Dua menteri di Kabinet Indonesia Maju turut berkomentar terkait keluhan Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal porsi kredit untuk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Di mana, porsi kredit bagi UMKM hanya sebesar 20 persen dari total kredit perbankan nasional.
Pernyataan tersebut disampaikan Jokowi dalam sambutan saat membuka Kongres Ekonomi Umat Islam ke-2 MUI, Jumat (10/12) lalu. Menteri Koperasi dan Usaha Mikro dan Kecil (UMK) Teten Masduki menjelaskan saat ini porsi kredit UMKM baru mencapai 19,8 persen. Angka tersebut akan terus naik dari tahun ke tahun.
“Hari ini baru 19,8 persen, porsi kredit perbankan untuk UMKM,” ujar Teten selepas acara Penerbitan dan Pembagian Nomor Induk Berusaha (NIB) Bagi Pelaku UMK di Gelora Sabilulungan SOR Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, Senin (13/12/2021).
Teten pun mengakui bahwa presiden telah menginstruksikan agar porsi kredit UMKM mencapai 30 persen di tahun 2024. Peningkatan tersebut diperlukan waktu dan penambahan secara bertahap.
Sehingga, kata Teten, adanya peningkatan tersebut dinilai dapat membatu UMKM agar lebih berkembang lagi.
“Pak Presiden sudah menginstruksikan kepada kami semua, secara bertahap terus ditingkatkan, sehingga nanti di tahun 2024 itu sudah harus di atas 30 persen (porsi kredit) untuk UMKM,” ungkapnya.
“Jadi ini saya kira kesempatan yang bagus bagi UMKM untuk berkembang,” lanjutnya.
Selain itu pemerintah pun menyiapkan untuk memperkuat sisi permintaan pasar. Di mana nantinya, sebanyak 40 persen belanja pemerintah harus berasal dari UMKM.
“Bukan hanya segi pembiayaan saja, pak presiden sudah menginstruksikan memperkuat dari sisi market demand. Belanja pemerintah sekarang, 40 eprsen harus menyerap produk UMKM dan itu nilainya 147 triliun. Dan ini akan terus menarik dari tahun ke tahun,” terang Teten.