bankterkini.com
  • Berita Terkini
  • Cari
Senin, November 3, 2025
No Result
View All Result
  • Berita Terkini
  • Cari
No Result
View All Result
bankterkini.com
No Result
View All Result

Tren Deflasi Lima Bulan Beruntun, Apakah Daya Beli Melemah?

Christine Natalia by Christine Natalia
3 Oktober 2024
in News
0
Tren Deflasi Lima Bulan Beruntun

Tren Deflasi Lima Bulan Beruntun

BankTerkini.com – Dalam lima bulan terakhir, Indonesia mengalami tren deflasi yang berkelanjutan. Namun, Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso, menegaskan bahwa deflasi ini tidak mencerminkan penurunan daya beli masyarakat. Menurutnya, deflasi lebih dipengaruhi oleh komponen harga bergejolak (volatile food), bukan inflasi inti yang menjadi indikator daya beli.

“Deflasi yang terjadi bukan karena daya beli masyarakat melemah, tetapi karena harga komoditas tertentu yang fluktuatif. Inflasi inti, yang menjadi penanda daya beli, masih mencatatkan inflasi hingga September 2024,” kata Susiwijono dalam pernyataannya di Kantor Kemenko Perekonomian, Rabu (2/10).

Meski demikian, kekhawatiran terkait dampak deflasi terhadap daya beli tetap muncul dari kalangan pengusaha. Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Shinta Widjaja Kamdani, menyatakan bahwa meskipun deflasi terjadi pada komponen harga bergejolak, efeknya pada tingkat konsumsi masyarakat patut dicermati.

“Kami khawatir ini bisa berdampak pada daya beli masyarakat, yang selama ini menjadi motor utama pertumbuhan ekonomi nasional,” ujar Shinta usai sarasehan bersama Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, di Menara Kadin, Rabu (2/10). Shinta menambahkan bahwa konsumsi domestik merupakan faktor kunci dalam menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia, terutama terlihat dalam indikator Purchasing Manager’s Index (PMI) manufaktur.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), komponen harga bergejolak mencatat deflasi sebesar 1,34 persen pada September 2024, dengan kontribusi terhadap inflasi umum sebesar 0,21 persen. Komoditas utama yang berpengaruh pada deflasi ini meliputi cabai merah, cabai rawit, telur ayam ras, dan daging ayam ras. Di sisi lain, komponen inflasi inti mengalami kenaikan 0,16 persen, dengan andil sebesar 0,10 persen terhadap inflasi umum.

Susiwijono menegaskan bahwa inflasi inti yang menjadi cerminan daya beli masyarakat tetap stabil. “Inflasi inti, seperti sektor properti, tetap menunjukkan tren yang baik. Misalnya, Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) telah mencapai target 166.000 unit, yang habis dalam waktu dua bulan, menunjukkan daya beli kelas menengah masih terjaga,” jelasnya.

Baca juga: Dukung Kestabilan Ekonomi, Kemenaker Siapkan Skema UMP 2025

Lebih lanjut, indikator ekonomi lain seperti Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) juga mencatatkan angka yang positif. Pada Agustus 2024, IKK berada di angka 124,4, lebih tinggi dibandingkan 123,4 pada bulan sebelumnya. Bank Indonesia (BI) mencatat peningkatan ini didorong oleh optimisme Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK), masing-masing sebesar 114,0 dan 134,9.

Meskipun demikian, Susiwijono mengakui bahwa tren deflasi yang berlangsung sejak Mei 2024 menjadi sinyal peringatan bagi pemerintah. Pemerintah tengah menyiapkan langkah-langkah antisipasi untuk menghadapi situasi ini. “Pemerintah tidak menyepelekan tren ini. Kita akan terus melakukan upaya stabilisasi harga agar tidak berdampak pada daya beli masyarakat di masa mendatang,” ujarnya.

Tren deflasi yang dimulai sejak Mei 2024 ini mencatatkan penurunan bertahap, dengan rincian deflasi 0,03 persen pada Mei, 0,08 persen pada Juni, 0,18 persen pada Juli, 0,03 persen pada Agustus, dan 0,12 persen pada September.

Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, menjelaskan bahwa data deflasi yang dirilis oleh BPS mengacu pada Indeks Harga Konsumen (IHK). Menurutnya, deflasi disebabkan oleh faktor-faktor seperti biaya produksi dan kondisi suplai yang tidak stabil.

“BPS tidak serta-merta mengaitkan data deflasi dengan dugaan penurunan daya beli masyarakat. Diperlukan studi lebih mendalam untuk menyimpulkan apakah ada korelasi antara deflasi dan daya beli masyarakat,” kata Amalia.

