Bankterkini.com – Saham PT Xolare RCR Energy Tbk (SOLA) meraih kenaikan mengesankan sebesar 13% ke level Rp125 setelah berhasil melakukan pencatatan perdana, atau yang biasa dikenal dengan IPO, pada Rabu, 8 Mei 2024. Langkah ini menjadi tonggak penting bagi perusahaan dalam memperluas pangsa pasar dan meningkatkan daya saingnya di sektor perdagangan aspal dan jasa konstruksi. “Pencatatan saham SOLA hari ini menjadi milestone penting bagi Perseroan untuk mengungguli kompetisi di bisnis perdagangan aspal dan jasa konstruksi. Kami mengutamakan pertumbuhan usaha yang berkesinambungan, berkualitas dan ramah lingkungan,” kata Direktur Utama SOLA, Mochamad Bhadaiwi saat IPO saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu, 8 Mei 2024.
Saham SOLA yang hari ini resmi menjadi bagian dari saham syariah dan menjadi perusahaan Tercatat ke-24 di BEI untuk tahun 2024 ini, telah melepas sebanyak 656,25 juta lembar saham dengan nilai nominal Rp20 per saham, atau setara dengan 20 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh Perseroan setelah IPO. Harga pelaksanaan IPO Xolare dipatok sebesar Rp110 per saham selama proses aksi korporasi yang berlangsung pada 2-6 Mei 2024, yang menghasilkan penggalangan dana sebesar Rp72,19 miliar. PT UOB Kay Hian Sekuritas dipercaya sebagai penjamin pelaksana emisi Efek dalam proses IPO SOLA.
Direktur Utama SOLA, Bhadaiwi, menjelaskan bahwa sebanyak 71,22 persen dari dana hasil IPO akan dialokasikan untuk meningkatkan modal pada lima entitas usaha Xolare, yaitu PT Xolabit Bitumen Industri (XBI), PT Aspal Polimer Emulsindo (APE), PT Modifikasi Bitumen Sumatera (MBS), PT Aplikasi Bitumen Indonesia (ABI), dan PT Bumiraya Energi Hijau (BEH). Sementara sisanya akan digunakan sebagai modal kerja Perseroan, termasuk pembelian persediaan aspal, biaya operasional kantor, biaya pemasaran, dan biaya sewa kendaraan operasional.
Setelah sukses menggelar IPO dan mencatatkan saham di BEI, Bhadaiwi optimistis bahwa grup perusahaan akan semakin mampu bersaing di industri pengolahan aspal atau bitumen. Integrasi dan sinergi yang solid antar grup menjadi keunggulan kompetitif bagi SOLA yang fokus pada kelestarian lingkungan di wilayah operasionalnya. Selain itu, SOLA juga telah menyiapkan entitas anak untuk berbisnis di bidang konstruksi solar PV untuk kebutuhan on-grid di perumahan dan industri, serta off-grid di wilayah terpencil yang jauh dari jangkauan PLN. Perusahaan juga sedang mengkaji pengembangan bio-bitumen, sebuah inovasi berbasis produk sampingan dari pengolahan minyak nabati, yang menjadi fokus pengembangan berikutnya bagi SOLA.
Kenaikan harga saham SOLA yang signifikan ini mencerminkan kepercayaan pasar terhadap potensi dan strategi pengembangan perusahaan di masa mendatang. Dengan komitmen pada pertumbuhan yang berkelanjutan, kualitas, dan kesadaran lingkungan, SOLA menegaskan posisinya sebagai pemain utama dalam industri pengolahan aspal dan konstruksi yang berkelanjutan di Indonesia.
Baca juga: Berkilau atau Berkabut? Tantangan di Balik Penurunan Harga Emas Dunia Pagi Ini!
Sumber: Bisnis.