Jakarta –
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) kembali memperoleh apresiasi dengan meraih penghargaan bertaraf internasional dari ajang ‘The Asset Triple A-Treasury, Trade, Sustainability Supply Chain & Risk Management” di Singapura, Rabu (6/7). Di ajang tersebut, BRI meraih kategori The Best ‘SME Banker of The Year’ untuk Direktur Utama BRI Sunarso dan ‘Best in Treasury and Working Capital-SMEs’ untuk BRI sendiri.
Penghargaan tersebut diterima secara langsung oleh Sunarso, dan BRI menjadi satu-satunya bank asal Indonesia yang memenangkan penghargaan dari The Asset Triple A. Penghargaan tersebut diperoleh BRI melalui beberapa tahap, mulai dari submission material untuk penilaian kategori penghargaan hingga proses penjurian melalui interview oleh dewan juri. Adapun dewan juri yang melakukan penilaian adalah Executive Editor The Asset Chito Santiago dan Deputy Editor The Asset Darryl Yu.
Sebagai informasi, The Asset merupakan lembaga riset dan penerbit berita bisnis tentang industri keuangan Asia yang telah berdiri sejak 1999 dan berbasis di Hongkong. The Asset mempublikasikan berita, analisa, dan wawasan penting yang ditujukan kepada komunitas pemimpin perusahaan dan pembuat keputusan keuangan secara independen.
Menerima penghargaan bergengsi di regional Asia tersebut, Sunarso selaku ‘mastermind’ di balik kesuksesan BRI di era layanan perbankan digital saat ini menyampaikan terima kasihnya kepada The Asset Triple A yang telah mengapresiasi kinerja BRI. Ia juga mendedikasikan penghargaan tersebut untuk seluruh insan BRILiaN (karyawan BRI).
“Saya dedikasikan penghargaan ini kepada Insan BRILiaN yang telah memberikan kontribusi terbaiknya kepada BRI dan untuk Indonesia,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (7/7/2022).
“Penghargaan ini juga saya persembahkan untuk seluruh nasabah UMKM BRI yang menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia,” lanjutnya.
Sunarso mengungkapkan bahwa UMKM di Indonesia sangat membutuhkan edukasi secara konsisten dan berkelanjutan dari pada advokasi.
“Oleh karenanya, BRI saat ini dan ke depan akan semakin fokus untuk memberdayakan dan mengedukasi pelaku usaha di segmen UMKM tersebut. Pekerjaan kami masih jauh dari selesai untuk memberdayakan UMKM, namun apa yang telah kami capai bersama telah membuat perbedaan dalam kehidupan jutaan pelaku usaha di Indonesia,” jelasnya.
Sunarso menyebut pencapaian BRI kali ini tak lepas dari kinerja positif perseroan yang fokus untuk terus mendorong pertumbuhan kredit, khususnya di segmen UMKM. Diketahui hingga akhir Maret 2022, penyaluran kredit BRI Group tercatat mencapai Rp 1.075,93 triliun atau tumbuh 7,43% yoy.
Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan penyaluran kredit di industri perbankan nasional sebesar 6,65%. Penyaluran kredit kepada seluruh segmen UMKM tercatat tumbuh positif, dengan penopang utama yakni segmen mikro yang tumbuh 13,55%, segmen konsumer tumbuh 4,56%, dan segmen kecil & menengah tumbuh 3,96%.
“Secara umum, portofolio kredit UMKM BRI tercatat tumbuh sebesar 9,24% yoy, dari Rp 826,85 triliun di akhir Maret 2021 menjadi Rp 903,29 triliun di akhir Maret 2022. Hal ini menjadikan proporsi kredit UMKM dibandingkan total kredit BRI terus merangkak naik, menjadi sebesar 83,95%. Proporsi kredit UMKM tersebut akan terus didorong tumbuh hingga 85% pada tahun 2024,” ungkap Sunarso.
