BankTerkini.com – Organisasi Buruh Internasional (ILO) memperkirakan bahwa pada tahun 2024, tingkat pengangguran global akan mencapai 4,9 persen. Angka ini setara dengan 402 juta individu yang ingin bekerja, namun terhalang oleh berbagai faktor, serta 183 juta orang yang secara resmi terdaftar sebagai pengangguran. Fenomena ini menyoroti tantangan besar yang dihadapi oleh banyak negara dalam menciptakan lapangan kerja yang memadai.
Peningkatan jumlah pekerja informal dari 1,7 miliar pada tahun 2005 menjadi 2 miliar pada 2024 juga menjadi perhatian. Pekerja informal sering kali tidak memiliki jaminan sosial atau stabilitas pekerjaan, sehingga berkontribusi pada ketidakpastian ekonomi. Kondisi ini menimbulkan pertanyaan mendalam tentang dampak pengangguran terhadap berbagai aspek kehidupan sosial dan ekonomi.
Salah satu dampak paling signifikan dari pengangguran yang tinggi adalah penurunan tingkat kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan kajian yang dipublikasikan di ejournal.staindirundeng.ac.id, tingginya angka pengangguran berimplikasi pada berkurangnya output aktual dibandingkan dengan output potensial. Akibatnya, level kemakmuran yang dicapai masyarakat menjadi jauh lebih rendah dari harapan.
Selain itu, pengangguran juga mengurangi pendapatan negara. Ketika banyak individu tidak memiliki pekerjaan, aktivitas ekonomi di dalam negeri menurun, yang berdampak langsung pada penerimaan pajak. Hal ini mengakibatkan pemerintah kesulitan dalam menjalankan program-program pembangunan yang vital bagi masyarakat.
Dampak negatif lainnya adalah terhambatnya pertumbuhan ekonomi. Investor cenderung menghindari negara dengan tingkat pengangguran yang tinggi, karena hal tersebut mencerminkan pertumbuhan ekonomi yang lesu. Dengan berkurangnya investasi, perekonomian akan semakin sulit untuk bangkit dari kondisi yang buruk.
Di sisi lain, pemerintah harus mengeluarkan anggaran yang besar untuk mendukung warga yang tidak mampu bertahan hidup. Sejumlah negara terpaksa menyediakan bantuan sosial dan tunjangan bagi pengangguran, sehingga meningkatkan beban anggaran negara. Pengeluaran yang terus meningkat ini berpotensi mengganggu stabilitas keuangan negara.
Ketidakstabilan politik juga sering kali muncul akibat tingginya angka pengangguran. Masyarakat yang tidak puas dengan kondisi ekonomi dapat memicu konflik internal, yang berpotensi mengarah pada kerusuhan sosial. Sejarah menunjukkan bahwa ketidakpuasan sosial dapat berujung pada ketidakstabilan politik yang berkepanjangan.
Baca juga: OJK Cabut Izin Usaha PT Investree Radika Jaya, Ini Alasannya
Lebih lanjut, tingginya angka pengangguran sering kali berbanding lurus dengan peningkatan tindakan kriminal. Menurut jurnal.unpad.ac.id, individu yang tertekan akibat tidak dapat memenuhi kebutuhan dasar cenderung mengambil tindakan nekat, termasuk kriminalitas. Aksi pencurian dan bahkan kekerasan bisa meningkat sebagai upaya untuk bertahan hidup.
Pengangguran juga berkontribusi pada rendahnya tingkat keamanan di suatu negara. Dengan meningkatnya kriminalitas, rasa aman masyarakat akan terganggu. Hal ini berpotensi membuat investor dan wisatawan enggan datang, sehingga memperburuk kondisi ekonomi yang sudah sulit.
Tantangan ini diperparah oleh pertumbuhan populasi yang pesat di negara berkembang, yang menyebabkan persaingan di pasar kerja semakin ketat. Menurut Journal of Law, Administration, and Social Science, tingginya angka kelahiran dan ledakan populasi menciptakan tekanan tambahan pada lapangan kerja yang terbatas. Generasi muda yang terjebak dalam pengangguran menjadi salah satu dampak langsung dari situasi ini, di mana mereka sulit untuk menemukan pekerjaan yang sesuai dengan kualifikasi mereka.
Secara keseluruhan, dampak pengangguran global pada tahun 2024 menunjukkan tantangan besar yang harus dihadapi oleh banyak negara. Upaya untuk mengatasi pengangguran tidak hanya memerlukan kebijakan ekonomi yang tepat, tetapi juga pendekatan yang komprehensif untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menciptakan stabilitas sosial.