Jakarta –
Merespons masalah sampah di Indonesia, sejumlah pelaku industri menerapkan inisiatif-inisiatif bagi bisnisnya, karyawan, hingga masyarakat. Yanti Octaviani perwakilan BUMN Pegadaian menuturkan, perusahaannya menerapkan inisiatif Memilah Sampah Menabung Emas (MSME) bagi warga.
Sampah yang ‘disetor’ ke bank sampah mitra Pegadaian dapat ditukar dengan uang, lalu dibelikan emas.
“Sejak 2018-2023, kini sudah ada 12.000 nasabah bank sampah. Dan sudah ada 5.000 kg emas terkonversi dari 1.500 ton sampah anorganik di 2023,” tutur Yanti dalam Indo-Pacific Plastics Innovation Network (IPPIN)- Indonesia Hub’s Demo Day yang digelar Kedutaan Besar Australia, Kedaireka Kemendikbudristek, dan Commonwealth Scientific and Industrial Research Organisation (CSIRO) di Shangri La Hotel Jakarta, Rabu (18/10/2023).
Menukar Sampah Jadi Emas
Yanti menuturkan, untuk melaksanakan inisiatif ini, Pegadaian bekerja sama dengan 74 bank sampah binaan. Mekanismenya, bank sampah menyosialisasikan cara memilah sampah. Rumah tangga yang sudah tahu cara memilah sampah lalu membuangnya di bank sampah.
“Kemudian ditukar dengan uang. Uang yang terkumpul dapat dibelikan emas di Pegadaian,” jelasnya.
MSME Pegadaian semula dijalankan untuk mengurangi sampah rumah tangga yang terbengkalai agar punya nilai ekonomi. Yanti menambahkan, bank sampah binaan Pegadaian punya peran penting dalam pendidikan dan mengoperasikan kegiatan pengumpulan dan konversi ini setiap harinya.
Limbah Operasional sampai Produk Jadi
Bondan Susilo, Environment Department Head at Astra International menuturkan, perusahaannya juga menerapkan komitmen pada lingkungan dan iklim lewat Astra 2030 10 Sustainability Aspirations. Per 2022, kata Bondan, Astra International mencapai 99 persen tingkat keberhasilan daur ulang dan pemulihan solid waste.
Ia menjelaskan, salah satu praktiknya yakni dengan memanfaatkan semacam bank sampah untuk mengumpulkan berbagai kategori solid waste di beragam lini bisnisnya.
“Bagi solid waste jadi beberapa jenis. Di manufaktur misalnya, ada hazardous waste. Ada juga heavy equipment, infrastructure, information technology, dan teknologi. Beragam lini bisnis, ini beragam limbahnya. Di agro, limbahnya bisa crude palm oil, 99 persen kami daur ulang jadi pupuk dan sumber energi lainnya,” terang Bondan.
Bondan menjelaskan, pengumpulan sampah juga terkadang jadi tantangan. Untuk itu, pihaknya merangkul warga dan pekerja untuk membudayakan pengumpulan sampah di bank sampah binaan.
“Jadi ada bank sampah binaan astra. Itu jadi tempat pengumpulan sampah. Ada bank sampah induk dan unit. Nah, apa nih jenis yang bisa kita koleksi di sales, operation, di Indonesia. Di Auto 2000 misalnya, mereka juga ada sampah solid dari bengkel. Kolaborasi sama bank sampah buat pungut, lalu kerja sama daur ulang untuk olahnya,” jelasnya.
Ia menjelaskan, tiap entitas Astra kemudian mengisikan data limbah yang dihasilkan dan yang masuk pusat daur ulang. Ke depannya, kata Bondan, Astra International akan meriset apa saja sampah produk akhir yang bisa diolah kembali jadi bahan baku.
“Ini yang akan jadi bagian perjalanan daur ulang kami,” pungkasnya.
Simak Video “Belajar Mengelola Sampah dari Kampung Cibunut“
[Gambas:Video 20detik]
(twu/nwy)