Fokus BRI dalam memberdayakan dan membangkitkan aktivitas pelaku UMKM pada saat pandemi tersebut, menjadi motor kinerja keuangan BRI pada kuartal I 2022. Perseroan mampu mencatatkan laba bersih konsolidasian senilai Rp 12,22 triliun atau tumbuh sebesar 78,13% yoy. Sementara untuk aset, pada akhir kuartal I 2022 tercatat aset BRI mencapai Rp 1.650,28 triliun atau tumbuh 8,99% yoy.
Upaya BRI Selamatkan UMKM Selama Pandemi
Sunarso menuturkan sejak awal pandemi terjadi, BRI telah mengambil langkah strategis untuk tetap mempertahankan sustainability kinerja dan berperan aktif dalam mendukung program pemerintah yang terkait dengan percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Strategi lain yang diterapkan BRI yakni melakukan penyelamatan terhadap Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang memiliki peranan krusial terhadap perekonomian Indonesia.
Tercatat UMKM memberikan kontribusi sebesar 60,3% dari total produk domestik bruto (PDB) Indonesia. Selain itu, UMKM menyerap 97% tenaga kerja dan menyediakan 99% lapangan kerja di Indonesia. Namun, adanya pandemi COVID-19 memberikan tekanan berat bagi pelaku UMKM, karena mereka tidak bisa melakukan aktivitas ekonomi sebagaimana biasanya.
Karenanya selama pandemi, BRI menyelamatkan UMKM dengan strategi business follows stimulus.
“Agar stimulus berjalan efektif, BRI menyiapkan empat syarat. Pertama, harus ada dananya, yaitu memastikan anggarannya tersedia. Kedua, data pihak yang mendapatkan stimulus tersedia. Ketiga, kami akan menyiapkan sistem yang kredibel dan reliabel agar stimulus tersebut tepat sasaran. Dan keempat, adalah komunikasi secara terus menerus kepada masyarakat,” papar Sunarso.
Strategi tersebut terbukti berhasil menyelamatkan UMKM di masa pandemi. Hal tersebut ditunjukkan dari angka restrukturisasi kredit terdampak COVID-19 di BRI sebesar Rp 133,74 triliun atau telah turun sebesar Rp 115,59 triliun dibandingkan dengan total akumulasi restrukturisasi COVID-19 di BRI sebesar Rp 249,33 triliun.
Sunarso pun mengatakan pihaknya optimistis angka restruk COVID-19 akan terus menurun seiring dengan pulihnya aktivitas sosial dan ekonomi.
Melalui kepemimpinannya di BRI sejak 2019, Sunarso kembali menetapkan BRI untuk kembali ke khittahnya sebagai bank UMKM. Hal itu pula yang membuat BRI mampu bertahan dari guncangan krisis akibat pandemi.
“Ke depan, BRI akan terus fokus di UMKM, bahkan akan tumbuh ke bawah dengan go smaller ke segmen mikro, bahkan ultra mikro. Strategi fokus di segmen UMKM dan UMi sebagai sumber pertumbuhan baru adalah untuk merealisasikan aspirasi BRI menjadi ‘The Most Valuable Banking Group in Southeast Asia & Champion of Financial Inclusion’ pada tahun 2025,” pungkas Sunarso.
Selain Sunarso yang dinobatkan sebagai The Best SME Banker of The Year, Industry Achievement Award juga diraih oleh Lay Hua So (Managing Director & Head Of Group Transaction Banking UOB) sebagai Transaction Banker of The Year, Chintan Shah (APAC Head of Cash Management Deutsche Bank) sebagai Cash Management Banker of The Year, Makoto Hasegawa (Head of Transaction Banking BNP Paribas Japan) sebagai Transaction Banker of The Year, Yvonne Yiu (Regional Co-Head Of Global Liquidity & Cash Management, Asia Pacific HSBC) dan Erin Huang (China Head Of Cash Management Deutsche Bank) sebagai Cash Management of The Year.
(ega/hns)