BankTerkini.com – Badan Pusat Statistik (BPS) mengeluarkan data terbaru yang menyoroti kenaikan harga beras di semua lapisan rantai distribusi pada bulan Februari 2024. Dalam laporan mereka, kenaikan tersebut mencapai puncaknya dengan angka tertinggi sebesar 24,65% secara Year-on-Year (YoY).
Menurut Deputi Kepala BPS Bidang Statistik Produksi, M Habibullah, harga beras di fasilitas penggilingan mengalami kenaikan sebesar 6,76% secara bulanan (Month-to-Month/MtM) dan melonjak hingga 24,65% YoY. Sementara itu, harga beras di level grosir juga naik signifikan, mencatat kenaikan sebesar 5,96% MtM dan 20,08% YoY.
“Harga beras di tingkat eceran juga tidak terhindar dari kenaikan, dengan angka naik sebesar 5,28% MtM dan meningkat hingga 19,28% YoY,” ujar Habibullah pada konferensi pers yang diselenggarakan pada Jumat (1/3/2024).
Tidak hanya harga beras, harga gabah di tingkat petani juga mengalami kenaikan yang cukup mencolok. Harga gabah kering panen dilaporkan naik sebesar 4,86% MtM atau melonjak hingga 27,14% YoY. Sedangkan harga gabah kering giling juga mengalami kenaikan sebesar 6,13% MtM dan meningkat tajam hingga 33,48% YoY.
Habibullah menekankan bahwa data harga beras yang disajikan oleh BPS mencakup berbagai jenis beras dan seluruh wilayah di Indonesia, memberikan gambaran yang lebih menyeluruh terhadap situasi harga beras saat ini.
Namun, di sisi lain, BPS juga melaporkan potensi produksi beras yang mengkhawatirkan selama periode Januari-April 2024. Angka tersebut diprediksi sebesar 10,71 juta ton, menurun sebanyak 2,28 juta ton atau 17,52% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Deputi Kepala BPS Bidang Statistik Produksi, M Habibullah, menjelaskan bahwa penurunan potensi produksi beras ini merupakan hasil dari penurunan produksi padi dan luas panen, yang merupakan dampak langsung dari fenomena El Nino.
“Diperkirakan potensi produksi padi sepanjang Januari-April 2024 akan mencapai 18,59 juta ton GKG (gabah kering giling), mengalami penurunan sebanyak 3,95 juta ton GKG atau sekitar 17,54% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya,” ungkapnya.
Habibullah juga menambahkan bahwa potensi produksi padi pada bulan Maret 2024 diperkirakan sebesar 6,15 juta ton GKG, dengan puncak produksi tertinggi diharapkan terjadi pada bulan April, mencapai 8,55 juta ton GKG.
Baca juga: Rupiah Melemah, Dolar US Mendominasi!
Sumber: Bloomberg Technoz.