PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero) atau PPA menyelesaikan sejumlah proyek di 2021. Perusahaan sedang bertransformasi menjadi National Asset Management Company (NAMCO).
Adapun PPA memiliki 3 lingkup bisnis utama yaitu, Restrukturisasi dan Revitalisasi BUMN, Pengelolaan NPL Perbankan, serta Special Situations Fund (SSF).
Direktur Utama PPA Yadi Jaya Ruchandi mengatakan pihaknya berperan dalam mengoptimalisasi aset negara untuk memberikan nilai ekonomi dan sosial dalam kerangka penguatan BUMN.
“Transformasi yang dilakukan adalah upaya kami untuk dapat menghadirkan 3 Pilar Bisnis sebagai solusi dari berbagai tantangan yang dihadapi korporasi, memberikan nilai bagi penguatan BUMN, serta membantu bisnis berakselerasi secara berkesinambungan,” katanya dikutip Jumat (31/12/2021).
“Tahun 2021 merupakan periode penting di mana PPA melakukan sejumlah perbaikan dan penyempurnaan untuk memperkuat fondasi Perusahaan yang sedang bertransformasi melalui 3 Pilar Bisnis. Upaya tersebut membuahkan kinerja positif di mana PPA mencatatkan laba bersih induk yang melampaui target 2021 hingga empat kali lipat,” kata Yadi.
Dari bisnis Restrukturisasi dan Revitalisasi BUMN, PPA menyelesaikan salah satu langkah restrukturisasi atas PT Barata Indonesia (Persero) atau Barata melalui skema Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) yang ditandai dengan putusan homologasi PN Surabaya pada 6 Desember 2021.
PKPU Barata merupakan langkah awal bagi perusahaan untuk kembali fokus pada bisnis utama di industri manufaktur Indonesia.
Lanjut halaman berikutnya.