruh Indonesia.
Dirinya mengaku mendapatkan inspirasi setelah membaca buku ‘Chairul Tanjung Si Anak Singkong’ yang disusun oleh Tjahja Gunawan Diredja. Ia menjadikan CT sebagai role model dalam hidupnya. Baik dari segi bisnis dan kehidupan dalam keluarga.
“Saya baca buku Si Anak Singkong itu di tahun 2016 kalau nggak salah. Di tahun 2017nya saya buka usaha. Alasan saya baca buku itu, karena basic saya suka jualan juga. Saya buat bisnis itu saya pengen jadi pengusaha. Tapi saya juga belum ada gambaran waktu itu. Akhirnya saya baca-baca buku Anak Singkong, saya sangat terinspirasi dari semangatnya Pak CT,” ungkap Bhima, Selasa (21/6/2022).
Ia menilai CT adalah sosok bapak yang bijak untuk keluarganya dan menjadi kebanggaan keluarga. Lalu, menurutnya, CT adalah father of bisnis dari semua karyawannya dan lini bisnisnya.
“Nah, dari situ karena saya juga punya beberapa bisnis, saya juga mau jadi role model,” ungkapnya.
Pria kelahiran Salatiga, 24 Juni 1991 itu dulunya adalah seorang sales bank yang memiliki bisnis sampingan. Tahun 2021 ia mantab resign dan memilih fokus membangun bisnisnya.
Bhima menerangkan, bahwa sosok CT telah memberi banyak pelajaran baginya. Salah satunya adalah dengan membangun relasi dengan para orang besar melalui teknik direct to the top.
“Saya mau gimana saya bisa membesarkan hal yang terlihat kecil. Kalau saya ringkas dari buku itu, pertama saya kan hanya bisa jualan gerobak tapi mitra-mitra saya itu Komisaris Bank, Direktur BUMN, teman-teman DPRD. Orang-orang besar pun bisa saya ambil. Sama dengan kalau pas waktu itu Pak CT, langsung direct to the top. Nah, itu sama sampai sekarang saya punya mitra-mitra komisaris besar-besar. Yang waktu saya kerja di perbankan saya nggak bisa sentuh, tapi itu dengan saya berbisnis saya juga mau bermitra dengan banyak orang gitu,” jelasnya.
Bhima menceritakan bagian yang paling favorit dari buku Si Anak Singkong itu adalah, tentang bagaimana CT mengakuisisi Trans7 dan beberapa bisnis lainnya.
Bhima menerangkan, bahwa sosok CT telah memberi banyak pelajaran baginya. Salah satunya adalah dengan membangun relasi dengan para orang besar melalui teknik direct to the top.
Teknik tersebut ia terapkan dalam menjalankan bisnis martabaknya. Dia berjualan gerobak namun mitranya adalah Komisaris Bank, Direktur BUMN, dan teman-teman DPRD.
Bagian yang paling favorit dari buku Si Anak Singkong menurutnya adalah, tentang bagaimana CT mengakuisisi Trans7 dan beberapa bisnis lainnya.
Ternyata, hal itu juga yang sedang dijalankan sekarang. Menurutnya, hal yang kecil juga sebenarnya berpotensi bisa jadi besar, kalau kita serius menjalankannya.
“Di tahun 2015 saya jual audio mobil, cuma karena terkendala di modal besar, saya akhirnya lari ke bisnis martabak. Pas 2016, saya fokus develop untuk buat resep martabak manis ini. Saya trial and error development ini sekitar 8 bulan. Karena saya nggak mau buat resep martabak biasa-biasa aja. Saya buat resep sendiri, saya memahami fungsi masing-masing bahan. Reaksi kimia ini berjalan bagus, bisa seperti ini dan lain-lain. Ini saya lakukan berdua hanya dengan istri. Itu pertama saya nggak punya modal, ibaratnya saya sampai jual motor, gadaikan BPKB untuk modal, perhiasan istri saya tinggal cincin kawin aja,” terang Bima.
Di Mei 2017, Bhima berhasil membuka cabang pertama Martabak Manis Pandawa. Lalu, setelah tiga bulan balik modal, ia terus membuka cabang lagi hingga akhirnya bisa memiliki ratusan outlet yang tersebar di Tanah Air.
“Setelah beberapa bulan setelah itu, terus ada yang bilang mas ini saya franchise ya. Habis itu satu, dua outlet saya terima habis itu semuanya berjalan. Di tahun 2018 saya sudah punya 20 an outlet, 2019 saya sudah punya ratusan outlet. Pada boomnya itu di pandemi saya buka 200 outlet. Hingga saya sekarang memiliki 290 outlet aktif di seluruh Indonesia,” katanya.
Bicara tentang omzet, Bhima pun menyebutkan gambaran omzet yang didapatnya saat awal mula merintis bisnis hingga sekarang berhasil memiliki 290 outlet aktif.
“Dulu pertama satu bulan outlet pertama omzet Rp 1,3 juta. Terus sekarang sekarang tiap outletnya rata-rata di atas Rp 10 juta. Jadi, saya bisa dapat omzet Rp 3 miliar sekarang per bulan dari semua outlet saya. Omzet margin yang bisa masuk ke kantong saya sekitar Rp 150 juta per bulan, itu stabil segitu,” ungkapnya.
Sembari mengembangkan bisnisnya, Bhima pun berharap dirinya bisa bertemu dengan sosok role model, yakni Chairul Tanjung.
“Kalau saya ketemu CT, yang pertama saya bakal ucapin terima kasih ke Pak CT, karena secara tidak langsung dia banyak mengajarkan saya tentang keluarga dan di bisnis. Saya banyak belajar bisnis bagaimana bisnis ini bisa bisnis seperti itu. Dengan semangat CT, itu bisa membuat saya mampu untuk bisa bergerak lebih,” kata Bhima.
Simak Video “Tanda Syukur Ulang Tahun ke- 60, CT Bagikan E-Book dan Undang Makan Malam“
[Gambas:Video 20detik]
(nor/nor)