Penyandang disabilitas sering dipandang sebelah mata. Hal ini karena keterbatasan fisik yang dianggap menjadi penghalang besar untuk mencapai kesuksesan.
Padahal kesempatan adalah satu-satunya hal yang mereka perlukan untuk bisa berkembang. Hal ini diakui oleh Irma Suryati, warga Kebumen Jawa Tengah yang kini sukses menjadi pengusaha.
“Sebagai penyandang disabilitas saya selalu didiskriminasi. Melamar kerja selalu ditolak. Sehingga lebih baik saya menciptakan lapangan kerja,” katanya kepada detikcom dikutip Rabu (8/12/2021).
Dengan brand ‘Mutiara Handycraft’ yang dia bentuk, Irma memberdayakan teman-teman difabel untuk maju dalam berkarya. Dia mengatakan bisnisnya tersebut fokus pada pembuatan keset berkarakter. Pemilihan produk ini bukan tanpa alasan, selain karena mudah dibuat, keset juga tidak memerlukan modal banyak. Yang dibutuhkan adalah kreativitas dan seni.
“Saya memilih produk utama Mutiara Handycraft adalah keset berkarakter. Karena salah satu modalnya adalah seni. Kami menjual dengan harga tinggi tapi dengan modal sedikit. Keset bisa digunakan di masyarakat luas. Dan pembuatannya gampang sekali, bisa dibawa ke rumah. Saya hanya mengadakan pelatihan,” tuturnya.
Lebih lanjut, Irma menjelaskan saat ini setidaknya ada 300 penyandang disabilitas yang dia berdayakan. Caranya yaitu kain dikirim ke rumah masing-masing. Kemudian mereka kembali menyetorkan keset untuk dijual ke beberapa pasar yang ada di wilayah Jakarta.
“Saya sempat bingung ini pemasarannya gimana. Terus timbul ide pemasaran. Saya datang ke Jakarta. Ada info kalau di situ tempatnya grosir seluruh Indonesia. Maka saya memilih pasar Tanah Abang sebagai tempat pemasaran,” katanya.
Irma bersyukur usahanya berjalan lancar hingga bisa mengantongi Rp 200 juta setiap bulan dan memasarkan produknya sampai ke Australia. Ini tentu mematahkan anggapan bahwa kaum disabilitas tidak bisa mencapai kesuksesan.
“Saya bisa membuktikan kalau penyandang disabilitas kalau dikasih kesempatan bisa berwirausaha, bisa berkarya, bisa berprestasi, dan bisa sukses. Di situ saya diajak Kemenpora untuk ikut Festival Indonesia Gathering di Melbourne Australia. Dari situ saya dapat buyer dari Australia. Saya dapat kontrak 8 tahun,” tuturnya.