Dia juga menambahkan bahwa pihaknya akan terus memantau tren deflasi ini, terutama untuk memastikan apakah deflasi terjadi karena pengaruh penawaran atau adanya kebijakan intervensi pemerintah dalam stabilisasi harga. “Upaya pemerintah dalam menjaga stok barang di pasar tentu akan memengaruhi gerakan harga di tingkat konsumen,” ujarnya.

Sebagai informasi, deflasi adalah penurunan harga-harga barang dan jasa di dalam suatu wilayah. Deflasi bisa terjadi karena berkurangnya jumlah uang yang beredar di masyarakat, sehingga daya beli menurun. Sebaliknya, inflasi adalah kondisi di mana harga-harga barang dan jasa naik akibat meningkatnya jumlah uang beredar.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi terjadi ketika terdapat ketidakseimbangan antara permintaan dan penawaran, yang mengakibatkan kenaikan harga secara berkepanjangan. Contoh inflasi di Indonesia biasanya dipicu oleh kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) atau komoditas penting lainnya seperti telur dan cabai.

Dalam situasi saat ini, meskipun tren ini terjadi, pemerintah dan para pelaku ekonomi tetap fokus pada upaya menjaga daya beli masyarakat. Stabilitas harga dan intervensi pemerintah menjadi kunci untuk mengantisipasi dampak negatif dari fluktuasi harga pangan yang terjadi.

Tags: BBMBPSdeflasiekonomiIKKInflasi
Previous Post

Harga BBM di SPBU Pertamina, Shell, dan BP AKR Turun per 1 Oktober 2024

Next Post

Fenomena ‘Makan Tabungan’ pada Kelas Bawah di Tengah Pemulihan Ekonomi

Next Post
Fenomena 'Makan Tabungan' pada Kelas Bawah

Fenomena 'Makan Tabungan' pada Kelas Bawah di Tengah Pemulihan Ekonomi

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Sri Mulyani Geber Ekspor dan Bikin Petani Lada Naik Kelas, Ini Caranya

Sri Mulyani Geber Ekspor dan Bikin Petani Lada Naik Kelas, Ini Caranya

16 Desember 2022
Jurus Petugas Agen BRILink Agar Mitra BRI Tidak Kena Tipu

Jurus Petugas Agen BRILink Agar Mitra BRI Tidak Kena Tipu

19 Mei 2023
Erick Thohir Wacanakan BSI Bantu Suplai Gelang Haji untuk Nasabah

Erick Thohir Wacanakan BSI Bantu Suplai Gelang Haji untuk Nasabah

14 Februari 2023
Strategi BRI Terapkan dan Sosialisasikan Konsep ESG ke Masyarakat

Strategi BRI Terapkan dan Sosialisasikan Konsep ESG ke Masyarakat

26 Oktober 2022
Cara Mudah Jadi Agen BRILink, Siapa Tahu Minat

Cara Mudah Jadi Agen BRILink, Siapa Tahu Minat

28 Juni 2023
Jumlah Nasabah Pinjol Mencapai 129 Juta. Sumber JawaPos

Jumlah Nasabah Pinjol Indonesia Tembus 129 Juta, OJK Tegur 28 Perusahaan Tak Penuhi Aturan Modal

8 Agustus 2024
Formula E Tak Disponsori BUMN, Pertamina Batal, Listrik pun Bayar Sendiri

Formula E Tak Disponsori BUMN, Pertamina Batal, Listrik pun Bayar Sendiri

2 Juni 2022

Purbaya Yudhi Sadewa Tegaskan Tidak Akan Naikkan Tarif Pajak dalam Waktu Dekat

3 November 2025

BI Sumut Siapkan Layanan Perbankan untuk Ajang F1 H2O Danau Toba

27 Januari 2023

Keren! Warga Bantul Bikin Conblock Berbahan Sampah Plastik Tanpa Pembakaran

18 Agustus 2022

UMKM Terpilih BRILIANPRENEUR 2022 Bakal Diajak Tampil di KTT G20 Bali

1 Juni 2022

Bos BSI Respons Kabar Mau Akuisisi BTN Syariah

19 September 2023

Tingkatkan Kesejahteraan Rakyat, BRI Buka Akses Ekspor untuk UMKM

2 Desember 2022

Kebahagiaan Anak-anak Pulau Terluar Tanpa Gadget

12 Oktober 2022

Jusuf Hamka Sarankan Tol Cisumdawu Operasi Full Juli, Ini Alasannya

11 Juni 2023

Nomor Call Center BSI yang Bisa Dihubungi, Awas Penipuan!

31 Maret 2022
© Copyright Bankterkini Team All Rights Reserved

No Result
View All Result
  • Home
  • Entertainment
    • Gaming
    • Movie
    • Music
    • Sports
  • Lifestyle
    • Fashion
    • Food
    • Travel
    • Health
  • News
    • Bussiness
    • Politics
    • Science
    • World
  • Tech
    • Apps
    • Gadget
    • Mobile