Kendati cuaca sedang tak bersahabat karena mendung dan hujan selama dua hari berturut-turut, agen BRILink Sentosa yang terletak di Kompleks Perumahan Bumi Mutiara, Bojong Kulur, Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, itu tetap ramai. Para nasabah bergantian datang ke agen bank jaringan Bank Rakyat Indonesia (BRI) tersebut untuk melakukan transaksi keuangan.
Tidak sampai satu jam, setidaknya tiga nasabah menyambangi agen BRILink yang dikelola oleh Pipih Hopipah bersama suaminya itu. Mereka umumnya melakukan pengiriman uang atau tarik tunai. Jari Pipih pun terlihat lincah memencet perangkat electronic data capture (EDC) setiap kali melayani nasabah. EDC tersebut merupakan pinjaman dari BRI.
“Silakan, Pak! Ada yang bisa dibantu?” sapa Pipih kepada seorang nasabah yang hendak mengirimkan uang ke rekening BRI pada Sabtu, 11 Februari 2023, itu. “Mau transfer uang, Bu,” jawab nasabah itu sambil menyorongkan secarik kertas bertuliskan nomor rekening BRI yang dituju. Tak lupa uang tunai sekitar Rp 1 juta ia serahkan kepada Pipih.
Setelah dilakukan proses transfer, ternyata uang nasabah itu gagal terkirim. Begitu ditelusuri, rupanya nomor rekening tujuan yang diberikan kurang satu angka. Pipih pun menanyakan apakah nasabah itu tetap mau melanjutkan transaksi atau tidak. Nasabah itu menjawab tetap akan mengirim uang dan pamit pulang untuk memastikan kembali nomor rekeningnya.
Tanpa rasa khawatir sedikitpun, sang nasabah meninggalkan uangnya yang akan ditransfer itu di agen. Sekitar 20 menit kemudian, ia kembali dengan nomor rekening yang sudah dipastikan kebenarannya. Proses pengiriman uang pun selanjutnya berlangsung cepat. Selembar struk sebagai tanda bukti pengiriman uang lantas diberikan Pipih kepada nasabah.
Tak berselang lama, nasabah lainnya datang dan meletakkan uang tunai sebesar Rp 900 ribu di meja untuk ditransferkan ke rekening tujuan. Bukannya menunggu sampai selesai transaksi dan memastikan uang sudah terkirim, nasabah itu buru-buru pergi meninggalkan agen. Pipih berjanji akan mengirimkan struk bukti transfer yang keluar dari EDC melalui pesan WhatsApp.
Interaksi antara ‘teller’ dengan nasabah yang cair dan seolah tanpa jarak seperti itu tentu tak lazim dijumpai di kantor bank. Pipih bilang, proses layanan perbankan bak dengan teman sendiri tersebut sangat sering dilakukannya sejak pertama kali membuka agen BRILink pada 2016. “Malah ada yang transfer Rp 25 juta, Rp 50 juta, dikresekin, habis itu ditinggal. Nanti saya WhatsApp bukti transaksinya,” kata Pipih kepada detikFinance.
Penyebab nasabah begitu santainya bertransaksi di agen bank seperti BRILink adalah karena mereka telah percaya kepada pengelolanya. Memang, nasabah Pipih kebanyakan warga kompleks perumahan di sekitar agennya, sehingga saling kenal. Namun, tak sedikit pula nasabah di luar kompleks yang merasa nyaman dengan layanan dan suasana informal yang terbangun di agen Pipih. Alhasil, mereka terus menerus datang ke agennya saat butuh transaksi perbankan.
Ikatan emosional agen-nasabah menyebabkan nasabah yang loyal kepada Pipih terus bertambah. Ia tak punya catatan pasti berapa jumlah nasabahnya, namun kini sudah makin meluas hingga ke luar Bojong Kulur. “Kalau sekarang yang ambil tunai itu sudah (orang dari) Bantargebang. Di sana ada pabrik asal Korea. Ngambil gajinya di sini setiap tanggal 10,” ucap Pipih. Bantargebang berjarak sekitar 6 Km dari Agen BRILink Pipih.
Karena nasabah sangat intens bertransaksi, Pipih sampai tak perlu lagi menanyakan nomor rekening tujuan transfer. Ia tinggal membuka laptop tempatnya menyimpan data nasabah loyalnya. Jangan heran bila identitas nasabah pun ditulis selayaknya memberi nama panggilan untuk teman. “Tinggal di-search. Namanya, misalnya Iwan, ya, sudah. Tapi kita kasih keterangan, Iwan Sotomie atau Iwan Tahu Bulat, misalnya gitu,” terang mantan perawat di rumah sakit mata di Jakarta ini.
Pengakuan yang sama disampaikan Herlina, agen BRILink yang berlokasi di Cikunir, Bekasi, Jawa Barat. Ia menceritakan, beberapa waktu lalu banyak pekerja kereta ringan (light rail transit/LRT) yang mentransfer uang untuk keluarga mereka lewat agen BRILink miliknya. Selain dekat dengan tempat mereka bekerja, juga karena sudah merasa percaya kepada Herlina. Selain pekerja LRT, nasabahnya sangat banyak dan beragam, karena agennya terletak di pinggir jalan raya.
“Awal-awal dulu kita jemput bola. Ada orang bayar listrik, saya samperin. 2016 kan belum setenar sekarang agen BRILink. Masih belum dipercaya oleh masyarakat. ‘Sampai nggak, nih, duitnya?’ Tapi lama-lama agen BRI itu dipercaya orang, dilihat orang, akhirnya kita banyak nasabahnya,” katanya kepada detikFinance, Rabu, 8 Februari 2023.
Infografis BRILink Foto: Infog BRILink/Mindra Purnomo
|