Pemerintah menggelontorkan dana Rp 4,3 triliun untuk proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB). Dana tersebut disuntikkan melalui PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI.
Hal itu dipaparkan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI, mengenai pengantar tambahan PMN tahun 2021 dan tambahan PMN tahun 2022 kepada BUMN, serta membahas tambahan PMN tahun 2021 kepada BUMN.
detikcom merangkum beberapa hal terkait suntikan modal negara (PMN) untuk proyek KCJB.
1. Pakai Saldo Anggaran Lebih
Sri Mulyani membeberkan langkah pemerintah yang menyuntikkan penyertaan modal negara (PMN) untuk proyek kereta cepat Jakarta-Bandung (KCJB) sebesar Rp 4,3 triliun.
Bendahara negara itu menjelaskan, suntikan modal tersebut disalurkan melalui PT Kereta Api Indonesia (KAI) Persero, bersumber dari Saldo Anggaran Lebih (SAL) yang totalnya Rp 20,1 triliun yang dikucurkan untuk tiga entitas termasuk KAI.
“Untuk kereta cepat Jakarta-Bandung, kebutuhan untuk memenuhi base ekuitas sebesar Rp 4,3 triliun,” kata Sri Mulyani dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI, Senin (8/11/2021).
2. Alasan APBN Suntik Kereta Cepat
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menjelaskan kepada Dewan mengenai latarbelakang pemerintah mengucurkan PMN untuk proyek kereta cepat Jakarta-Bandung, yang semula konsepnya business to business (B2B) kini ada campur tangan pendanaan dari APBN.
“Ini proyek KCJB yang tadinya business to business, di mana BUMN yang seharusnya memenuhi kewajiban namun karena PT Kereta Api mengalami pukulan dari situasi COVID, jumlah penumpang merosot tajam maka kemampuan BUMN untuk memenuhi ekuitas awal dari kereta cepat tidak bisa dipenuhi oleh mereka,” jelasnya.
Oleh karena itu, pemerintah menyuntikkan dana sebesar Rp 4,3 triliun kepada PT KAI untuk proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.
“Sehingga pemerintah memasukkan Rp 4,3 triliun di dalam Kereta Api Indonesia di dalam rangka untuk memenuhi base ekuitas awal dari penyelesaian kereta cepat Jakarta-Bandung,” tambahnya.
Simak juga Video: Blak-blakan Faisal Basri, Jangan Obral Fasilitas ke China